07 Juli 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 14

Bab 14 – Kuma-san Melapor

「Yuna-chan! Yuna-chan! Bangun!」

「Berisik.」

Aku bangkit sambil menggosok mataku yang masih mengantuk.

「Akhirnya bangun juga.」

Rulina melihatku melalui jendela kecil.
Aku meregangkan punggung dan ototku.

「Kau membuat rumah dan tidur selagi aku bekerja keras. Tidak adil.」

「Itu karena menguliti adalah tugas Rulina-san. Sudah selesai?」

「Sudah. Aku terkejut saat keluar dari gua dan melihat sebuah rumah. Saat kuintip ke dalam, ternyata Yuna-chan sedang tidur. Tidak ada pintu, jadi aku tidak bisa masuk.」

Aku membuat lubang di dinding dengan sihirku dan keluar dari rumah.
Saat mendongak ke arah langit, tampaknya matahari sudah condong ke arah barat.
Mungkin sekitar jam 3 sore?

「Ada terlalu banyak mayat Goblin. Benar-benar melelahkan, apalagi Yuna-chan tidak mau membantuku.」

Dia mengeluh, tapi kuabaikan dan langsung kuganti topik.

「Ada lagi yang kita perlukan dari dalam gua?」

「Tidak ada.」

「Kalau begitu aku akan menutup mulut gua, karena akan menyusahkan kalau monster lain mulai bersarang di gua ini.」

Aku menggunakan sihir tanah untuk menutup mulut gua.
Ini akan mencegah monster lain untuk menjadikan gua ini sebagai sarang mereka.

「Baiklah, ayo pulang.」

「Tapi aku masih lelah…」

「Gak masalah, soalnya aku akan menggendongmu.」

Aku tidak berniat untuk pulang dengan berlambat-lambat.

「Yuna-chan… Apa maksudmu…」

「Ini di gunung, jalannya gak mulus, jadi jangan buka mulutmu.」

Aku tersenyum lebar.
Aku menuruni gunung sambil menggendong Rulina yang terlihat pasrah.
Lompat! Lompat! Lompat!
Rulina berteriak setiap kali aku melompat.
Suaranya sangat berisik karena dia berteriak tepat di samping telingaku.
Aku mengabaikan teriakan Rulina dan terus berlari.
Saat kami tiba di dekat gerbang desa, aku menurunkan Rulina dan kami berjalan bersama menuju penjaga gerbang.
Kaki Rulina terlihat goyah. Mungkin itu hanya imajinasiku saja?
Kami menyapa penjaga gerbang dan bergegas menuju rumah kepala desa.

「Mmm, kalian kembali secepat ini. Sepertinya memang mustahil ya?」

「Tidak, kami sudah selesai.」

「Apa?」

「Pekerjaan berburu Goblin sudah selesai.

Ini adalah batu sihir dari Goblin tersebut.」

Rulina mengeluarkan sebuah tas kulit dari tas item-nya.
Dia membuka ikatan tas kulit itu dan menunjukkan isinya kepada kepala desa.
Mungkin isinya batu sihir Goblin.
Sudah pasti aku tidak akan melihatnya.
Aku tidak mau melihat batu sihir yang berlumuran darah.
Kalau aku melihatnya, mungkin aku akan kehilangan selera makan.
Mungkin tidak masalah kalau batu-batu itu sudah dibilas dengan air, tapi seingatku di gua itu tidak ada sumber air.

「Oh, ternyata kalian bisa mengalahkan para Goblin itu. Tapi kenapa batu sihirnya bisa sebanyak ini?」

「Itu karena kami menemukan sekitar 100 ekor Goblin.」

「100 ekor?!」

Si kepala desa terkejut.
Yah, tentu saja kau akan terkejut begitu mengetahui bahwa Goblin yang ada di dekat desamu ternyata jauh lebih banyak dari perkiraan.

「Tenang saja. Semuanya sudah dikalahkan. Kami juga sudah menutup gua yang menjadi sarang Goblin, jadi kuharap tidak ada lagi monster yang bersarang di sekitar sini.」

「Te-terima kasih banyak.」

Si kepala desa menundukkan kepalanya.

「Kalau begitu, saya akan segera menyiapkan tempat untuk kalian menginap hari ini.」

「Ya, terima kasih banyak.」「Gak, kami mau pulang.」

Aku dan Rulina berbicara di saat yang sama.

「Yuna-chan, ini sudah sore.」

「Kita bisa sampai sebelum matahari terbenam.」

Kami berdua saling memandang.

「Jangan-jangan, kau mau menggendongku ala Putri lagi?」

「Mau dua kali, tiga kali, sama saja bagiku.」

「Tapi mereka sudah berbaik hati ingin menyiapkan tempat menginap untuk kita.」

「Motoku adalah menyelesaikan hal merepotkan dengan secepat mungkin.」

「…Apa kau benar-benar mau pulang?」

Aku mengangguk.

「Ugh, baiklah. Kita juga masih harus melapor tentang Goblin King, jadi mari kita pulang.」

「Goblin King?」

Si kepala desa bereaksi terhadap kata-kata Rulina.

「Goblin King adalah penyebab berkumpulnya 100 ekor Goblin di satu lokasi.」

「Kalau begitu, bagaimana dengan Goblin King-nya?」

「Jangan khawatir. Situasi sudah aman karena Goblin King tersebut juga sudah dikalahkan.」

「Terima kasih banyak!」

Setelah menerima ucapan terima kasih dari para penduduk desa, kami pun meninggalkan desa tersebut.

「Tolong lari dengan selembut mungkin. Selain itu, dilarang melompat!」

「Aku tahu.」

Mungkin Rulina ketakutan karena aku beberapa kali melompat saat menuruni gunung.
Rulina memelukku atas inisiatifnya sendiri.

「Sebenarnya aku masih tidak rela, tapi memeluk kostum Kuma ini terasa sangat nyaman.」

Rulina mengelusku (Kuma) berulang kali.
Aku ingin dia menghentikannya.
Caranya menyentuhku membuatku risi.
Kalau aku mulai berlari, mungkin dia akan segera berhenti menyentuhku, jadi aku segera menggendongnya ala Putri dan langsung berlari.
Lain halnya dengan saat menuruni gunung, sekarang kami menyusuri jalan yang rata, jadi aku bisa terus berlari dengan tanpa halangan.
Ada reaksi monster di kejauhan, tapi aku mengabaikannya dan terus berlari.
Terkadang kami juga menyalip para petualang yang menaiki kereta kuda, tapi aku tidak menghiraukan mereka.
Sepertinya di antara mereka ada yang berteriak, tapi aku hanya bisa mendengarnya sekilas.
Akhirnya gerbang kota mulai terlihat.

「Aku malu, jadi tolong turunkan aku.」

Aku mengabaikan suara di telingaku dan terus berlari.

「Yu-Yuna-chan? Tolonglah?」

Dia memelukku semakin erat, tapi aku tidak merasa sakit sama sekali.
Kami tiba di gerbang barat dengan kondisi kami yang masih seperti tadi.
Penjaga gerbang terkejut.
Rulina malu.
Aku berpakaian Kuma.
Tiga orang terdiam.
Aku menurunkan Rulina dan menyerahkan kartu Guild-ku dalam hening.
Penjaga gerbang memeriksa kartuku tanpa berkata-kata.
Dua orang memasuki kota tanpa bersuara.

「Jadi, mau kugendong sampai Guild?」

「Cukup!」

Dengan wajah yang memerah karena menahan malu, Rulina pergi menuju Guild untuk melapor.
Kulihat ada sejumlah petualang yang telah menyelesaikan pekerjaan mereka dan berdiri di dekat pintu masuk Guild.
Awalnya kupikir akan sulit untuk masuk, tapi kemudian para petualang itu melihatku dan memberikan jalan kepada kami.
Mereka membuka jalan layaknya lautan yang dibelah Nabi Musa.

「Boleh kita lewat?」

「Kenapa gak?」

Kami pun memasuki Guild dan tampaknya resepsionis masih melayani banyak petualang.
Saat kami mulai mengantre, ada seseorang yang memanggil kami dari belakang.

「Rulina, bagaimana?」

「Lanz, kenapa kau ada di sini?」

Lanz dan Gil menatap kami sambil duduk di kursi mereka masing-masing.

「Aku menunggu di sini karena kupikir kalian pasti akan segera kembali, ternyata perkiraanku memang tepat. Kalian pasti kembali secepat ini karena ketakutan dengan jumlah Goblin yang terlalu banyak.」

Lanz yang mengira kami gagal malah tersenyum tengik.
Apa dia tidak mengerti?
Kegagalanku adalah kegagalan seluruh party-nya.

「Lanz, sayangnya pekerjaan itu sudah sukses dikerjakan.」

「Hah?」

Si bodoh menjadi semakin terlihat bodoh setelah mendengar ucapan Rulina.

「Pekerjaan sudah selesai. Seratus ekor Goblin dan seekor Goblin King sudah dikalahkan.」

「Hah, apa kau bilang? Seratus ekor Goblin? Goblin King? Leluconmu tidak lucu.」

「Itu bukan lelucon.」

Para petualang di Guild mulai mengalihkan perhatian mereka ke arah kami karena mendengar suara keras Lanz.

「Seratus ekor Goblin?」

「Goblin King?」

「Mungkin bohong.」

「Mereka tidak mungkin bisa mengalahkan Goblin King.」

「Seratus ekor Goblin! Mustahil mengalahkan sebanyak itu hanya dengan 2 orang.」

「Tapi, ada si Kuma itu.」

「Si Kuma itu ya.」

「Mungkinkah kalau si Kuma?」

「Kalau si Kuma, tidak heran.」

Para petualang masing-masing berkomentar setelah mendengarkan percakapan kami.
Tapi, memangnya kenapa kalau ada si Kuma?

「Rulina-san. Yang kamu bilang soal Goblin King, benarkah itu?」

Helen menghampiri kami.

「Aku ingin mendengar cerita dari kalian. Silakan ke sini.」

Kami dipandu ke meja resepsionis yang tidak memiliki antrean.

「Nah, sekarang tolong jelaskan padaku. Pekerjaan yang diterima Rulina-san adalah perburuan segerombolan Goblin yang muncul di dekat desa Touz. Jumlahnya sekitar 50 ekor.」

「Benar, tapi ketika kami sampai di sana, ternyata ada 100 ekor Goblin.」

Setelah dia memberikan laporan itu, para petualang yang menguping di belakang kami mulai heboh.

「Maaf, tapi kamu membawa batu sihirnya sebagai bukti?」

Dari tas item-nya, Rulina mengeluarkan tas kulit yang berisi batu sihir dari Goblin.

「Aku akan memeriksanya.」

Helen langsung mengoperasikan suatu alat di balik konter setelah menerima batu sihir tersebut.

「Ya, sudah dipastikan bahwa ini adalah batu sihir dari Goblin yang dibunuh hari ini. Aku juga mendengar tentang Goblin King, benarkah itu?」

「Ya, pemimpin gerombolan Goblin itu adalah Goblin King.」

「Benarkah? Kalau begitu kami harus segera membuat permintaan darurat untuk party rank C.」

「Tidak perlu. Yuna-chan sudah mengalahkannya.」

「…Mengalahkan Goblin King sendirian…」

「Kuma menaklukkan Goblin King.」

「Kuma…」

「Kuma…」

Kata-kata itu menyebar seperti gema.

「Kamu serius? Kalau kalian membawa batu sihirnya, tolong tunjukkan.」

「Tapi yang kubawa adalah mayat Goblin King utuh.」

「Ah, di tas item Kuma-nya Yuna-san ya? Hmm, mungkin ukurannya besar ya? Maaf, bisa mohon pindah ke ruangan sebelah?」

Para petualang berduyun-duyun mengikuti kami seperti anak bebek.

「Bisakah kamu keluarkan di sini?」

Aku mengangkat Kuma putih dan mengeluarkan mayat Goblin King.
Keluhan, tangisan, raungan, dan bermacam suara lainnya terdengar dari sekitarku.

「Sudah tidak diragukan lagi, ini memang Goblin King.」

Wajah Goblin King itu terlihat seakan-akan bisa menghantui orang yang melihatnya.
Banyak petualang yang ketakutan saat melihat wajahnya.
Selain itu, mereka juga takjub padaku yang berhasil mengalahkan Goblin King.
Di sekujur mayat Goblin King terdapat banyak luka yang menggambarkan betapa sengitnya pertarungan yang telah dilalui.
Tidak ada yang mengira kalau pertarungan itu sebenarnya adalah pembantaian sepihak.

「Terima kasih banyak. Bolehkah kami membeli mayat Goblin King ini?」

「Material dari Goblin King ada gunanya?」

「Tentu saja. Kulit Goblin King berbeda dengan kulit Goblin biasa dalam hal kekuatan dan daya tahan, sehingga cocok digunakan sebagai armor. Tulangnya bisa digunakan untuk senjata serta alat-alat sihir. Batu sihirnya berkekuatan tinggi, jadi bisa digunakan untuk berbagai keperluan.」

「Aku gak masalah, kalau Rulina-san?」

「Aku juga tidak masalah.」

「Kalau begitu, maaf, bisa kita kembali lagi ke meja resepsionis?」

Kami pun kembali lagi ke meja resepsionis.
Para petualang lainnya masih seperti anak bebek, jadi mereka juga mengekor.

「Pekerjaan ini diterima oleh party-nya Rulina-san. Tapi, karena diselesaikan berkat bantuan Yuna-san, bagaimana kami harus memprosesnya?」

「Tolong tandai sebagai kerja sama antara party kami dan Yuna-chan.」

「Rulina?」

「Yuna-chan yang mengalahkan mereka. Tidak mungkin aku sanggup menganggap kesuksesan pekerjaan ini sebagai sepenuhnya atas nama party kami. Yang kulakukan hanyalah menguliti Goblin dan bernegosiasi.」

「Oke. Aku akan menanganinya seperti itu. Semua anggota party-nya Rulina-san, tolong berikan kartu Guild kalian.」

「Aku tidak usah.」

「Lanz?」

「Aku tidak melakukan apa-apa. Sebenarnya aku berpikir kalau gadis itu akan melarikan diri, jadi aku berencana untuk menunggu dan melihat situasi. Aku juga menertawainya saat dia bilang kalau dia bisa mengalahkan segerombolan Goblin sendirian.」

「Aku juga tidak usah. Aku juga tidak melakukan apa-apa.」

「Gil?」

「Oke. Kalau begitu aku akan memprosesnya sebagai pekerjaan yang diselesaikan oleh Rulina-san dan Yuna-san. Setuju?」

「Ya, terima kasih.」

「Ini adalah imbalan atas perburuan Goblin serta penjualan batu sihirnya, dan yang ini adalah bonus atas penaklukan Goblin King serta penjualan materialnya.」

Dia menyodorkan dua kantong kepada kami.
Rulina menyerahkan kantong bonus penaklukan Goblin King kepadaku.

「Aku tidak bisa menerima kantong itu. Dan juga, ambil setengah isi kantong ini.」

Uang imbalan perburuan Goblin dibagi dua, dan setengahnya diberikan kepadaku.

「Yakin?」

「Itu imbalan untuk 2 orang. Aku memang hanya menguliti, tapi tidak mungkin semua uangnya kuberikan untukmu, jadi kubagi dua saja.」

Aku menerimanya tanpa protes dan memasukkannya ke Box Kuma.

「Satu lagi, mohon maafkan kami untuk masalah kali ini. Aku akan mengurus Lanz, dan tentu saja Deborane juga.」

Di belakangnya, bisa kulihat Lanz yang tertunduk malu.

「Gak perlu minta maaf, toh aku juga menikmati pekerjaan kali ini. Aku bisa berlatih sihir melawan Goblin King, jadi semuanya gak sia-sia.」

Aku lebih mahir menggunakan sihir berkat melawan Goblin King.
Berhubung aku sudah bisa mengalahkan Goblin King, mungkin aku akan bisa mengalahkan monster lainnya dengan mudah.
Saat meninggalkan Guild, Rulina-san mengajakku untuk makan bersama, jadi kami pergi ke restoran yang dia rekomendasikan bersama dengan Lanz dan Gil.
Lanz meminta maaf lagi sambil menundukkan kepalanya.
Gil juga meminta maaf karena tidak ikut bersama kami untuk berburu Goblin.
Kuputuskan untuk memaafkan mereka dan menikmati makan malam bersama.

「Kau serius mau mentraktir kami?」

「Iya. Aku baru mendapat rezeki karena mengalahkan Goblin King. Kalian juga bisa menganggap ini sebagai pengganti biaya perawatan Deborane.」

「Oh begitu. Kalau begitu aku akan menikmati makanannya tanpa sungkan.」

「Terima kasih.」

Aku kembali ke penginapan setelah puas menikmati santapan bersama mereka bertiga.
Aku mengatakan pada Elena bahwa aku tidak memerlukan makan malam, kembali ke kamarku, dan langsung berbaring di tempat tidur meskipun belum mandi seharian.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

2 komentar: