01 Juni 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 3

Bab 3 – Kuma-san Menjual Wolf

Saat kami tiba di gerbang kota, kami disambut oleh seorang penjaga.
Matanya menatapku tajam.
Kemudian aku menyadari alasannya; Kuma, Bear, Beruang.
Mau bagaimanapun penulisannya, intinya tetap sama.
Aku tidak boleh terlihat mencurigakan; Fina bilang kalau pakaianku imut.
Menurutku malah terlalu imut, saking imutnya sampai membuatku malu.
Akan lebih cocok kalau gadis seusia Fina yang memakainya.
Seorang hikikomori sepertiku tidak terlihat cocok memakainya.
Meskipun tadi kubilang kalau Set Kuma ini imut, aku lebih memilih kalau orang lain tidak melihatku memakainya.

「Kau nona kecil yang tadi pergi mencari tanaman obat! Apakah kau berhasil mendapatkannya?」

「Iya.」

Fina tersenyum gembira.

「Baguslah. Sepertinya kau sudah menepati janjimu dengan tidak masuk terlalu dalam ke hutan. Soalnya ada banyak monster di pedalaman hutan…」

Aku hanya bisa tersenyum kecut.

「Jadi, siapa nona muda berpenampilan aneh ini?」

「Kuharap kau gak banyak mengomentari penampilanku.」

「Yah, tiap orang punya gayanya masing-masing. Kalau begitu, tolong tunjukkan kartu identitas kalian sebelum masuk.」

Fina menyodorkan kartu identitasnya kepada penjaga tersebut.
Kartu itu sudah diperlihatkannya padaku tadi saat perjalanan menuju ke sini.
Penduduk kota ini tidak dikenakan biaya masuk, tapi pendatang dari luar kota harus membayar biaya pajak sebesar satu koin perak.

「Aku sedang dalam perjalanan.」

「Kau bepergian sendirian dengan penampilan seperti itu?」

Aku mengangkat sarung tangan boneka beruangku dan menggerakkan mulutnya.

「Untuk saat ini sih begitu.」

Hanya jawaban itulah yang bisa kuberikan.

「Identitasmu?」

Satu kata itu keluar dari mulut sang penjaga.
Masalahnya, aku tidak memiliki kartu identitas dan semacamnya.

「Aku gak punya. Tapi aku tetap bisa masuk dengan membayar satu koin perak, 'kan?」

「Kau… tak memilikinya? Kartu dari kota manapun bisa. Kartu Guild pun bisa juga.」

「Selama ini aku tinggal di tempat yang tidak membutuhkan kartu identitas.」

「Itu… tidak biasa.」

「Begitukah?」

「Hmm, tidak juga.」

「Jadi, aku boleh masuk?」

「Ya, pendatang boleh masuk setelah membayar pajak satu koin perak. Orang tanpa identitas akan dicek latar belakangnya… tapi kurasa tidak akan ada masalah kalau ini pertama kalinya kau ke kota.」

Aku memberikan satu koin perak yang sebelumnya sudah kuambil dari mulut Kuma putih kepada penjaga tersebut.

「Kalau begitu, mari kita menuju ruang pemeriksaan.」

Berhubung aku belum pernah melakukan tindak kriminal di dunia ini, seharusnya tidak ada masalah. Tentu saja, catatan kriminalku juga bersih di dunia asalku.
Aku serius.

Penjaga membawaku ke sebuah bangunan di dekat gerbang.
Apakah ini barak yang sering muncul di novel fantasi?
Saat aku memasukinya, aku melihat semacam meja resepsionis.
Penjaga tersebut membawaku menuju meja tersebut, dan meletakkan sebuah kristal di hadapanku.

「Letakkan tanganmu di atas pelat kristal ini. Kalau kau adalah seorang penjahat, pelat kristal ini akan berubah warna menjadi merah.」

「Cukup dengan meletakkan tanganku?」

「Ya, benda ini akan bereaksi terhadap kekuatan sihirmu.」

Aku meletakkan tanganku di atas pelat kristal itu, tapi tidak ada reaksi apapun.

「Tampaknya tidak ada masalah.」

「Memangnya kau bisa mengetahuinya hanya dengan seperti itu?」

「Kau bahkan tidak tahu tentang ini? Sebenarnya dari mana asalmu?」

「Sebuah desa yang sangat jauh dari sini.」

「Kalau begitu aku akan menjelaskannya. Pelat kristal ini terhubung dengan kristal-kristal lain di seluruh negeri ini. Kalau kau berasal dari sebuah kota, kau akan diberikan kartu identitas saat kau lahir, dan pada saat yang sama identitas kekuatan sihirmu akan didaftarkan. Hal ini berlaku di ibu kota serta kota-kota lainnya. Oleh karena itu, kita bisa langsung mengetahui asal usul seseorang.」

Mungkin seperti pendaftaran penduduk.

「Dan saat seseorang melakukan tindak kriminal, petugas bisa memasukkan data tersebut ke dalam pelat kristal. Sehingga seorang penjahat tidak bisa memasuki ibu kota maupun kota-kota lainnya.」

「Apa jadinya kalau seseorang menggunakan kartu palsu? Atau menggunakan kartu milik orang lain?」

「Itu mustahil. Kartu-kartu itu dirancang untuk bereaksi terhadap kekuatan sihir tertentu. Kartu-kartu itu tidak akan bereaksi terhadap kekuatan sihir yang tidak terdaftar pada kartu tersebut.」

Mungkin seperti sidik jari sihir.

「Tapi kalau kekuatan sihir seseorang belum pernah didaftarkan, sistem tersebut jadi tidak berguna, 'kan?」

「Ya. Tapi seperti yang tadi kukatakan, hal itu tidak akan terjadi bagi orang yang lahir di kota-kota besar. Hal seperti itu hanya dialami para penduduk desa yang belum pernah masuk ke kota. Orang-orang seperti itu biasanya tidak melakukan kejahatan besar.」

Yang dikatakannya… mungkin ada benarnya.

「Penjelasanku sudah selesai. Apa kau mau menanyakan tentang hal lain? Kalau tidak, kau bisa memasuki kota sekarang.」

Aku berterima kasih kepada penjaga tersebut dan pergi meninggalkan ruangan.
Fina sudah menungguku di luar.
Aku pun mengelus kepala Fina.

「Yuna-oneechan tidak apa-apa?」

「Ya, gak apa-apa.」

「Kalau begitu, mari kita pergi ke Guild dan menjual Wolf.」

Bagian dalam kota ini mirip seperti kota-kota yang ada di game, tapi aku merasa ada sesuatu yang berbeda.
Dan entah mengapa semua orang menatapku.
Apa karena aku ini orang asing?

「Pakaian Yuna-oneechan terlalu mencolok.」

…Aku lupa.
Penampilanku sekarang terlihat seperti seekor beruang.
Sepanjang perjalanan menuju tujuan kami, semua orang yang kami lewati memandang ke arahku.
Fina membawaku ke sebuah bangunan mirip gudang di sebelah bangunan yang sangat besar.
Di dalam bangunan besar itu ada banyak petualang yang membawa pedang dan tongkat sihir.
Layar status mereka tidak muncul, jadi aku tidak tahu apakah mereka adalah pemain atau NPC.
Aku ingin memeriksa lebih lanjut, tapi aku masih harus mengikuti Fina.

「Kita bisa menjualnya di sini. Permisi, kami mau menjual bahan dari Wolf.」

Fina berbicara kepada seorang pria di belakang meja.

「Bukankah kau Fina? Tumben datang sekarang?」

「Saya ke sini untuk menjual bahan.」

Fina meletakkan bahan-bahan Wolf yang dibawanya ke atas meja.
Aku pun melakukan hal yang sama.

「Ini bukannya daging dan bulu Wolf? Apa yang terjadi?」

「Waktu saya pergi untuk mencari tanaman obat, saya diserang sekawanan Wolf, dan kakak ini menyelamatkan saya.」

「Kau pergi ke hutan?!」

Pria di meja resepsionis itu berteriak.

「Ya, karena tanaman obat untuk ibu saya sudah habis.」

「Aku sudah mengatakannya berulang kali, kalau kau butuh tanaman obat, aku akan membantumu mencarikannya!」

「Tapi, tapi, saya tidak bisa terus merepotkan Gentz-ojisan. Saya tidak sanggup membayarnya…」 (Ojisan: Paman/Om. Panggilan untuk laki-laki dewasa. Bisa untuk keluarga ataupun orang asing.)

「Sudah kubilang tidak apa-apa kalau kau tidak membayarnya. Kalau sesuatu terjadi kepadamu, apa yang harus kukatakan pada ibumu?」

「Tidak apa-apa. Saya sudah beberapa kali ke hutan.」

「Buktinya hari ini kau diserang Wolf. Lalu, beruang aneh ini menyelamatkanmu? Gadis muda, terima kasih karena sudah menyelamatkan Fina.」

Dia berterima kasih dengan ekspresi yang aneh setelah melihat penampilanku.

「Waktu itu aku sedang tersesat, jadi aku juga tertolong.」

「Meskipun aku ingin membalas budimu, ini tetaplah pekerjaanku, jadi aku akan membelinya dengan harga pasaran, setuju?」

「Aku gak masalah.」

Pria itu kemudian memeriksa bahan-bahan Wolf tersebut.

「Jadi… daging dan bulu. Harganya sekitar ini untuk bahan-bahan ini.」

Gentz-san meletakkan uangnya di depan kami.
Aku tidak tahu apakah harganya pas atau tidak .

「Ya, terima kasih.」

Fina menerimanya dengan senang hati.
Dia bermaksud menyerahkan separuhnya kepadaku.

「Fina, kalau bagianku kuberikan untukmu, maukah kau menunjukkan penginapan yang bagus untukku? Ini pertama kalinya aku datang ke kota ini, jadi aku tidak tahu apa-apa. Tapi sebelumnya kita berikan dulu tanaman obat ke ibumu.」

Aku jadi mengingat alasan mengapa aku bisa bertemu Fina di hutan.

「Tidak apa-apa. Rumah saya searah dengan penginapan yang bagus, saya akan mengantar onee-chan ke sana.」

「Terima kasih.」

「Fina! Jangan lakukan hal yang berbahaya lagi. Beri tahu aku kalau kau butuh obat.」

「Ya, saya mengerti.」

Kami mulai berjalan keluar setelah Fina menjawabnya.

「Pria yang tadi itu kenalanmu?」

「Ya, saya selalu berhutang budi padanya. Kadang kalau ada banyak monster yang harus dikuliti, aku diizinkan membantu pekerjaan mereka.」

Ooh, aku jadi paham kenapa Fina mahir menguliti Wolf.

「Saat dia mengetahui tentang penyakit ibu saya, dia menjual obat-obatan kepada saya dengan harga yang murah. Kadang dia memberikannya gratis. Tapi tidak mungkin saya terus meminta obat darinya.」

Itulah mengapa kali ini dia pergi ke hutan sendirian.
Aku ingin sedikit meringankan beban Fina, tapi sepertinya mustahil untuk saat ini.
Situasiku sekarang tidak mendukung.

Penginapan yang kami tuju berjarak 30 menit dengan berjalan kaki dari tempat menjual Wolf tadi.
Tak kusangka sejauh ini.
Tentu saja, tidak diragukan lagi kalau aku menarik perhatian orang-orang yang lewat.

「Ini tempatnya. Semua orang bilang kalau makanan di sini enak.」

「Terima kasih. Kalau begitu cepatlah pulang dan berikan tanaman obatnya pada ibumu.」

「Ya, terima kasih, Yuna-oneechan.」

Fina bergegas pulang.
Aku melihatnya pergi sambil berdiri di depan penginapan itu, kemudian aku mencium aroma yang sedap.
Matahari mulai tenggelam. Sudah waktunya makan malam.
Aku bisa mengharapkan makanan yang enak.
Aku menyerah pada godaan makanan enak dan masuk ke penginapan.
Seorang gadis remaja terkejut saat melihatku masuk.
Selalu begitu, semua orang selalu bereaksi seperti itu… merepotkan.
Berhubung sekarang aku memiliki uang, aku harus segera membeli perlengkapan yang berbentuk normal.

「Se-selamat datang?」

Gadis itu melihat pakaianku dan berbicara dengan suara yang pelan.

「Katanya aku bisa menginap di sini.」

「Ya, tentu saja. Tapi, Anda hanya sendirian?」

「Ya, aku sendirian. Apakah gak boleh?」

Kalau gadis sepertiku butuh ditemani orang tua untuk bisa menginap, aku tidak akan bisa menginap dimanapun.

「Tentu saja tidak apa-apa. Menginap dengan sarapan dan makan malam seharga satu koin perak per malam. Kalau tanpa makanan, harganya setengah koin perak per malam.」

Ternyata aku bisa menginap dengan aman.

「Oke, aku akan menginap dan makan di sini 10 hari.」

「Pemandiannya buka dari jam 6 sore sampai jam 10 malam.」

「Ada pemandian?!」

「Ya, kami memiliki tempat pemandian. Pemandian laki-laki dan wanita terpisah, jadi Anda bisa tenang.」

Aku senang kalau perkiraan awalku salah.
Aku sama sekali tidak menyangka kalau penginapan ini memiliki pemandian.

「Bisakah aku makan sekarang juga?」

「Ya, bisa.」

Setelah mendengarkan penjelasan gadis itu, aku mengeluarkan 10 koin perak dari mulut Kuma putih.
Saat gadis itu menerimanya, dia langsung memegang Kuma hitam.

「Waah, maafkan saya. Ini sangat imut! Menginap 10 hari ditambah makan, lunas. Makanan akan segera kami siapkan, jadi silakan pilih tempat duduk dan tunggu sebentar. Oh iya, saya Elena, putri dari pemilik penginapan ini. Senang bertemu dengan Anda.」

「Aku Yuna. Aku akan merepotkanmu untuk sementara waktu.」


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar