28 Mei 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 2

Bab 2 – Kuma-san Bertemu dengan Seorang Gadis

Aku membuka mataku.
Ini bukan di "My Home". (Saat kau memasuki game, kau akan langsung berada di "My Home")
Aku berada di hutan yang tidak kukenal.
Dengan memakai perlengkapan Kuma.
Kedua tangan, kedua kaki, dan badanku.
Ini Set Kuma yang baru saja kudapat tadi.
Tiba-tiba saja aku sudah memakainya, hukuman macam apa ini.
Tapi setelah terlanjur memakainya, ternyata rasanya sangat nyaman.
Saat kulihat tanganku, ada sarung tangan boneka beruang.
Kucoba menggerakkan mulutnya.
Eh, kok imut.

Kulihat sekitarku, tapi tidak ada seorangpun di sini.
Untuk sekarang, aku lega karena tidak ada orang yang melihatku dalam keadaan memalukan seperti ini.

「Pertama-tama, kuganti dulu pakaianku」

Mengganti perlengkapan hanya bisa dilakukan di My Home.
Kucoba mengeluarkan item dari item box-ku, tapi item box-ku tidak terbuka.
Bug kah?
Ini merepotkan, tapi kuputuskan untuk log out dan log in lagi.

「Kenapa ini...」

Layar log out tidak muncul.
Apa boleh buat, aku pun mencoba menghubungi beberapa teman dari friend list-ku, tapi layar friend list tidak muncul.
Untuk saat ini, demi mengetahui posisiku, aku akan membuka layar map.

「Hah?」

Layar map pun juga tidak muncul.

「Hei, ada apa ini?」

Aku mencoba membuka layar status.
Inilah yang muncul.


Nama: Yuna
Level: 1

Skill:
Bahasa dunia lain
Huruf dunia lain


「Apa-apaan ini~~~」

Update bermasalah?

「Oi, administrator, ada apa ini. Karakter yang sudah kukembangkan selama setahun, sekarang kembali ke level 1. Aku ingin kompensasi.」

Tidak, aku tidak butuh uang, yang kuinginkan hanyalah karakterku kembali seperti sedia kala.
Tiba-tiba terdengar bunyi *Cling*.
Bunyi itu adalah pertanda ada pesan yang masuk.
Awalnya kukira kalau itu adalah pesan permohonan maaf dari administrasi, jadi aku mencoba melihat layar pesan, tapi layar itu tidak muncul juga.

「Bagaimana aku bisa membacanya?」

Saat aku berpikir begitu, layar pesan seketika muncul di depan mataku.


Pengirim: Tuhan

Selamat, Yuna-chan.
Berdasarkan hasil survey, kau berhasil terpilih.
prok prok prok prok
Tempatmu sekarang berada bukanlah dunia game.
Ini adalah dunia yang kukelola.
Dengan kata lain, ini adalah dunia lain.
Kuputuskan untuk mengizinkanmu hidup di dunia ini.
Tentu saja, aku memberikanmu Set Kuma karena tidak mungkin kubiarkan kau memulai hidup di dunia yang baru dalam keadaan telanjang.
Aku juga sudah menyiapkan hadiah-hadiah lain, semoga nanti kau bisa menemukannya.


「Ini event baru?」

Pertama-tama, aku akan mencari pemain lain karena aku tidak mengerti.
Dunia lain apaan, itu hanya ada di novel.
Mana mungkin hal itu terjadi di dunia nyata.
Orang kurang kerjaaan mana yang iseng melakukan ini?

Masalahku sekarang adalah aku tidak mengetahui posisiku saat ini.
Aku hanya level 1, aku akan mati kalau diserang monster.
Kalau aku mati, apakah aku akan kembali ke My Home?
Untuk sekarang, mari keluar dari hutan.
Tapi akan sulit bagiku kalau aku tidak memiliki senjata.
Yang kupunya saat ini hanyalah boneka beruang yang mulutnya bisa dibuka.
Selagi aku berjalan di hutan sambil melihat sekeliling, mataku tertuju pada sebatang kayu dengan panjang yang cocok untukku.
Aku memegangnya dengan mulut Kuma.

「Bisakah kupakai ini sebagai senjataku?」

Bagaimanapun juga, kayu ini lebih baik daripada tangan kosong, jadi kuputuskan untuk membawanya.
Aku merasa seperti pahlawan yang memakai tongkat kayu. (Di game RPG Jepang, banyak tokoh utama yang memakai tongkat/pedang kayu sebagai senjata pertamanya)
Sambil berjalan menembus hutan seperti seekor beruang yang memegang tongkat, tiba-tiba muncul seekor Wolf.
Wolf adalah monster berwujud serigala yang biasanya muncul di sekitar kota untuk pemula.
Aku ingin mengetahui statusnya, tapi layar statusnya tidak mau muncul.
Tiap Wolf berbeda-beda, tergantung levelnya.
Umumnya Wolf adalah monster yang lemah, tapi aku tidak yakin kalau aku bisa mengalahkannya dengan tongkat kayuku.
Setidaknya yang muncul hanyalah satu ekor dan bukan satu kawanan.
Aku memegang tongkat kayu layaknya sebuah pedang. Wolf itu berlari dan melompat tepat ke arahku.
Aku menghindar ke samping seperti yang biasa kulakukan di game dan memukulkan tongkat kayu ke sisi Wolf itu.
Kalau yang kupegang adalah pedang, badan Wolf itu pasti sudah terbelah dua.
Wolf itu berteriak "kaing" dan berhenti bergerak.
Tak kusangka, Wolf itu kalah dengan hanya satu serangan.
Apa jangan-jangan ini memanglah tongkat kayu sang pahlawan?
Aku pun mengangkat tongkat kayu tinggi-tinggi.
Yah, cukup bercandanya.
Hah?
Aku mengamati Wolf itu, tapi tidak ada perubahan sama sekali.
Meskipun aku sudah mengalahkannya, bangkainya tidak berubah menjadi item.
Ketika seekor monster mati, seharusnya bangkainya menghilang dan menjatuhkan item.
Biasanya Wolf menjatuhkan daging dan bulu, kalau beruntung kadang bisa menjatuhkan batu sihir. Wolf yang ini tidak menghilang. Kucolek dengan tongkatku, tetap tidak bergerak.
Sudah tidak diragukan lagi, Wolf ini sudah mati.
Apa pesan yang kudapat tadi serius?
Apa ini benar-benar dunia lain?
Untuk sekarang, ayo bergegas pergi menjauh dari sini.
Monster-monster lain mungkin akan datang ke sini karena mencium bau darah Wolf.
Aku tidak mengetahui cara menguliti Wolf di dunia nyata.
Kemungkinan besar aku tidak akan bisa melakukannya kalau hanya berbekal pengetahuan dari game dan novel.
Aku berjalan sebentar setelah mengalahkan Wolf, tapi aku masih belum bisa keluar dari hutan ini.

「Lapar~」

Aku tidak bisa mengeluarkan makanan karena tidak bisa membuka item box.
Tidak, mungkin saja tidak ada makanan di item box-ku karena ini bukan dunia game.
Kalau aku tidak secepatnya bertemu dengan orang lain, aku malah bisa mati kelaparan sebelum mati dibunuh monster.

Aku sudah berjalan jauh di hutan ini, tapi tidak sedikitpun merasa lelah.
Apakah ini berkat sepatu Kuma ini?
Sepatu ini memalukan, tapi sangat berguna.

「Siapapun, tolong saya…」

Itu suara manusia.
Mungkin berbahaya, tapi ini pertama kalinya aku mendengar suara orang lain.
Aku bergegas menuju sumber suara itu meskipun aku tahu akan berbahaya.
Aku berlari dan tiba di lokasi yang agak terbuka.
Ada seorang gadis kecil terjatuh. Tiga ekor Wolf hendak menyerangnya.
Gadis kecil itu ketakutan sampai kakinya lemas dan tidak sanggup berdiri.
Sambil berlari, aku mengambil tiga buah batu seukuran bola tenis yang tergeletak di tanah.
Aku menggenggamnya erat dengan menggunakan mulut Kuma hitam.
Aku melempar batu-batu tersebut untuk menarik perhatian Wolf. Lempar. Lempar.

「Hah?」

Batu-batu tersebut tepat mengenai Wolf.
Ketiga Wolf itu mengucurkan darah dan kemudian jatuh.
Aku tidak menyangka kalau lemparanku akan mengenai mereka.
Apa jangan-jangan beruang ini memperbaiki arah lemparanku?
Aku menggerak-gerakkan mulut Kuma.
Ketiga Wolf itu sudah mati, jadi aku menghampiri si gadis kecil.

「Kau baik-baik saja?」

Aku mencoba berbicara dengan gadis berambut hitam dengan usia sekitar 10 tahun.
Di game tidak ada pilihan karakter seperti ini, jadi dia pasti NPC. (NPC: Non-Playable Character. Karakter yang tidak bisa dimainkan di game)

「Te-terima kasih banyak?」

「Kenapa jadi pertanyaan?」

「Apakah kamu akan memakan saya?」

「Gak akan.」

「Apakah kamu Kuma-san?」


Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 1 Bab 2 Bahasa Indonesia

Aku jadi ingat penampilanku.
Aku membuka hoodie kostum beruang yang imut ini dari kepalaku.

「Sekarang gak apa-apa 'kan?」

「Ah, iya.」

Kucoba melihat status gadis ini, tapi layarnya tidak muncul.
Tiap NPC seharusnya memiliki informasi tentang mereka, tapi gadis ini tidak memilikinya, apakah ini bug atau memang benar-benar dunia lain?
Saat aku melihat bangkai Wolf yang bersimbah darah, kemungkinan besar kalau ini memang dunia lain.
Untuk saat ini aku akan berbicara dengan gadis kecil ini.

「Kau sendirian?」

「Ah, iya, ibu saya sedang sakit jadi saya pergi mencari tanaman obat.」

「Gadis kecil sepertimu?」

「Saya tidak punya uang. Saya tidak sanggup membeli obat di kota jadi saya pergi ke hutan untuk mencari obat. Lalu saya diserang sekawanan Wolf.」

「Ada kota di dekat sini?」

Yak, informasi yang bagus berhasil kudapat.

「Ya, ada. Onee-chan bukan berasal dari Crimonia?」(Onee-chan: panggilan untuk kakak perempuan)

「Aku berasal dari daerah yang agak jauh. Aku sedang tersesat, maukah kau menuntunku ke sana?」

「Ya, baiklah.」

「Ayo berangkat.」

Saat aku mau mulai berjalan...

「Onee-chan, apa bangkai-bangkai Wolf itu akan ditinggalkan begitu saja?」

「Aku gak bisa mengulitinya dan aku juga gak bisa membawanya begitu saja.」

「Sayang sekali. Bulu dan daging Wolf laris dijual, batu sihirnya juga. Meskipun harganya murah, tapi gampang dijual.」

「Kau bisa mengulitinya?」

「Ya, saya bisa.」

「Kalau begitu, tolong kuliti. Uang penjualannya kita bagi rata. Aku jadi gak repot.」

「Benarkah?」

「Ya. Aku gak bisa menguliti dan aku butuh uang saat memasuki kota nanti, jadi aku akan sangat tertolong.」

「Ya, saya mengerti.」

Gadis itu kemudian mengeluarkan pisau kecil dan mulai menguliti bangkai-bangkai Wolf.

「Kau lumayan jago mengulitinya.」

「Ya, karena kadang saya melakukan pekerjaan seperti ini.」

Beberapa saat kemudian tiga bangkai Wolf selesai dikuliti oleh tangan seorang gadis kecil.
Bulu, daging, dan batu sihir dipisahkan dengan indah.
Kami berdua membagi barang bawaan untuk masing-masing kami bawa.
Sangat merepotkan tanpa item box.
Kalau di game, kau bisa menyimpan item hanya dengan menyentuhnya.

「Kotanya dekat?」

「Ya, dekat. Itulah kenapa saya berani pergi mengambil tanaman obat.」

「Jadi, kau sudah mendapatkan tanaman obatnya?」

「Saya sudah mendapatkannya. Saya diserang saat saya akan pulang.」

「Baiklah, ayo berangkat…」

Aku bermaksud memanggil namanya, tapi aku baru sadar kalau aku belum menanyakan namanya.

「Nama saya Fina.」

「Aku Yuna. Kalau begitu, ayo berangkat, Fina.」

Setelah beberapa saat berjalan menembus hutan, akhirnya aku bisa melihat tembok kota di kejauhan.
Oh, ternyata kota itu lumayan besar.
Temboknya begitu tinggi sampai bisa terlihat dari sejauh ini.
Dengan tembok setinggi itu, kota akan aman dari serangan monster.

Sambil berjalan menuju kota, aku menyempatkan diri untuk menanyai Fina tentang banyak hal.
Dunia ini sepertinya bukanlah dunia game yang selama ini kuketahui.
Kota-kota yang merupakan titik hidup kembali para pemain yang mati, tidak ada di dunia ini .
Mungkin saja ini adalah benua yang baru ditambah saat update, tapi semakin aku mendengarkan cerita Fina, semakin kecil kemungkinan kalau dunia ini adalah dunia game.
Saat aku tiba di kota nanti, aku yakin akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Jika aku tidak bertemu satu pemain pun di kota itu, kuputuskan untuk mempercayai bahwa dunia ini memanglah dunia lain.

Untuk memasuki kota, diperlukan kartu tanda pengenal ataupun kartu Guild.
Saat kubilang kalau aku tidak memiliki kartu apapun, Fina mengajariku kalau aku bisa mendapatkan kartu Guild dari Guild Petualang.
Tapi untuk saat ini, aku harus membayar satu koin perak demi bisa memasuki kota, serta bersedia diperiksa apakah aku mempunyai catatan kriminal atau tidak.
Berhubung aku baru saja tiba dan belum pernah melakukan tindak kriminal, seharusnya tidak ada masalah.

Untuk sekarang, kami masih agak jauh dari pintu masuk kota, jadi aku memeriksa statusku.
Oh, levelku bertambah.


Nama: Yuna
Usia: 15 tahun
Level: 3

Skill:
Bahasa Dunia Lain
Huruf Dunia Lain
Box Dimensional Kuma

Perlengkapan:
Sarung Tangan Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sarung Tangan Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Kostum Kuma Hitam dan Putih (Tidak bisa ditransfer)


Heh?
Ada skill baru.
Kubaca deskripsinya.


Box dimensional Kuma
Mulut Kuma putih adalah ruang yang tidak terbatas.
Ia bisa memakan apapun (yang kau masukkan).
Namun, ia tidak bisa memakan makhluk yang masih hidup.
Waktu terhenti bagi benda yang masuk.


Sepertinya aku mendapatkan sesuatu yang mirip seperti item box.
Di dalam game, makanan tidak akan membusuk kalau dimasukkan ke item box.
Kalau seperti ini, apakah ini sebenarnya memang dunia game?
Tapi fitur ini hanya melekat ke perlengkapan Kuma.

「Hm?」

Kukira item box-nya kosong, tapi sepertinya ada uang di dalamnya.
Ada juga selembar kertas.
Kukeluarkan kertas itu dari mulut Kuma putih dan mulai membacanya.

(Aku membawakan uangmu yang kau anggap paling penting di dunia asalmu. Tentu saja, karena kau tidak akan bisa begitu saja menggunakan uangmu itu di dunia ini, aku sudah menukarkannya sesuai dengan mata uang di dunia ini. -Tuhan)

Aku sangat bersyukur, tapi dengan begini, dunia lain menjadi terasa lebih baik daripada dunia asalku.
Kalau ini memang dunia lain, uang akan sangat berguna.
Itu karena hal yang paling kupercayai di dunia ini adalah uang.
Aku mengonfirmasi bahwa ada uang dengan jumlah yang luar biasa di box.
Tapi, dengan uang sebanyak ini bukankah aku juga bisa mengurung diri di dalam rumah seumur hidupku di dunia ini?
Mari dipikirkan lagi setelah berhasil memasuki kota.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar