07 Agustus 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 23

Bab 23 – Sudut Pandang Fina 3


Terjemahan oleh Rena Translation, dengan suntingan seadanya oleh Cuma Translation.



Kami melewati gerbang dan meninggalkan kota.
Omong-omong, saya belum mendengar tentang tujuan kami.
Apakah Tiger Wolf ada di hutan dekat sini?
Ketika saya bertanya, Yuna-oneechan mengatakan tujuan kami jauh sekali, jadi dia perlu mengeluarkan sesuatu yang bisa kami tunggangi.
Mengeluarkan?
Saya tidak mengerti apa yang dia maksud.
Saya diberitahu untuk mundur sedikit.
Yuna-oneechan merentangkan tangan Kuma-nya dan muncullah dua objek yang satu hitam dan yang satunya lagi putih.
Apa itu?
Kedua objek besar tersebut mulai bergerak.
Mereka Kuma.
Mereka besar sekali.
Saya ketakutan.
Mereka berdiri dan bergerak ke sisi Yuna-oneechan.
Yuna-oneechan terlihat memeluk dan mengelus kepala mereka.
Kemudian, ketika saya menatap Yuna-oneechan,

「Jangan khawatir. Mereka makhluk panggilanku, jadi mereka aman. Ayo Fina, coba sentuh mereka juga.」

Kata Yuna-oneechan.
Saya takut, namun saya mulai mendekati mereka dengan perlahan dan menyentuh salah satunya.
Bulunya lembut.
Entah mengapa, rasanya para Kuma ini benar-benar imut.
Sepertinya yang putih bernama Kumakyuu dan yang hitam bernama Kumayuru.
Sudah diputuskan bahwa saya akan menunggangi Kumakyuu.
Saya pun naik ke punggungnya.
Sudut pandangan saya tiba-tiba meninggi, jadi saya agak takut.
Tapi, Kuma-nya terasa stabil dan sepertinya saya tidak akan terjatuh.
Pada awalnya kami berjalan dengan kecepatan biasa, tetapi ketika saya mulai terbiasa menungganginya, kecepatan kami pun meningkat.
Rasanya menyenangkan, dan sangat cepat.
Pemandangannya berubah dengan cepat.
Ini adalah pertama kalinya saya pergi sejauh ini.
Kami pun mendaki gunung.


Lalu, Yuna-oneechan berhenti.
Sepertinya kami akan beristirahat di tanah datar di pegunungan.
Meskipun saya hanya menunggangi Kuma, saya merasa lelah.
Saya mengucapkan terima kasih pada Kumakyuu lalu turun.

Setelah Yuna-oneechan turun dari Kumayuru, dia memeriksa lokasi kami.
Setelah itu, dia merentangkan tangannya lagi dan sebuah rumah tiba-tiba muncul di depan kami.
Saya ingin tahu apa yang harus saya katakan saat ini…
Sekali lagi, saya akan menceritakan apa yang baru saja terjadi.
Yuna-oneechan merentangkan tangannya.
Setelah itu, sebuah rumah muncul.
Seperti yang diduga, saya masih tidak mengerti.
Apakah semudah itu untuk memunculkan sebuah rumah?
Hal seperti itu seharusnya tidak mungkin.
Bahkan seorang anak kecil seperti saya tahu bahwa rumah seharusnya adalah sesuatu yang dibangun oleh para tukang kayu.
Tapi, mengapa rumah itu berbentuk seperti Kuma?
Selagi saya memikirkan itu,

「Untuk saat ini, mari kita masuk dan beristirahat.」

Tidak ada yang bisa saya lakukan selain mengangguk terhadap ajakan Yuna-oneechan.
Di dalam rumah, terdapat ruangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya.
Saya diberitahu untuk melepas sepatu di pintu masuk.
Lantainya sangat indah dan bersih.
Tentu saja, tidak mungkin saya berani mengotori lantai sebersih ini.
Saya melepas sepatu saya kemudian masuk ke dalam.
Saya duduk di kursi yang ditunjuk oleh Yuna-oneechan.
Saat saya melihat sekeliling dengan gugup, Yuna-oneechan membawakan jus untuk saya.
Saya terkejut karena jusnya dingin, tapi rasanya sangat segar.

Saya bertanya tentang sesuatu yang membuat saya penasaran.

「Apakah Yuna-oneechan merupakan bangsawan dari suatu tempat?」

「Gak, aku bukan bangsawan.」

「Kalau begitu, seorang putri raja?」

「Mana ada putri raja yang berpenampilan seperti aku, 'kan? Aku hanya petualang biasa.」

Sepertinya kedua tebakan saya salah.
Meski begitu, saya berpikir kalau dia bukanlah petualang biasa.
Seorang petualang yang dapat membuat dan memunculkan rumah seperti ini, memanggil dua ekor Kuma, mengalahkan monster kuat sendirian, serta berpakaian seperti Kuma setiap saat, pastilah bukan petualang biasa.


Setelah bertanya tentang hal tersebut, kami berbicara tentang jadwal hari ini sambil minum jus buah.
Sepertinya Yuna-oneechan akan keluar untuk mencari Tiger Wolf sendirian.
Saya mendapat izin untuk mencari tanaman obat di pegunungan ini.
Saya juga diberi kebebasan untuk memilih kapan harus menguliti mayat monster.
Untuk saat ini, saya memutuskan untuk mencari tanaman obat untuk sementara waktu.
Saya takut pergi sendirian, tapi sepertinya Kumakyuu akan ikut dengan saya.
Kalau begitu, saya bisa tenang?
Kalau saya tidak dapat menemukan apa pun setelah mencarinya beberapa saat, maka saya akan menguliti mayat. Lagi pula, itulah tujuan saya di sini.


Yuna-oneechan pergi dengan Kumayuru.
Saya juga pergi mencari tanaman obat dengan menunggangi Kumakyuu.
Kami berjalan di dalam hutan pegunungan.
Saya berharap dapat segera menemukan tanaman obat.
Andai saja Kuma ini bisa membantu saya mencari tanaman obat, saya pasti akan sangat senang.

「Kumakyuu, apakah kamu bisa menemukan tanaman obat?」

Saya tidak mengharapkan balasan, tetapi saya tetap bertanya.
Kumakyuu menoleh ke arah saya dan mengangguk.
Eh, apakah dia benar-benar bisa mengerti ucapan saya?
Kumakyuu melaju dengan cepat.
Apakah kamu sedang mencari tanaman obat? Saya juga mencari tanaman obat selagi menunggangi Kumakyuu.
Saya sudah berkali-kali melihat tanaman obat tersebut, jadi saya seharusnya bisa melihatnya dari kejauhan dengan mudah.
Tak lama kemudian Kumakyuu tiba-tiba mempercepat larinya.
Itu dia!
Saya bisa melihat banyak tanaman obat di arah tujuan Kumakyuu berlari.
Luar biasa.
Saya turun dari Kumakyuu dan mengumpulkan tanaman obat.
Jikalau saya mengambil semuanya, tidak akan ada lagi yang tumbuh di sini nantinya, jadi saya hanya mengambil setengahnya.
Meski begitu, yang saya kumpulkan ini pun sudah cukup banyak.
Apakah tidak ada yang mengambil tanaman obat di sini karena lokasinya yang berada di tengah pegunungan?
Ketika saya sedang mengumpulkan tanaman obat, terdengar suara dari balik semak.
Saat saya melihat ke arah sumber suara, saya melihat seekor Wolf.
Saya mundur karena terkejut, tetapi Wolf itu dengan cepat melarikan diri.
Oh iya, saya bersama dengan Kumakyuu.
Apakah Wolf itu melarikan diri karena melihat Kumakyuu?

「Terima kasih, Kumakyuu.」

Saya akan membelai kepalanya.
Duh, imutnya.
Saya menyimpan tanaman obat ke dalam tas saya, dan beranjak kembali.
Untunglah kami menemukan tanaman obat dengan begitu cepat.
Saya dapat mulai bekerja menguliti mayat monster saat saya kembali.


Oke, ayo kembali.
Saya menaiki Kumakyuu.
Namun, ketika saya mencoba untuk kembali, saya menyadari sesuatu.
Saya tidak tahu arah pulang.
Saya tidak tahu harus ke mana.
Saya tersesat.
Selagi saya memikirkan itu, Kumakyuu mulai berjalan seperti biasa.
Apakah dia tahu jalan pulangnya?

「Apakah kamu tahu di mana rumah berada?」

Ketika saya bertanya, dia mengangguk.
Kuma itu lebih pintar dari saya.

Setelah beberapa saat, Kuma House mulai terlihat.
Untunglah kami tidak tersesat.
Semuanya berkat Kumakyuu.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar