09 Februari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 65

Bab 65 – Kuma-san Membuat Buku Bergambar

Pertama-tama, aku mesti memikirkan tentang isi cerita.
Tentu saja, tema yang kugunakan haruslah tentang Kuma.
Kenapa begitu? Karena anak ini sangat lengket denganku (Kuma).
Tapi, adakah buku bergambar yang menceritakan tentang Kuma?
Yang bisa kuingat hanyalah Kuma dari cerita dongeng Kintaro.
Oh iya, ada juga lagu 『Mori no Kuma-san』.
Aku mencoba mengingat-ingat masa kecilku, tapi sepertinya terlalu banyak hal yang susah kuingat.
Kalau begini, satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanyalah membuat cerita berdasarkan hal yang sudah kualami.
Aku pun mulai menggambar seorang gadis kecil.
Di sebelahku, Putri Flora terus menatapku.
Mungkin melihatku menggambar di atas kertas merupakan hal yang menarik baginya, dia terus menatapku tanpa bicara.
Karakter gadis kecil yang kugambar berbasis dari Fina.
Lebih mudah menggambarnya bila sudah ada basisnya.

「Gadis itu persis seperti Fina-chan ya?」

Gambar Fina versi chibi terpampang di atas kertas.

「Yah, soalnya ini berdasarkan pengalaman Fina.」

「Wah, begitu ya?」

Sang tokoh buku bergambar, Fina, sedang duduk agak jauh dari kami sambil dengan gugup menyeruput minuman yang disajikan oleh seorang maid-san.
Bagaimanapun, rakyat jelata sepertinya pasti sangat jarang mendapat kesempatan menikmati teh yang dihidangkan oleh maid-san.

Aku membuat beberapa gambar demi melengkapi cerita.
Akhirnya, tiba saatnya aku menggambar adegan kemunculanku (Kuma).

「Wah, Kuma-san yang imut.」

Aku menggambar Kuma (diriku) versi chibi.
Sebenarnya kalau berwarna-warni pasti akan lebih cantik, tapi aku sudah cukup puas dengan warna hitam-putih.

「Waah…」

Putri Flora memandangi gambar Kuma-san dengan mata berbinar-binar.

「Omong-omong, ini pertama kalinya aku melihat gambar seimut ini.」

「Begitukah?」

「Aku mengenal banyak pelukis, tapi belum pernah kulihat gambar seperti ini.」

Apakah di dunia ini belum ada seni menggambar chibi?
Yah, di dunia asalku juga awalnya tidak ada seni menggambar chibi.
Kalau di jaman Edo atau Sengoku sudah ada gambar imut seperti ini, mungkin tidak akan ada yang namanya peperangan. Hal bodoh semacam itulah yang sempat terlintas di benakku.
Sekarang aku sedang menggambar adegan Kuma-san yang bertemu dengan si gadis.

「Apa yang akan terjadi pada gadis itu?」

Putri Flora bertanya padaku.
Tapi aku tidak akan menjawabnya sekarang.

「Tunggu saja sampai aku selesai menggambarnya.」

「Ayo cepat gambar! Cepat gambar!」

Aku mulai menulis kembali.
Setelah itu aku juga membuat banyak gambar sebagai pelengkap.
Akhirnya aku menggambar adegan saat si gadis kembali ke kotanya dan Kuma-san kembali ke dalam hutan, yang merupakan pertanda berakhirnya buku bergambar ini.

「Selesai…」

Butuh beberapa jam bagiku untuk membuatnya, tapi ini sudah kuanggap sebagai mahakaryaku.
Aku bukanlah penulis buku bergambar profesional, jadi yang seperti ini sudah cukup bagus.
Kurapikan lembaran karyaku lalu kuserahkan pada Putri Flora.

「Kuma-san memberikan ini padaku?」

「Aku akan senang sekali kalau kau mau membacanya.」

「Terima kasih, Kuma-san!」

Dia menerima karyaku dengan gembira.

「Wah, senang sekali Putri Flora. Supaya tidak tercecer, nanti bukunya akan kujilid ya?」

Putri Flora membaca buku bergambar itu dengan riang.
Baguslah kalau bisa membuatnya sebahagia itu.
Aku bisa menggambar semua itu dalam beberapa jam bukanlah berkat kekuatan kostum Kuma, melainkan kemampuanku sendiri.
Untuk pertama kalinya sejak kedatanganku di dunia ini, aku bisa merasakan kemampuanku dapat berguna bagi orang lain.
Saat aku sedang meregangkan otot bahu dan punggungku, terdengar suara ketukan pintu, lalu masuklah seorang maid-san.

「Tuan Putri, waktu makan sudah tiba.」

「Kalau begitu, bagaimana kalau kita juga pamit?」

Ellelaura-san mulai bangkit.
Aku juga bangkit dari kursiku.

「Kuma-san mau pergi?」

Saat Ellelaura-san berkata pada Putri Flora bahwa kami hendak pamit, dia menggenggam kostumku dengan erat.

「Putri Flora, aku akan kembali lagi ke sini.」

「Benarkah?」

「Aku akan berada di ibu kota untuk sementara waktu, jadi kita masih bisa bertemu lagi.」

「Aku mengerti.」

Tangan kecilnya akhirnya melepaskan kostumku.

「Fina, ayo kita pulang. Jangan melamun terus.」

「Yuna-oneechan?」

Fina akhirnya mulai sadar kembali.
Kalau Fina tahu tentang isi buku bergambar itu, mungkin dia bisa pingsan, jadi aku tidak akan mengatakan apa pun.
Kami berpamitan dengan Putri Flora lalu keluar dari kastil.
Pada akhirnya kami hanya mengunjungi tempat latihan para ksatria serta kamar tuan putri.
Yah, paling tidak kami bisa menikmati lorong dan keindahan kastil tersebut.
Meskipun sebenarnya aku ragu apakah Fina, orang yang paling ingin ke kastil, bisa benar-benar menikmatinya atau tidak.

 

Sekembalinya kami ke Kuma House, Noa sudah duduk menunggu di depan pintu masuk.
Begitu melihat kami, dia langsung berdiri dan berteriak protes.

「Ibunda! Kenapa pergi tanpa memberitahuku?!」

「Karena kamu belum bangun.」

Ellelaura-san menjawabnya dengan tenang.

「Bagaimana dengan pekerjaan ibunda?」

「Aku bisa mengerjakannya sore ini, jadi tidak masalah. Kali ini aku hanya memandu mereka berkeliling kastil. Kamu sudah berkali-kali ke sana, jadi tidak apa-apa kalau kamu tidak ikut, 'kan?」

「Tapi bukan berarti aku tidak perlu diajak!」

「Kalau begitu bangunlah lebih awal.」

「Uu… Aku mengerti. Tapi lain kali tolong bangunkan aku.」

「Asalkan kamu tidak mengigau 『Sebentar lagi…』 di dalam tidurmu.」

Noa hanya terdiam dengan wajah yang memerah.

「Tapi kamu kok bisa tahu mencariku di sini?」

「Suririna bilang bahwa dia melihat ibunda menggumam, "Piza, piza." saat berangkat. Tapi ibunda tidak ada saat aku datang ke sini.」

「Yah, sebagai ganti piza, aku mengajak mereka berkeliling kastil.」

「Kalau begitu, sekarang saatnya makan piza?」

「Aku akan membuatnya sekarang. Noa sudah makan siang?」

「Aku hanya menunggu di sini sendirian.」

「Berarti kau belum makan ya?」

「Soalnya aku juga ingin makan piza.」

「Kalau begitu kita akan membuatnya sekarang. Kalian berdua, ayo bantu aku.」

Kami pergi menuju tempat oven batu berada dan mulai mempersiapkan piza.
Meski kubilang begitu, semua bahan-bahan yang dipersiapkan kemarin sudah tersimpan di Box Kuma.
Kali ini kami hanya memotong bahan-bahan, menaburkannya di atas adonan, lalu memanggangnya.
Hari ini ada kami berempat, berarti tidak masalah kalau ukurannya sama dengan yang kemarin, 'kan?
Persiapan sudah selesai dan oven batu sudah cukup panas, sekarang saatnya memasukkan piza ke dalam oven.
Piza tersebut perlahan-lahan matang di dalam oven batu.

「Aromanya sedap sekali.」

「Aku ingin menyantap makanan seenak ini setiap hari!」

「Kau bisa gemuk.」

「Makanan ini bisa membuat gemuk?」

「Makanan ini mengandung banyak lemak. Gak apa-apa kalau memakannya beberapa kali dalam sebulan. Tapi kalau terlalu sering memakannya, kau bisa cepat muak. Bagaimanapun, sesuatu yang berlebihan itu gak baik.」

Kalau ada berbagai macam taburan, mungkin akan lain ceritanya.
Sepertinya aku mesti berburu bahan-bahan di ibu kota lagi.
Terutama beras, kecap, miso, serta ikan laut.

Piza sudah matang, jadi aku mengeluarkannya dari oven batu.
Aku memotongnya menjadi empat bagian lalu meletakkannya masing-masing di atas piring.

「Kalau begitu, selamat makan.」

「Masih panas, hati-hati.」

Mungkin tidak akan ada masalah, tapi tetap saja aku memberinya peringatan.

「Wah, enak sekali.」

「Ya, enak!」

Selagi mereka menyantapnya, aku mulai bersiap untuk memanggang porsi kedua.
Kemarin dua piza rasanya terlalu banyak untuk 4 orang.
Hari ini pun ada 4 orang, tapi Ellelaura-san merupakan orang dewasa, jadi porsinya mungkin akan pas.

「Yuna-oneechan, saya akan membantu.」

「Fina, kau makan saja. Ini cuma sebentar kok.」

「Tapi…」

「Gak perlu khawatir.」

「Baiklah.」

Fina tampak merasa bersalah.
Padahal dia tidak perlu merasa bersalah.
Persiapan porsi kedua sudah selesai, dan aku pun lanjut memakan pizaku selagi piza kedua dalam proses pemanggangan.
Sepertinya Ellelaura-san menyukainya karena piza di piringnya sudah habis.
Ellelaura-san masih belum kenyang, sepertinya dua piza memang pas untuk kami berempat.

「Kamu benar, ini terasa agak berlemak. Aku jadi ingin sesuatu yang menyegarkan.」

「Kalau begitu, sebagai pencuci mulutnya, kau mau puding?」

「Mau!」

Teriak Noa.

「Puding? Apa itu?」

「Itu adalah makanan yang manis dan enak.」

Noa memberikan penjelasan.
Yah, perkataannya memang benar sih, tapi…
Dia bisa lebih cepat memahaminya kalau mencobanya langsung, jadi aku pun mengeluarkan puding dari Box Kuma.

「Inikah yang namanya puding?」

「Masing-masing dapat satu.」

Meskipun kubilang begitu, toh memang hanya ada 4 porsi di atas meja.
Stok pudingku sudah sangat menipis, jadi apa boleh buat.
Kami sudah banyak memakannya saat dalam perjalanan ke ibu kota dan bahkan setelah tiba di ibu kota.
Stok telurku juga sudah menipis.
Aku banyak menggunakan telur saat memasak.
Sebelum berangkat ke ibu kota, aku juga sudah banyak membagikan puding.
Sepertinya aku harus segera kembali ke Crimonia dan menambah stok telurku.

「Makanan apa ini? Pizanya enak, puding ini juga enak. Kalau kamu membuka toko, aku yakin pasti akan laris manis.」

「Kalau kamu membuka toko, aku akan datang membeli setiap hari!」

Pasangan ibu dan anak ini memujiku dengan semangat.

「Dengan pasokan telur yang kumiliki sekarang, kurasa masih mustahil. Aku mesti mendapatkan lebih banyak pasokan telur.」

「Kamu benar, telur merupakan bahan makanan mahal. Kalau kamu ingin membuka toko, pasti akan susah mendapatkan pasokan yang cukup.」

Sepertinya cara mendapatkan telur yang kumaksud berbeda dengan cara yang Ellelaura-san maksud.
Aku belum ingin usaha telurku terlalu dikenal, jadi aku tidak akan meluruskannya.


「Kalau begitu, aku akan pamit sekarang. Yuna-chan, terima kasih ya untuk hari ini.」

「Sama-sama, aku juga bisa berkunjung ke kastil karenamu.」

「Maaf ya soal yang tadi. Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu dengan Putri Flora, dan kamu sampai membuat buku bergambar untuknya.」

「Gak apa-apa. Toh kau sudah membantuku saat aku membeli lahan.」

「Tapi waktu itu aku membantumu demi membalas jasamu yang sudah banyak membantu Cliff dan Noa.」

「Kalau begitu, saat nanti aku mendapat masalah, tolong bantu aku.」

「Oke. Kalau kamu mendapat masalah, jangan ragu katakan padaku. Aku mungkin bisa mengurusnya sampai batas tertentu.」

「Memangnya kau kira aku ingin melakukan perbuatan ilegal?」

「Kalau tidak, seandainya kamu ingin bekerja di kastil, aku bisa merekrutmu.」

「Terima kasih atas tawaranmu, tapi aku gak berminat.」

「Fufu. Kalau begitu, aku mesti pamit sekarang. Kalau aku telat, perdana menteri bisa marah besar.」

Ellelaura-san bergegas kembali ke kastil.
Sementara itu kami bertiga memutuskan untuk berjalan-jalan di ibu kota.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar