09 Juni 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 5

Bab 5 – Kuma-san Pergi ke Guild Petualang

Saat aku tiba di Guild, di dalam sudah ada banyak petualang.
Tiap orang membawa pedang atau tongkat sihir.
Serasa mirip dengan dunia game, bedanya tidak ada pemain di sini.

「Masih sepagi ini tapi sudah seramai ini.」

「Itu karena para petualang dengan rank rendah bersaing ketat untuk mendapat pekerjaan. Mereka datang lebih awal supaya bisa mendapat pekerjaan yang bagus.」

Oh begitu, orang yang belum cukup kuat tidak akan mampu mengalahkan monster yang kuat.
Sebagian petualang hanya sanggup mengalahkan monster yang lemah.
Kalau jumlah permintaan tidak sebanding dengan jumlah petualang, maka persaingan akan menjadi sengit.

Aku berpisah dengan Fina yang akan bertemu dengan Gentz-san, dan memasuki bangunan Guild yang didominasi lelaki.
Seluruh mata tertuju padaku.
Apa aku yang terlalu mencolok, ataukah perempuan memasuki tempat ini adalah hal yang tidak biasa?
Semua orang memperhatikanku.
Di game, jenis kelamin tidaklah penting.
Meskipun begitu, apa jumlah petualang wanita di dunia ini tidak begitu banyak?
Setelah melihat sekeliling, ternyata jumlah lelaki memang lebih banyak dari perempuan. Sekitar 7 banding 3.
Aku mengabaikan tatapan mereka dan berjalan menuju seorang resepsionis wanita yang berumur sekitar 20 tahun.

「Ini pertama kalinya aku ke sini, tapi…」

「Ah, iya, ingin bergabung dengan Guild Petualang?」

「Katanya aku bisa mendapat kartu identitas?」

「Ya, kartu Guild Petualang bisa digunakan di negara manapun.」

「Kalau begitu, mohon bantuannya.」

Aku merasakan tatapan dari belakangku, jadi aku berbalik.

「Oi oi, gadis kecil berpakaian aneh sepertimu ingin jadi petualang? Kau menyepelekan petualang? Kualitas para petualang bisa turun drastis kalau ada gadis kecil sepertimu.」

Masalah klasik?

「Aku cuma menginginkan kartu identitas. Kau gak perlu bicara seperti itu padaku.」

「Terlebih lagi kalau kau sudah bilang begitu. Kami tidak butuh petualang yang tidak akan bekerja.」

「Aku gak pernah bilang kalau aku gak akan bekerja. Aku akan melakukan apa yang aku bisa.」

「Tadi sudah kubilang, itulah yang membuat kualitas petualang menurun.」

「Kak resepsionis, benarkah apa yang orang ini bilang?」

「Guild tidak akan mempermasalahkan selama kamu memenuhi syarat minimum.」

「Syarat minimum?」

「Harus berusia minimal 13 tahun, serta naik ke rank E dalam tempo setahun. Bagi yang tidak memenuhi syarat itu, akan dikeluarkan dari Guild.」

「Rank E?」

「Singkatnya, sanggup mengalahkan monster tingkat rendah seperti Goblin dan Wolf.」

「Kalau begitu, gak masalah. Aku bisa mengalahkan Wolf.」

「Gyahahaha, jangan bohong. Mana mungkin gadis kecil sepertimu bisa mengalahkan Wolf.」

「Apa rank orang ini?」

Aku menanyakan resepsionis.

「Deborane-san memiliki rank D.」

「Bagaimana dengan orang-orang yang mengejek dan tertawa di belakangku?」

「Mereka semua memiliki rank D atau E.」

「Huuh, Guild ini pasti berkualitas rendah kalau tingkah laku anggota rank D semacam ini.」

「Apa kau bilang?」

「Kau sendiri yang bilang tadi. Kau ini bodoh atau idiot? Kalau orang sepertiku gak bisa menjadi petualang, berarti orang sepertimu, yang gak bisa mengalahkanku, setara dengan sampah yang gak pantas hidup. Memahami kata-katamu sendiri saja pun kau gak mampu, aah, maaf, apa mungkin kau ini sebenarnya seekor Goblin?」

「Bajingan… sudah bosan hidup kau?」

「Kau menyebalkan. Ada tempat yang bisa kita pakai untuk bertarung?」

Sepanjang pengalamanku bermain game, aku sering bermain sendirian, dan sesekali aku menjumpai orang-orang bodoh seperti ini.
Entah kenapa, orang-orang seperti mereka selalu mengganggu para hikikomori sepertiku.
Tentu saja aku selalu membalas mereka menggunakan karakter yang kubangun dengan uang dan waktu luang yang melimpah.
Kalau aku tidak langsung menghancurkan orang-orang seperti ini, mereka akan terus-menerus muncul seperti hama.

「Ya, ada di belakang…」

「Kalau kau menang, aku akan mengurungkan niatku menjadi petualang dan pergi dari sini. Kalau kau kalah, kau akan berhenti menjadi petualang. Setuju?」

「Aku tidak akan mengalah padamu hanya karena kau perempuan. Kalau aku kalah darimu, aku akan berhenti! Setuju 'kan, kawan-kawan?!」

「Yaa!」

Para petualang di belakangnya menjawab sambil tertawa.
Lucu sekali sepertinya.

「Kak resepsionis, dengar itu 'kan?」

「Iya, tapi, sebaiknya kamu minta maaf saja… Kepribadian Deborane-san memang bermasalah, tapi dia tetaplah seorang petualang rank D.」

Aku sudah mendapatkan kesaksian dari si resepsionis.
Dengan begitu mereka tidak akan bisa menggunakan alasan pura-pura lupa.
Resepsionis itu pun kemudian memanduku ke area latihan di belakang bangunan Guild.
Ada sekitar 15 orang petualang yang mengikuti Deborane.

「Jadi, kau benar-benar mau lanjut?」

「Ya. Kalau kualitas Guild menurun karena kualitas petualangnya yang rendah, kalian harus secepatnya berhenti menjadi petualang.」

「Bajingan. Jangan harap kau bisa keluar dari sini hidup-hidup.」

「Dengan kata lain, kau berniat untuk membunuhku. Ternyata benar kalau tong kosong nyaring bunyinya.」

「Oi, ayo mulai!」

Deborane menghunuskan pedangnya.

「Ah…」

Aku lupa kalau aku tidak memiliki senjata.
Yang kupunya hanyalah sebuah tongkat kayu.

「Tunggu apalagi? Cepat persiapkan senjatamu.」

Saat aku melihat sekeliling, kulihat Fina datang.
Dia datang di saat yang tepat.

「Yuna-oneechan!」

Sepertinya dia bergegas ke sini setelah mendengar keributan.
Imut sekali.

「Fina, boleh aku pinjam pisaumu? Nanti pasti kukembalikan.」

Kudatangi Fina dan menanyakan hal tersebut.

「Yuna-oneechan mau berkelahi?」

「Sepertinya begitu. Yah, aku gak akan apa-apa, jadi tonton saja dengan tenang.」

Aku meminjam pisau dari Fina, kemudian berdiri di hadapan Deborane.

「Bajingan, kau mau melawanku dengan senjata seperti itu?」

「Aku gak perlu menggunakan senjataku (tongkat kayu) hanya untuk melawan seekor goblin.」

「Aku akan membunuhmu.」

「Aku sudah mengatakannya berulang kali, tapi kalian berdua tolong jangan saling membunuh. Kalau begitu, silakan dimulai.」

Deborane mulai berlari sambil mengayunkan pedang besarnya.
Aku melompat ke samping sejauh 3 meter hanya dengan sekali lompatan.
Berkat skill dari sepatu Kuma, aku bisa menghindar dengan mudah.
Di lompatan berikutnya, aku berada tepat di samping Deborane, kemudian aku memukul perutnya dengan sarung tangan Kuma hitam.
Jurus rahasia, Pukulan Kuma-san.
Eh, meskipun dia tidak terpental, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih jelek.
Apa karena perbedaan level?

「Bajingan……」

Deborane, yang baru saja merasakan Pukulan Kuma-san, mengayunkan pedangnya lagi.
Oi oi, terlalu lebar mengayunkan pedang saat pertarungan jarak dekat, benar-benar amatir.
Ada banyak macam event PvP di game. (PvP: Player versus Player)
Ada yang berdasarkan level, senjata, sihir, ataupun armor.
Pada event dimana level, senjata, dan armor tidak berpengaruh, kemampuan tiap pemain adalah faktor penentu.
Aku sudah berpengalaman di event semacam itu.
Orang yang hanya mengandalkan kekuatan kasarnya tidak akan bisa mengalahkanku.
Aku memukul pergelangan tangan yang dipakai Deborane untuk memegang pedangnya dengan Pukulan Kuma-san.
Kekuatan pukulan itu membuat Deborane menjatuhkan pedangnya.
Sesaat kemudian, aku meletakkan pisauku pada tenggorokan Deborane.

「Selesai.」

「Belum!」

Setelah aku menjauhkan pisauku dari tenggorokan Deborane, dia malah mengayunkan pedangnya ke arahku.
Aku menghindarinya dengan satu lompatan ke belakang.
Sepatu Kuma ini terlalu berguna.

「Kak resepsionis, aku sudah menang.」

「Jangan konyol! Pertarungan ini masih belum berakhir.」

Aku memandang si resepsionis, tapi dia terlihat kebingungan dan ragu-ragu.
Andai saja dia bisa jadi wasit yang lebih cermat.

「Aku mengerti. Bukan hanya pertarungan ini saja yang akan kuakhiri, tapi hidupmu juga. Jangan harap aku akan menghentikan pisauku lagi.」

Saat aku mengatakan itu, wajah lelaki itu berkedut.
Dia pasti tahu perbedaan kemampuan antara aku dan dirinya.
Aku mengelak dari semua serangannya serta kecepatanku lebih tinggi darinya.
Aku tidak menggunakan pisau saat menyerang perutnya, dan tenggorokannya pasti akan tertusuk kalau aku tidak menahan diriku saat menyerang lehernya.
Seharusnya dia sudah dua kali tertusuk.

「Apa pisau ini terlalu menakutkan?」

Aku mengayun-ayun pisau kecilku.

「Maaf ya. Seharusnya orang normal yang gak memenuhi syarat sebagai petualang gak memakai benda seperti ini. Aku jadi sadar kalau tingkahku agak kekanakan.」

Kemudian aku melempar pisau itu ke dekat kakiku sampai menancap ke tanah.

「Sekarang gak ada yang perlu kau takutkan.」

Menggunakan sarung tangan Kuma, kupancing dia dengan gerakan "ayo, ayo".

「Kau kira aku sebodoh itu?!」

Si bodoh itu langsung menyerangku.
Aku menghindarinya dengan satu lompatan, tetapi pedangnya masih mengikutiku.
Sudah kuduga, dia tidak akan terjatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Kalau satu lompatan tidak cukup, aku akan melakukan dua, atau bahkan tiga lompatan.
Aku menghindar dengan lompatan ketiga, lompatan keempat membuatku berada di titik butanya, dan lompatan kelima membuatku berhadapan dengan Deborane.
Pukulan Kuma meledak di wajahnya.
Tubuhnya yang besar itu pun tumbang.
Kanan, kiri, kanan, kiri, kanan, kiri; aku terus menyerang wajahnya.
Pukulan Kuma, Pukulan Kuma, Pukulan Kuma, Pukulan Kuma, Pukulan Kuma, Pukulan Kuma, Pukulan Kuma.

Ternyata benar, Kuma hitam memang lebih kuat.
Hanya pipi kirinya yang terlihat sangat bengkak.
Saat aku menyadari kalau dia sudah tidak bergerak lagi, aku pun menjauh darinya.
Matanya hanya terlihat putihnya saja, tampaknya dia pingsan.

「Nah, sekarang giliran siapa?」

Aku menanyakan para petualang yang menonton.
Tidak ada yang maju.

「Gak ada ya. Kalau begitu, kak resepsionis, tolong keluarkan semua orang di sini dari Guild. Sepertinya mereka gak memiliki kemampuan yang cukup.」

Aku tersenyum manis.

「Itu…」

「Soalnya mereka sendiri yang bilang begitu. Orang dengan kemampuan sepertiku gak pantas untuk menjadi petualang. Bukannya itu berarti orang yang lebih lemah dariku pun gak pantas menjadi petualang? Tentu saja orang yang terbaring di tanah dan semua orang yang gak maju, gak akan bisa protes. Karena kalau mereka memang petualang, mereka pasti akan bisa mengalahkanku.」

Aku memandangi orang-orang di sekelilingku sambil tersenyum.
Tampaknya tidak ada petualang yang berpikir bisa mengalahkanku setelah menonton pertarungan tadi.
Deborane mungkin adalah yang paling kuat di antara orang-orang ini.
Tidak ada orang yang cukup bodoh untuk menantangku karena aku bisa mengalahkan Deborane dengan mudah.

「Aku tidak bilang begitu.」

Seorang petualang memecah keheningan.

「Aku juga tidak bilang begitu.」

Orang lainnya menyahut.

「Cuma Deborane yang bilang begitu.」

「Betul.」

Mereka ingin menyelamatkan diri mereka sendiri dengan menjadikan Deborane sebagai kambing hitam.

「Tapi, tadi aku sudah bilang kalau kalian menang, aku gak akan menjadi petualang dan pergi dari sini, dan kalau kalian kalah, kalian berhenti dari Guild. Lalu lelaki itu bilang, "Kalau aku kalah dari gadis kecil sepertimu, aku akan berhenti! Setuju 'kan, kawan-kawan!", dan kalian semua menjawab, "Yaa!". Kemudian aku memastikannya dengan kak resepsionis.」

Aku memandang si resepsionis.

「Ya…」

Dia menjawab dengan suara pelan.
Para petualang yang merasa terdesak mulai memasuki area latihan.

「Kalau kau mau bertindak sejauh itu, kau harus mengalahkan kami.」

「Ya. Kami akan menjadi lawanmu.」

Satu orang, dua orang, tiga orang maju ke hadapanku.
Rupanya mereka ingin mengeroyokku.
Tapi tidak akan ada masalah selama kekuatan mereka setara dengan Deborane.

Pertarungan berakhir dengan begitu cepat.
Aku tidak melihat statusku karena kupikir tidak akan ada yang berubah, tapi sepertinya levelku naik setelah mengalahkan Deborane.
Lompatan Kuma menjadi lebih lincah, dan kekuatan Pukulan Kuma sudah meningkat pesat.
Mereka semua tumbang hanya dengan satu Pukulan Kuma.

「Oi, apa yang sedang kalian lakukan?!」

Seorang pria berotot mendatangi arena.

「Oi, Helen. Jelaskan apa yang terjadi!」

Pria itu berkata pada si resepsionis.
Rupanya resepsionis itu bernama Helen.
Helen berusaha keras menjelaskan apa yang telah terjadi.
Setelah penjelasan selesai, pria berotot itu melihat ke arahku.

「Oi, wanita berpenampilan aneh di sana!」

「Apa?」

「Kau yang melakukan semua ini?」

「Bukan salahku. Aku hampir diperkosa, jadi aku membela diri. Gak mungkin aku bisa disalahkan.」

「Pada dasarnya, Guild bersikap netral terhadap perkelahian antar petualang.」

「Itu berarti kau ada di pihakku?」

「Apa maksudmu?」

「Aku belum mendaftar, jadi aku bukan petualang. Aku cuma rakyat biasa. Rakyat biasa ini telah diserang oleh para petualang, berarti Guild bertanggung jawab untuk mengurus masalah ini. Jangan bilang kalau kau mau memihak para petualang yang sudah mengeroyok seorang gadis biasa?」

「Itu-」

「Jadi, kau ada di pihakku.」

Yah, meskipun sebenarnya aku bukan rakyat kota ini.
Pria itu berpikir keras sambil menggaruk kepalanya.

「Kesimpulannya, apa yang kau inginkan?」

「Aku ingin mendaftar di Guild, dan orang-orang itu diberhentikan dari Guild.」

「Kau bisa mendaftar, tapi aku tidak bisa memberhentikan mereka.」

「Kenapa? Kau gak bisa mengizinkan mereka berhenti meskipun mereka menundukkan kepala dan memohon padamu karena mereka gak cukup kuat? Apa Guild gak membolehkan hal semacam itu?」

「Apa? Kalian ingin berhenti menjadi petualang?!」

Dia menanyakan para petualang yang masih sadar.
Mereka diam seribu bahasa, dan hanya berdiri di sana dengan ekspresi yang tidak jelas.

「Mereka bilang kalau orang lemah sepertiku gak bisa menjadi petualang. Mereka juga bilang kalau mereka kalah dariku, mereka akan berhenti dari Guild.」

「Kalian bilang seperti itu?」

Beberapa petualang mengangguk.

「Orang-orang ini sudah berbuat hal yang bodoh.」

「Memang. Kalau begitu, tolong penuhi apa yang aku dan mereka inginkan.」

「Aku akan bertanya sekali lagi, kalian memang mau berhenti? Kalau tetap tidak ada jawaban, tinggalkan kartu Guild kalian dan keluar dari sini.」

「「「「「Maafkan aku!」」」」」

Para petualang yang terluka menundukkan kepala mereka.

「Bisakah kau memaafkan mereka?」

「Ada syaratnya.」

「Baiklah. Silakan katakan.」

「Mulai sekarang, kalau aku masuk ke Guild, aku gak mau diganggu oleh siapapun. Kalau ada masalah lagi, aku ingin Guild mengurusnya.」

「Aku mengerti. Kalau ada petualang yang mengganggumu, Guild akan bertanggung jawab.」

「Kalau begitu, cukup sekian dariku.」


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar