03 Juli 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 13

Bab 13 – Kuma-san Membasmi Goblin

Aku dan Rulina meninggalkan Guild demi berburu segerombolan Goblin.

「Aku cuma ingin memastikan, tapi apakah Yuna-chan memang ingin pergi dengan pakaian seperti itu?」

Dia bertanya sambil memperhatikan kostum Kuma-ku.

「Iya.」

Ugh, aku sudah menyerah.

「Begitukah?」

Dia masih memandangi kostum Kuma-ku sambil menghela nafasnya.

「Omong-omong, Goblin-nya ada di mana?」

「Posisinya ada di gunung dekat desa yang berjarak tiga jam dari gerbang timur kota.」

「Tiga jam?!」

「Ya, jadi lebih baik kita segera berangkat. Aku ingin bisa sampai di desa tujuan siang ini juga.」

Jadi maksudmu seorang hikikomori sepertiku harus berjalan kaki selama 3 jam?
Kalau bukan karena sepatu Kuma, aku tidak akan mau berjalan sejauh itu.

「Aku sudah menyiapkan makanan dan air minum, jadi tidak akan ada masalah.」

Aku bukan mengkhawatirkan hal itu.
Omong-omong, hutan tempat aku berlatih sihir ada di gerbang barat kota.
Aku hanya bisa menghela nafas ketika memikirkan perjalanan keluar kota selama 3 jam ini.
Seharusnya aku menanyakan lokasinya terlebih dahulu sebelum menyetujuinya.
Tapi semuanya sudah terlambat.
Dengan suasana hati yang buruk, aku menyusuri jalan dari gerbang timur kota menuju desa yang paling dekat dengan lokasi Goblin.

「Anu, boleh aku bertanya sedikit? 」

「Silakan.」

「Kenapa kau berpakaian seperti itu? Aku tidak tahu seberapa kuat Yuna-chan, tapi sebagai seorang petualang, bukankah lebih baik memakai perlengkapan yang perlindungannya bagus?」

Itu adalah pertanyaan yang sudah kuperkirakan sebelumnya.

Q. Kenapa kau berpakaian seperti itu?

A1: Karena aku menyukai pakaian ini.
(Aku tidak ingin berkata bohong seperti itu)

A2: Menjawab dengan jujur bahwa ini adalah perlengkapan terkuat.
(Aku bukanlah orang bodoh yang seenaknya membeberkan rahasiaku sendiri)

A3: Aku tidak bisa menggunakan sihir tanpa memakai pakaian Kuma ini.
(Aku juga bukanlah orang bodoh yang dengan rela mengatakan kelemahannya sendiri)

A4: Berbohong dengan mengatakan bahwa ini merupakan peninggalan dari ibuku.
(Jawaban ini tidak bisa menjadi alasan kenapa aku selalu memakai kostum Kuma)

A5: Katakan bahwa kostum ini adalah perlengkapan yang berkualitas bagus.
(Apakah jawaban ini lebih aman?)

「Karena kostum ini lebih kuat dari armor biasa.」

「Begitukah?」

「Aku gak tahu kostum ini terbuat dari bahan apa, tapi kostum Kuma ini memiliki pertahanan fisik dan sihir yang baik. Ditambah lagi, Kuma putih ini merupakan tas item.」

Banyak orang yang sudah mengetahui tentang Box Kuma saat aku menjual Wolf, jadi tidak ada alasan untuk menyembunyikannya.
Aku hanya akan membuatnya berpikir bahwa kostum Kuma lebih baik dibanding armor biasa.

「Bagaimana dengan Kuma hitam?」

「Menambah kekuatanku. Kuma hitam memperkuat seranganku.」

Aku melayangkan Pukulan Kuma ke batu yang terletak di pinggir jalan.
Batu itu hancur berkeping-keping.

「Kau memukul Deborane dengan kekuatan seperti itu, pantaslah wajahnya menjadi sebengkak itu.」

Rulina tampaknya merasa yakin setelah kuberi tahu sedikit informasi tentang kostum Kuma ini.

「Kalau begitu, sepatu itu ada fungsinya juga?」

「Sepatu? ……… oh iya. Aku dapat ide bagus.」

Aku melihat sarung tangan dan sepatu Kuma-ku.
Aku berusaha untuk tersenyum senormal mungkin.

「Rulina.」

「Apa? … Tatapanmu itu…」

「Hei, kau mau sampai di desa lebih awal?」

「Apa maksudmu?」

Dia merasakan firasat yang tidak enak dan menjauh dariku.

「Berjalan kaki selama 3 jam itu akan membuatku habis kesabaran, jadi kita lakukan ini saja!」

Aku menyelinap ke belakang Rulina-san dan menendang bagian belakang lututnya.
Aku langsung menangkapnya saat dia kehilangan keseimbangan.
Ini adalah impian setiap anak gadis.
Gendong ala Putri. (Gendong ala Putri: Menggendong orang dengan posisi kakinya di satu tangan, dan punggungnya di satu tangan lainnya.)
Tapi kalau aku pribadi sih tidak ingin digendong seperti ini.

「Berpegangan yang erat. Bisa berbahaya kalau kau mencoba berbicara kemudian lidahmu gak sengaja tergigit.」

Setelah berkata demikian, aku mulai berlari.

「Tungguーーーーーーー」

Kencang, kencang.

「Yuna-chan! Tolong hentikanーーーーーー」

Aku mengabaikan perkataannya dan terus berlari.
Badannya terasa ringan, berkat sarung tangan Kuma.
Lariku kencang, berkat sepatu Kuma.
Berkat sepatu Kuma, aku juga tidak merasa lelah sama sekali, tidak peduli sudah sejauh mana aku berlari.

Tidak lama kemudian, kami tiba di dekat desa tujuan.

「Kau keterlaluan, Yuna-chan. Aku sudah berkali-kali memohon untuk berhenti. Padahal itu pengalaman pertamaku (Gendong ala Putri)… aku takut setengah mati.」

Rulina terbaring di tanah dan menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.

「Yang penting kita sudah sampai lebih awal dari perkiraan.」

Perjalanan yang seharusnya memakan waktu 3 jam, bisa kami tempuh hanya dalam waktu 30 menit.

「Apa jangan-jangan kau mengompol?」

「Aku tidak sampai mengompol. Tapi, aku masih tidak menyangka kalau kita bisa tiba secepat ini.」

Ini masih pagi hari, masih ada banyak waktu sebelum waktu makan siang tiba.

「Sebenarnya aku berencana untuk bermalam di desa ini sambil mendengarkan laporan tentang Goblin.」

「Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita mulai saja perburuan Goblin-nya?」

「Baiklah, tampaknya Yuna-chan juga tidak kelelahan. Ayo kita pergi menanyai kepala desa tentang Goblin yang harus kita basmi.」

Kami berjalan menuju gerbang desa dan menyapa penjaga gerbang.

「Pakaian macam apa itu? Apa mungkin kau petualang?」

Dia melihatku terlebih dahulu, kemudian berpaling ke Rulina-san.
Pakaian macam apa itu = aku.
Petualang = Rulina-san.
Mungkin kira-kira begitu.

「Kami berdua adalah petualang. Kami ke sini untuk membasmi gerombolan Goblin yang muncul di sekitar sini.」

「Cuma kalian berdua?」

Dia tampak gelisah.
Aku tidak heran.
Ada banyak Goblin yang harus dibasmi, tapi yang datang hanyalah dua orang perempuan.
Terlebih lagi, salah satunya berpakaian aneh.
Sudah sewajarnya dia menjadi khawatir.

「Ya. Kami ingin mendengar informasinya, jadi bisakah kau mempertemukan kami dengan kepala desa?」

「Aku mengerti. Silakan ikuti aku.」

Penjaga gerbang ini tidak mengusir kami dan mengizinkan kami masuk ke desa.
Kami terus mengikuti penjaga gerbang tersebut dan sampailah kami ke sebuah rumah agak besar yang terletak di tengah-tengah desa.

「Ada kepala desa di rumah?」

「Ada apa, Roy?」

Seorang pria berusia 50-an tahun keluar dari rumah tersebut.

「Para petualang sudah datang.」

「Ah, sudah datang? Akhirnya kita bisa bernafas lega.」

Saat dia melihatku, suaranya menjadi semakin pelan.

「Anu, maaf, apakah cuma dua orang?」

「Ya, meskipun kami cuma berdua, tapi tenang saja, pekerjaan itu pasti akan kami selesaikan.」

「Begitukah?」

Dia menatapku dengan tatapan yang sama gelisahnya dengan penjaga gerbang tadi.
Bagaimanapun juga, penampilan memang penting~
Gadis kecil berkostum datang untuk membasmi Goblin.
Kalau aku ada di posisi mereka, aku juga akan meragukan gadis kecil itu.

「Kalau bisa, aku ingin tahu di mana lokasi Goblin itu berada.」

Rulina-san mencoba langsung masuk ke inti pembicaraan begitu menyadari perasaan si kepala desa.

「Para Goblin itu datang dari atas gunung. Orang yang berburu di gunung sudah beberapa kali melihatnya.」

「Kudengar jumlahnya ada 50 ekor, bisakah kau memastikannya?」

「Ada satu orang yang menjadi korban saat mendaki gunung. Saat itulah orang lain yang ikut bersamanya melihat Goblin sebanyak itu.」

「Baiklah. Kalau begitu kami akan pergi melihatnya. Kalau kami tidak kembali ke sini sampai esok hari, tolong laporkan ke Guild.」

「Saya mengerti. Mohon bantuannya.」

Kami meninggalkan desa dan bergegas menuju gunung di mana gerombolan Goblin berada.

「Yuna-chan, apa kau benar-benar tidak apa-apa sendirian?」

「Gak apa-apa. Aku hanya punya satu permintaan untuk Rulina-san. Tolong bedah semua Goblin dan ambil batu sihirnya sebagai bukti pekerjaan kita.」

「Aku tidak keberatan.」

Janjinya berhasil kudapat!
Bukti untuk perburuan Goblin sepertinya adalah batu sihirnya.
Kau harus membedah mayatnya dan mengeluarkan batu sihir dari dalam mayat tersebut.
Yak, mustahil!
Mayat Goblin juga tidak memiliki manfaat, jadi tidak ada gunanya aku menyimpan mayatnya.

「Kalau begitu, ayo berangkat. Aku jalan di depan, jadi ikuti aku.」

Aku menggunakan skill deteksi Mata Pengamatan Kuma.
Ada banyak reaksi dari arah sana.
Memang sedikit menyusahkan karena tidak ada layar map, tapi setidaknya aku bisa mengetahui pasti arah tujuanku.
Terdapat reaksi sumber bahaya jauh di depan kami.
Kuputuskan untuk terus maju dan mengalahkan apapun yang ada di sana.

「Hei, kulihat kau terus berjalan tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Kurasa akan lebih aman kalau kau sedikit lebih hati-hati dengan keadaan sekitarmu.」

「Gak apa-apa. Aku menggunakan sihir deteksi, jadi aku tahu kalau gak ada monster di sekitar sini.」

「Eh, kau punya sihir semacam itu?!」

「Tapi aku gak menyangka kalau Goblin-nya akan sebanyak ini.」

「Banyak?」

「Mungkin sekitar 100 ekor?」

「Hah, 100 ekor?! Serius?! Tidak mungkin kita bisa mengalahkan sebanyak itu.」

「Kenapa gak mungkin? Toh cuma 100 Deborane.」

「Kau sedang bercanda atau serius?」

「Aku serius.」

Dia terlihat menyerah dan menghela nafasnya.

「Aku akan bilang ini jelas-jelas sekarang, tapi kalau nanti situasinya berbahaya, aku akan meninggalkan Yuna-chan dan melarikan diri.」

「Aku gak keberatan.」

Lagi pula aku bisa lebih cepat melarikan diri.

「Hhh, benarkah tidak apa-apa? Mungkin kau sudah membuat pilihan yang salah.」

Tak terasa sudah satu jam kami berjalan di hutan.
Sampai saat ini, kami sudah bertemu dengan 20 ekor Goblin.

「Sihir deteksi itu sangat berguna, bisa langsung memberi tahu lokasi para Goblin. Tidak adil rasanya, langsung membunuh mereka dengan sihir jarak jauh bahkan sebelum mereka menyadari keberadaanmu.」

「Sudah, ambil saja batu sihirnya.」

「Iya, aku tahu.」

Rulina membedah mayat Goblin yang terbaring di depan matanya. Dia mengambil batu sihirnya kemudian membakar mayat itu.
Ini demi mencegah binatang dan monster lain untuk mendekati kami.

「Sepertinya ada sarang Goblin di depan kita.」

Reaksi dari sihir deteksi terkonsentrasi di satu tempat.
Mulai sekarang, aku akan perlahan mendekatinya.
Seperti halnya dalam game, serangan dadakan sangat efektif dalam perburuan sekawanan target.
Pertama-tama gunakan sihir terkuat tanpa diketahui oleh musuh, kemudian disambung dengan serangan kedua untuk mengalahkan monster yang sedang panik.
Saat masih di game, aku sering menggunakan taktik seperti ini.

「Tampaknya gua itu tempatnya.」

「Jangan bilang kalau kau berencana masuk ke gua itu?」

Bahkan aku pun tidak ingin memasuki gua yang berisi segerombolan Goblin.
Ada sekitar 5 ekor Goblin yang berdiri di mulut gua.
Mungkin mereka bertugas sebagai penjaga.

「Aku ingin memastikan sesuatu, jadi tunggu di sini.」

Aku mengucapkan mantra untuk sihir angin dan melepaskannya ke arah gua.
Sihir angin tersebut berhembus ke seluruh penjuru gua.

「Aku sudah memastikannya. Sepertinya gua itu hanya memiliki satu pintu masuk. Aku akan berangkat sekarang, kau tunggu di sini.」

「Tunggu dulu, kau benar-benar mau ke sana?」

Aku memenggal 5 kepala Goblin penjaga dengan Air Cutter sebelum mereka sempat mengeluarkan suara.
Kemudian aku membayangkan Kuma yang merah membara.

「Bear Fire.」

Aku melemparkan api berbentuk Kuma ke dalam gua.
Kemudian dilanjutkan dengan sihir berikutnya.

「Bear Wall.」

Aku menutup mulut gua dengan tembok berbentuk Kuma.
Selesai sudah.
Selanjutnya hanya tinggal menunggu.

「Yuna-chan, apa yang tadi kau lakukan?」

「Aku melemparkan api bersuhu tinggi ke dalam gua, kemudian menutup mulut gua. Saat ini gua sedang terbakar hebat sehingga stok oksigen akan semakin menipis, para Goblin akan segera mati lemas.」

「Oksigen? Mati lemas?」

Apakah dunia ini belum mengetahui konsep oksigen?
Kalau memang begitu adanya, maka akan sulit menjelaskannya.

「Sederhananya, saat ini di dalam gua itu sedang kehabisan udara.」

「Begitukah?」

「Kalau kau menyalakan api di tempat yang tertutup, maka udara di tempat itu akan habis. Jadi, sekarang para Goblin itu sedang menderita karena kekurangan udara. Mudah, 'kan? Atau kau berpikir kalau aku akan bertarung melawan Goblin di dalam gua?」

Rulina-san menggelengkan kepalanya.

「Jadi untuk sementara ini waktuku kosong. Setelah kau selesai memproses Goblin di mulut gua, kita makan siang yuk?」

「Kau mau makan di sini?」

Tampaknya dia enggan makan di sini.
Mungkin dia tidak mau makan di tempat yang rawan serangan Goblin.
Padahal aku memiliki sihir deteksi, jadi seharusnya aman.

「Kita bisa saja kembali ke desa sebentar, tapi bukankah itu lebih merepotkan?」

「Iya sih, tapi… Omong-omong, berapa lama kita harus menunggu?」

「Biasanya cuma beberapa menit, mungkin? Aku bermaksud untuk menunggu sampai aku bisa memastikan dengan sihir deteksi kalau para Goblin itu sudah mati semua.」

Selagi menunggu, Rulina-san memproses Goblin yang ada di mulut gua.
Setelah itu dia menghampiriku, kemudian mengeluarkan makan siang dari tas yang menggantung di pinggangnya.
Itu ya yang namanya tas item.

「Seberapa besar kapasitas tas itu?」

「Tas ini? Yang jelas tidak sebesar kapasitas boneka Kuma-nya Yuna-chan. Hanya cukup untuk menampung 5 ekor Wolf.」

Cuma sebesar itu?
Kalau dipikir-pikir, Kuma ini memang barang cheat.
Aku menyantap makan siang yang telah disediakan, tapi rasanya tidak enak.
Menunya daging yang dikeringkan, air hangat, dan lain-lain. Ternyata tas item biasa tidak memiliki fungsi menghentikan waktu.
Seharusnya tadi aku menyiapkan makanan untuk diriku sendiri.
Sehabis makan siang, aku menggunakan sihir deteksi.

「Eh?」

「Ada apa?」

「Ada satu ekor yang masih hidup.」

「Satu ekor… Jangan-jangan…」

「Kau tahu sesuatu?」

「Yuna-chan, tadi kau bilang ada sekitar 100 ekor Goblin, 'kan?」

「Ya.」

「Mungkin itu Goblin King.」

「Goblin King…」

Goblin King… raja dari para Goblin, jauh lebih kuat dan lebih pandai daripada Goblin biasa.

「Ya, ada 100 ekor Goblin yang berkumpul di satu tempat, jadi kemungkinannya besar.」

「Kalau terus seperti ini, sepertinya dia gak akan mati, jadi kita harus melawannya langsung.」

「Tidak mungkin! Goblin King adalah monster kelas C. Dia adalah monster yang hanya bisa dikalahkan oleh party kelas C ke atas.」

Meskipun begitu, dia adalah monster yang tidak bisa menggunakan sihir, hanya kekuatan fisiknya yang lebih tinggi dari Goblin biasa.
Mungkin akan berbahaya kalau serangannya mengenaiku, tapi tentu saja aku tidak berencana untuk terkena serangannya.

「Kita harus kembali ke Guild dan meminta bantuan.」

「Hmm, bukankah gak apa-apa?」

「Yuna-chan, tolong. Turuti kata-kataku untuk kali ini saja.」

「Kalau begitu, cukup aku sendiri yang masuk ke gua dan melawannya. Kalau aku gak keluar setelah sekian lama, silakan hubungi Guild untuk meminta bantuan.」

「Tidak mungkin aku membiarkanmu untuk menjemput ajalmu sendiri.」

「Tenang saja. Aku akan membuka batunya.」

「Yuna-chan!」

Aku mengabaikan teriakannya dan menghilangkan tembok Kuma.
Udara panas langsung menyembur keluar dari gua.
Aku menghamburkan udara panas itu dengan sihir angin.
Mulut gua masih terasa panas akibat tingginya suhu api Kuma.

「Kalau begini, aku gak bisa masuk.」

「Karena ini mustahil, jadi ayo pulang saja.」

「Hm? Kelihatannya si raja sendiri yang keluar dari gua.」

「Jangan bercanda…」

「Rulina, sembunyi ke belakang.」

Seekor Goblin yang berukuran dua kali lebih besar dari Goblin biasa keluar dari gua.
Di tangannya, dia memegang sebuah pedang yang terlihat mengerikan.
Saat melihatku, dia meraung begitu kuat sampai tanah yang kuinjak terasa bergetar.
Ini adalah Goblin King.
Aku mengawali pertarungan dengan menembakkan Air Cutter.
Goblin King mengayun pedangnya dan memotong sihirku.
Dia mengunciku sebagai targetnya, kemudian berlari ke arahku.
Kencang.
Aku mengeluarkan pedang dari Box Kuma dan menahan ayunan pedang Goblin King.
Berat.
Aku sedikit terdorong karena kekuatannya sedikit lebih tinggi dariku.
Kemudian Goblin King menggunakan lengannya yang satu lagi untuk memukulku.
Aku menahannya dengan Kuma putih, tapi aku masih sedikit terpental, jadi aku menggunakan sihir untuk mengembalikan keseimbanganku.
Apakah level-ku masih terlalu rendah?
Kalau sihir biasa tidak mempan, bagaimana dengan sihir Kuma?

「Bear Cutter.」


Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 1 Bab 13 Bahasa Indonesia

Aku membayangkan cakar tajam Kuma dan menembakkannya ke arah Goblin King.
Tiga pisau angin menyerang Goblin King.
Dia mengayun pedangnya dan mencoba menghancurkan sihirku dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Namun, Bear Cutter tidak hancur dan terus mengenai Goblin King.

「Eh?」

Dia tidak tumbang.
Tubuh Goblin King terlihat berdarah karena tiga pisau angin, tapi tubuhnya tidak terpotong.

「Tubuhnya keras?」

Paling tidak, aku tahu kalau aku bisa melukainya.
Goblin King berteriak penuh murka.
Kemudian dia pun mulai berlari ke arahku.
Sudah saatnya menyelesaikan pertarungan ini.
Aku menggunakan sihir tanah untuk membuat lubang yang dalam di depan Goblin King.
Tidak peduli seberapa pintarnya Goblin King, dia tidak akan mungkin menyadari lubang yang tiba-tiba muncul di kakinya.
Terlebih lagi dengan kondisinya sekarang yang penuh dengan amarah.
Pandangan Goblin King hanya tertuju kepadaku.
Dia tidak memperhatikan langkahnya dan terjatuh ke dalam lubang.
Mungkin dia bisa meleleh kalau kugunakan api Kuma, jadi aku menembakkan Bear Cutter beberapa kali ke dalam lubang.

「Bear Cutter, Bear Cutter, Bear Cutter, Bear Cutter, Bear Cutter.」

Tidak kusangka ternyata dia setangguh ini.
Aku bisa mendengar teriakannya dari dalam lubang.
Mungkin dia mencoba untuk memanjat keluar, tapi Bear Cutter memaksanya kembali ke dasar lubang.
Setelah beberapa kali menembakkan Bear Cutter, teriakannya tidak terdengar lagi.
Saat aku menggunakan sihir deteksi, kulihat reaksi dari Goblin King sudah menghilang.
Setelah aku berhenti menembakkan sihir, Rulina keluar dari balik pohon.

「Sudah selesai?」

「Aku gak mendapatkan reaksi apa-apa dari sihir deteksi, jadi sudah aman.」

「Sulit kupercaya, kau benar-benar mengalahkan Goblin King.」

「Aku sedikit terkejut karena dia begitu tangguh. Sekarang aku akan memastikan dia sudah mati atau belum, jadi menjauhlah dari lubang.」

Aku menaikkan dasar lubang dengan menggunakan sihir tanah.
Kami bisa melihat mayat Goblin King yang mati dengan mulut terbuka.
Meski sudah mati, wajahnya terlihat penuh rasa takut.

「Ini benar-benar sudah mati, 'kan?」

「Iya.」

Aku menembakkan Bear Cutter untuk memastikan, tapi tidak ada respon apa pun dari Goblin King.

「Jadi, apa yang harus kita lakukan dengan mayat ini?」

「Yuna-chan, bisakah mayat ini masuk ke tas item-mu?」

「Bisa.」

「Kalau begitu, bisakah kau memasukkannya saja? Sebenarnya batu sihirnya sudah cukup untuk dijadikan bukti, tapi mungkin akan lebih baik kalau kau bisa membawa seluruh mayatnya.」

Kemudian kumasukkan mayat Goblin King ke dalam Box Kuma.
Aku juga memasukkan pedang milik Goblin King.

「Nah, sekarang tinggal memproses Goblin yang ada di dalam gua.」

「Kalau begitu, aku akan mendinginkan gua.」

Aku mendinginkan suhu di dalam gua dengan sihir air dan angin.

「Sekarang sudah gak ada masalah lagi di dalam gua. Silakan.」

「Mm, aku cuma ingin memastikan, tapi guanya sudah aman, 'kan?」

「Aman. Tapi ada banyak mayat Goblin, jadi mungkin kau akan repot membedah semuanya.」

「Yuna-chan, bantu aku…」

「Ogah.」

Aku menolaknya tanpa ragu karena aku tidak bisa memotong mayat dan mengambil batu sihir dari dalam mayat tersebut.

「Hati-hati, di dalam gua terlihat gelap.」

「Tidak apa-apa, aku sudah membawa lentera.」

「Ah, kalau begitu, silakan ambil ini.」

Aku menggunakan sihir Light untuk membuat cahaya berbentuk Kuma.

「Silakan ambil.」

「Aku penasaran kenapa bentuknya seperti Kuma, tapi aku akan menerimanya dengan senang hati.」

Rulina-san memasuki gua itu sendirian.
Seharusnya ada sekitar 80 mayat di dalam gua. Butuh waktu 1 menit untuk mengeluarkan sebuah batu sihir dari dalam sebuah mayat, jadi semuanya mungkin akan memakan waktu sekitar 80 menit.
Mungkin totalnya bisa memakan waktu 2 jam, karena butuh waktu untuk berjalan di dalam gua.
Aku membuat rumah kecil dan sederhana menggunakan sihir tanah, tak lupa kubuat jendela untuk memperlancar aliran udara.
Aku berpikir tentang monster yang bisa tiba-tiba muncul, jadi pintu masuknya kututup.
Mereka tidak akan bisa masuk melalui jendela karena ukuran jendelanya kecil.
Setelah itu aku membuat tempat tidur yang terbuat dari tanah, kemudian langsung berbaring di atasnya.
Memang terasa keras, tapi masih bisa dipakai untuk tidur.
Lain kali aku akan membeli selimut.
Aku cepat terlelap karena sudah lelah secara mental.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar