10 Juli 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 15

Bab 15 – Kuma-san Libur di Hari Hujan (Bagian 1)

Hari ini hujan turun sedari pagi, jadi kuputuskan untuk tidak keluar dari penginapan.
Aku membaca buku tentang monster demi menghabiskan waktu luang.
Sebagian besar monster yang tertulis di dalam buku ini sudah sering muncul di game, novel, dan komik.
Mungkin berkeliling dunia dan mencari semua monster tersebut akan mengasyikkan.
Setelah beberapa saat membaca, perutku memberi kode bahwa waktu makan siang telah tiba, jadi aku turun ke lantai dasar untuk makan.
Ternyata ruang makan dipenuhi oleh para pelanggan.
Saat aku bertanya pada Elena,

「Ah, tampaknya kios-kios di luar tutup karena hujan. Para pelanggan memadati toko-toko yang bisa melindungi mereka dari hujan.」

Memang sih, kios-kios di luar tidak dapat berjualan saat hujan.
Para pelanggan mungkin tidak akan mau berbelanja di tengah hujan, dan mereka harus memikirkan tempat makan yang nyaman.
Kalau dipikir-pikir, sudah sewajarnya mereka memilih toko yang bisa melindungi mereka dari hujan.

Aku melihat seisi ruang makan untuk mencari tempat duduk, tapi tidak ada tempat kosong.
Aku tidak ingin berbagi meja dengan orang asing, jadi kuputuskan untuk kembali ke kamar, tapi,

「Yuna-san, maaf, tapi tidak ada tempat duduk kosong, bagaimana kalau makan di kamar?」

「Oke, aku gak keberatan.」

「Terima kasih banyak. Sebenarnya saya ingin memprioritaskan Yuna-san yang menginap di sini, tapi…」

「Gak apa-apa. Kalau begitu, berikan aku makanan yang paling kau rekomendasikan.」

「Baiklah. Saya akan segera mengantarkannya ke kamar, jadi mohon tunggu sebentar.」

Setelah sekitar 5 menit aku menunggu di kamar, ada yang mengetuk pintu kamarku.
Tak kusangka bakal secepat ini.

「Yuna-san, boleh tolong bukakan pintu?」

Saat kubuka pintu kamarku, kulihat Elena membawakan makanan dengan asap yang masih mengepul.
Berhubung makan siang tidak termasuk dalam biaya menginap, aku membayar Elena setelah menerima makanan dan meletakkannya di meja.

「Terima kasih banyak.」

「Tetap semangat ya, Elena-san.」

「Ya, sekarang adalah saat yang tepat untuk menghasilkan uang.」

Dia menjawab dengan riang dan kembali ke lantai dasar.
Aku menyantap makanan yang tersaji di atas meja dengan penuh rasa terima kasih.
Ada tumis sayuran dan daging, sup panas, serta roti yang baru dipanggang.
Aku merasa bersyukur atas makanan yang hangat ini.
Aku menggigit rotinya, tapi tiba-tiba aku merindukan nasi.
Roti ini memang enak, tapi sebagai orang Jepang, aku tetap membutuhkan nasi.
Aku juga ingin makan ramen, tapi adakah ramen di dunia ini?
Mari kita tanya Elena nanti.
Sehabis menyantap makan siang, aku memikirkan tentang rencana untuk sore ini.

Aku membuka layar status.


Nama: Yuna
Usia: 15 tahun
Level: 18

Skill:
Bahasa Dunia Lain
Huruf Dunia Lain
Box Dimensional Kuma
Mata Pengamatan Kuma
Deteksi Kuma
Peta Kuma

Sihir:
Kuma Light
Penguatan Tubuh Kuma
Sihir Elemen Api Kuma
Sihir Elemen Air Kuma
Sihir Elemen Angin Kuma
Sihir Elemen Tanah Kuma

Perlengkapan:
Sarung Tangan Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sarung Tangan Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Hitam (Tidak bisa ditransfer)
Sepatu Kuma Putih (Tidak bisa ditransfer)
Kostum Kuma Hitam dan Putih (Tidak bisa ditransfer)
Pakaian Dalam Kuma (Tidak bisa ditransfer)


Aku sudah memeriksa statusku tadi pagi dan menyadari bahwa skill-ku bertambah lagi. Melihat kata Kuma yang lagi-lagi seenaknya dimasukkan ke nama skill Peta Kuma, rasanya aku ingin sekali memprotesnya.


Peta Kuma
Dapat membuat peta berdasarkan tempat yang dilihat oleh mata Kuma.


Saat aku membuka Peta Kuma, dengan berpusat di lokasi keberadaanku sekarang, aku bisa melihat tempat-tempat di sekitar kota, hutan di timur, serta area di sekitar desa lokasi kemunculan Goblin.
Area yang bisa kulihat berbentuk seperti jejak siput yang melata.
Area lainnya hanya berwarna hitam dan tidak menampilkan apa-apa.
Kelihatannya seperti suatu game.
Meskipun peta ini sangat berguna, tapi sayangnya peta ini hanya menampilkan tempat-tempat yang pernah kudatangi.
Yah, mungkin seperti ini juga tidak apa-apa, karena akan membosankan kalau bisa langsung menampilkan peta seluruh dunia.

Tiba-tiba aku teringat akan suatu hal saat melihat lokasi Goblin King di peta.
Aku mengeluarkan sebuah pedang dari Box Kuma.
Ini adalah pedang milik Goblin King.
Pedang ini tidak terlihat menyeramkan seperti saat Goblin King masih memegangnya.
Pedang ini malah menjadi pedang perak yang indah berkilau.


Pedang Raja Goblin
Level: 7

Efek:
Meningkatkan kekuatan fisik
Efek kekuatan sihir



Meningkatkan kekuatan fisik
Meningkatkan kekuatan fisik pengguna.



Efek kekuatan sihir
Pengguna dapat mengalirkan kekuatan sihir ke pedang ini.


Mungkin inilah alasan kenapa pedang ini terlihat mengerikan saat masih di tangan Goblin King.
Saat aku mengalirkan kekuatan sihirku, pedang ini memancarkan sinar perak yang indah.
Mungkin kalau suasana hatiku sedang buruk, pedang ini bisa berubah warna menjadi hitam, tapi untunglah untuk saat ini kenyataannya tidak seperti itu.

Aku merasa kalau mungkin aku akan menggunakan pedang ini di suatu waktu, jadi aku berencana untuk berlatih pedang di hari yang cerah.
Tapi sayangnya tidak ada tanda-tanda hujan akan segera reda.

Saat memikirkan jadwal kegiatanku untuk hari ini, sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan.
Meskipun aku sudah berpengalaman menjadi hikikomori, tapi itu bisa kulakukan karena ada internet, televisi, novel, komik, dan sebagainya.
Tanpa hiburan seperti itu, ternyata lebih membosankan dari yang kukira.
Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah tidur.
Tapi kalau aku tidur sekarang, aku akan kesulitan tidur di malam hari.
Saat masih di Jepang, kalau aku tidak bisa tidur di malam hari, masih banyak hal yang bisa kulakukan di internet, seperti membaca komik, novel, bermain game, dan sebagainya, tapi di dunia ini tidak ada yang bisa kulakukan di malam hari.
Jadi sekarang aku akan serius memikirkan apa yang bisa kulakukan untuk saat ini.

Saat aku menahan ayunan pedang dari Goblin King, aku sedikit khawatir tentang kondisi lenganku yang lemah, jadi kuputuskan untuk melatih ototku.
Lengan bagian atasku kenyal seperti jelly.
Berkat kostum Kuma, aku bisa melakukan push-up puluhan kali, bahkan ratusan kali tanpa merasa lelah.
Bagaimana ya caranya supaya ototku terlatih? Akhirnya kuputuskan untuk melepas kostum Kuma. Sekarang aku hanya memakai pakaian dalam.
Lebih tepatnya, badan bagian atas masih tertutupi kaus.
Tapi badan bagian bawah hanya ditutupi celana dalam Kuma.
Aku tidak memakai celana dalam yang kubeli tempo hari karena rasanya tidak nyaman saat dipakai.
Lain kali aku akan berbelanja di toko yang mewah.

Sambil berpikir seperti itu, aku mencoba melakukan push-up.
Ya, bahkan 10 kali push-up pun aku tidak sanggup.
Tidak ada yang berubah sejak aku masih di Jepang.
Akhirnya kuputuskan untuk pasrah atas kondisi lenganku yang seperti jelly ini dan mengenakan kembali kostum Kuma.
Sepertinya kebiasaan memanglah hal yang mengerikan, karena pelan tapi pasti aku mulai terbiasa dengan penampilan kostum Kuma ini.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar