05 Juni 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 4

Bab 4 – Kuma-san Melihat Dirinya Sendiri di Cermin orz

Setelah puas dengan makan malam yang nikmat, aku diantarkan ke sebuah kamar di lantai dua.
Aku harus berterima kasih kepada Fina.
Dia sudah memanduku dari hutan ke kota, serta menunjukkan penginapan dengan makanan yang enak.
Dia adalah penyelamatku.

「Pemandian sedang kosong, jadi silakan masuk sekarang. Tapi mohon jangan mandi terlalu lama. Ada orang lain yang sedang mengantri.」

「Oke.」

「Oh iya, kami menyediakan sarapan mulai dari jam 6 sampai jam 8 pagi. Anda tidak akan mendapat sarapan kalau terlambat, jadi harap diperhatikan.」

Elena turun setelah memberikan penjelasannya.
Aku yang tinggal sendirian, masuk ke dalam kamar.
Kamar ini untuk satu orang, jadi tidak begitu luas.
Setidaknya cukup luas untuk sebuah tempat tidur dan meja kecil.
Aku memiliki item box, jadi barang bawaanku tidak akan membuat kamar ini penuh sesak.
Yah, cukup nyaman kalau hanya dipakai untuk tidur.

Saat memandangi seisi kamar, kulihat ada sebuah cermin di dinding.
Aku memeriksa penampilanku sekali lagi.
orz
Memalukan.
Tak diragukan lagi, ini jelas seperti beruang.
Para gadis kadang memakai kostum beruang semacam ini sebagai piyama.
Aku tidak sanggup lagi berjalan di luar, sangat memalukan dilihat orang di luar dengan pakaian seperti ini.
Sekali lagi, aku menguatkan tekad dan bercermin lagi.
Kuperhatikan ada sesuatu yang aneh.

「Wajah asliku…」

Wajah yang terlihat di cermin adalah wajah asliku.
Bentuk wajahku sama dengan karakter di game, tapi gaya dan warna rambutnya berbeda.
Di game, rambutku dikuncir dua dan berwarna perak.
Pantulan di cermin memperlihatkan rambut hitam yang menjuntai sampai ke pinggang.
Aku seorang hikikomori, jadi tidak ada alasan bagiku untuk repot-repot pergi ke salon.
Oleh karena itu, rambutku tumbuh sepanjang ini.
Mengubah gaya rambutku juga terlalu merepotkan, jadi kubiarkan saja tetap lurus.
Wajah, warna rambut, dan gaya rambutku yang asli terpantul di cermin.
Tinggiku di game juga sudah kutambah 10 cm dari tinggi asliku.
Setelah kuperiksa lagi, tinggiku yang sekarang memanglah tinggiku yg asli.
Aku tidak pendek.
Aku hanya sedikit lebih pendek dari rata-rata.
Aku serius.


Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 1 Bab 4 Bahasa Indonesia

Meskipun dengan berat hati, aku menjadi yakin kalau dunia ini bukanlah dunia game.
Aku sedikit berharap kalau dunia ini sebenarnya adalah dunia game, jadi aku sempat terguncang saat mengetahui kalau ini adalah dunia nyata.
Tapi aku langsung menyadari kalau aku tidak mempunyai alasan untuk terguncang.

Orang tuaku tidak berguna. Jangankan teman dekat, teman biasa pun aku tak punya.
Yang tersisa hanyalah uang yang kudapat dari saham.
Namun, menurut pesan dari Tuhan, semua uangku itu sudah ditukarkan dengan mata uang dunia ini.
Hal yang akan kurindukan dari Jepang hanyalah hiburan dan makanannya.
Meskipun begitu, mungkin ada banyak hal yang bisa membuatku terhibur di dunia ini, dan makanan di penginapan ini juga sangat enak.
Aku bisa saja mengurung diri di rumah, tapi sayangnya dunia ini tidak memiliki internet atau televisi.
Yah, kalau aku menganggap dunia ini sebagai sebuah game, mungkin lebih cocok kalau aku bepergian ke berbagai tempat dan menikmatinya.
Aku memikirkannya dengan gembira.

「Oke. Ayo mandi dan cepat tidur untuk persiapan besok.」

Aku menanyakan Elena tentang tata cara penggunaan kamar mandi, karena lebih baik kutanyakan sekarang daripada membuat masalah nantinya.
Ada banyak hal yang tidak kuketahui di dunia ini, jadi aku tidak boleh malu bertanya.

「Anda bisa mengatur suhu air yang keluar dengan menyentuh batu sihir ini.」

"Masa hal sesederhana ini pun tidak tahu?", raut wajah Elena seolah menyiratkan itu.
Ya, aku tidak tahu.
Air keluar setelah Elena menyentuh batu yang berwujud seperti permata itu.
Kemudian Elena mengajariku cara menggunakan bak mandi.
Setelah Elena meninggalkanku sendirian di kamar mandi, aku mulai melepaskan perlengkapan Kuma-san di ruang ganti.
Pertama-tama kulepaskan sarung tangan Kuma, tapi saat sedang melepaskan kostum Kuma…
orz
Di balik kostum Kuma ini, aku langsung melihat pakaian dalamku.
Hanya celana dalam dan bra…
Aku berjalan-jalan di kota dengan pakaian seperti ini.
Setidaknya berikan aku kaus.
Oh iya, nanti aku harus membeli pakaian dalam lagi karena aku tidak memiliki gantinya.
Setelah melepaskan kostum Kuma, kemudian aku melepaskan celana dalamku.
Hm?
Sekilas aku melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.
Pelan-pelan, kurentangkan celana dalamku.

「Apa-apaan ini──────」

Ada gambar beruang di celana dalam itu.
Lebih tepatnya, ada dua beruang;satu beruang putih dan satu beruang hitam.
Apa ini selera Tuhan yang membawaku ke dunia ini?

「Lebih baik gak usah terlalu kupikirkan.」

Lelah dan penatku menghilang setelah memasuki bak mandi.
Aku keluar dari bak mandi sesaat kemudian karena tidak boleh mandi terlalu lama.
Aku tidak memiliki pakaian ganti, jadi terpaksa kupakai pakaian dalam dan perlengkapan Kuma lagi.

「Besok bisa belanja gak ya.」

Saat aku sedang memasukkan tanganku ke kostum Kuma, aku teringat sesuatu.
Kalau tidak salah, kostum ini bisa dibalik, dan stamina akan cepat pulih jika aku memakai kostum yang putih.
Kemudian kucoba memakai kostum Kuma putih. Aku merasa tersembuhkan. Tubuhku terasa menghangat dari dalam.

「Oh, gak kusangka akan terasa seenak ini.」

Saat aku kembali ke kamarku, aku langsung berbaring di tempat tidur untuk beristirahat dari hari yang melelahkan ini.
Rasanya begitu nyaman.

「Selamat tidur~」

Setelah mengucapkan itu, aku pun terlelap.



Aku bangun lebih awal, mungkin karena aku tidur lebih awal.
Aku tidak merasa lelah sedikitpun, apa ini efek dari Kuma putih?
Semakin lama, aku semakin tidak ingin melepas perlengkapan Kuma ini.
Mungkin ini perlengkapan terkutuk.
Skill-nya memang bagus, tapi bentuknya seperti seekor beruang.
Setidaknya akan lebih bagus kalau bentuknya keren.

Sepertinya masih ada sedikit waktu kosong sebelum sarapan dimulai, jadi aku memanggil layar status.


Nama: Yuna
Usia: 15 tahun
Level: 3

Skill:
Bahasa Dunia Lain
Huruf Dunia Lain
Box Dimensional Kuma

Perlengkapan:
Sarung Tangan Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sarung Tangan Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Kostum Kuma Hitam dan Putih (Tidak bisa ditransfer)
Pakaian Dalam Kuma (Tidak bisa ditransfer)


Jumlah perlengkapan aneh sudah bertambah.


Pakaian Dalam Kuma
Tidak akan kotor, tidak peduli seberapa lama dipakai.
Bau keringat tidak akan menempel.
Ukuran bisa berubah sesuai pertumbuhan pemakai.


Perlengkapan terkuat para hikikomori telah muncul!!!
Tidak, tidak, ini adalah pengaruh buruk bagi seorang gadis 15 tahun.
Tapi, baguslah kalau ukurannya berubah sesuai pertumbuhan pemakainya.
Meskipun saat ini dadaku masih rata, fitur ini penting bagiku karena di masa depan aku akan berdada besar.
Dengan begini, aku tidak perlu sering-sering mengganti ukuran pakaian dalamku.

Saat aku turun ke lantai satu untuk sarapan, kulihat Elena sedang bersih-bersih menggunakan kain lap.

「Selamat pagi.」

「Pagi. Bisa makan sekarang?」

「Ya, silakan.」

Elena terus menatapku.

「Apa?」

「Hari ini putih ya. Anda terlihat sangat cocok memakainya.」

Katanya dengan senyum yang indah.
Aku benar-benar lupa.
Saat ini aku memakai Kuma putih.
Entah kenapa aku tidak semalu ini waktu memakai Kuma hitam.
Tapi aku tidak mau repot membalik kostumku, jadi aku menikmati sarapan dalam bentuk beruang putih.
Roti dan sup yang disajikan sangat lezat.
Berhubung uangku banyak, sepertinya enak kalau aku hidup menyendiri di penginapan ini.

Setelah itu aku kembali ke kamarku dan membalik kostumku menjadi Kuma hitam.
Kucoba memikirkan hal-hal yang akan kulakukan hari ini.

  1. Membeli pakaian ganti
    (termasuk pakaian dalam)
  2. Membuat kartu identitas
    (pergi ke Guild Petualang)
  3. Membeli perlengkapan
    (aku ingin pedang)
  4. Mengumpulkan informasi
    (di perpustakaan atau toko buku)
  5. Mencari tahu batas kekuatanku
    (dengan Wolf sebagai basisnya)

Aku menanyakan Elena tentang lokasi Guild Petualang. Ternyata lokasinya terletak di sebelah bangunan tempat aku menjual bahan Wolf kemarin.
Tidak memiliki kartu identitas mungkin akan membuatku mendapat masalah, jadi aku memutuskan keluar dari penginapan dan pergi menuju Guild Petualang.

「Yuna-oneechan, selamat pagi.」

「Fina, kenapa ke sini?」

「Saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih, dan juga menanyakan tentang penginapan ini.」

「Ya, penginapannya bagus. Aku senang karena makanannya enak dan ada pemandiannya. Untuk sekarang, aku berencana menginap selama 10 hari di sini.」

「Saya senang kalau oneechan menyukainya.」

Fina tersenyum sumringah.

「Ibumu tidak apa-apa, Fina?」

「Ya, saya bisa memberikan obat untuk ibu saya tanpa masalah. Jadi, Yuna-oneechan ingin pergi ke mana?」

「Aku ingin pergi ke Guild untuk membuat kartu identitas. Setelah itu aku berencana untuk berkeliling kota.」

Aku menjelaskan jadwalku untuk hari ini.

「Boleh saya ikut pergi ke Guild?」

「Gak masalah, tapi aku ke sana cuma untuk mengurus kartu identitas.」

「Saya juga ingin ke sana menanyakan apakah ada pekerjaan untuk saya atau tidak.」

「Pekerjaan?」

「Kemarin saya bilang kalau kadang saya membantu pekerjaan menguliti, 'kan? Gentz-san lah yang memberikan saya pekerjaan itu.」

「Gentz-san?」

「Ya, orang yang kemarin membeli bahan-bahan dari kita. Kadang para petualang membawa banyak monster tanpa mengulitinya terlebih dahulu. Di saat-saat seperti itu, saya dibolehkan membantu. Jadi saya selalu pergi ke sana setiap pagi untuk mencari tahu. 」

「Oh iya, kemarin sudah kau bilang.」

Jadi itu sebabnya gadis yang masih berusia 10 tahun ini bisa begitu mahir menguliti monster.
Akhirnya aku mengerti.

「Jadi itu toh sebabnya kemarin Gentz-san sangat mengkhawatirkan Fina.」

「Saya selalu berhutang budi padanya.」

Mungkin Gentz-san itu lolicon… (lolicon = singkatan dari lolita complex; orang yang terobsesi pada gadis di bawah umur)

「Sepertinya Gentz-san menyukai ibu saya.」

Yak, sudah bisa dipastikan kalau hatiku terlalu kotor.
Ini penyakit orang modern. Saat mendengar kombinasi antara "pria dewasa" dan "gadis kecil", otakku langsung berpikir lolita complex.
Sambil aku mendengar cerita tentang Gentz-san dan ibunya Fina, perlahan aku melihat bangunan tempat aku menjual bahan Wolf kemarin.
Tentu saja, sepanjang perjalanan, orang-orang selalu menoleh ke arahku!


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar