11 Agustus 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 24

Bab 24 – Si Kuma Bekerja Sampai Waktu Pulang


Terjemahan oleh Rena Translation, dengan suntingan seadanya oleh Cuma Translation.

Catatan Penulis: Kalaupun aku, sang penulis, pergi ke dunia lain dan menerima cheat, mengeluarkan jeroan hewan tetaplah hal yang mustahil.



Aku kembali ke Kuma House sambil menunggangi Kumayuru.
Kumakyuu meringkuk dan tidur dengan nyaman di taman.
Fina sepertinya sedang berada di dalam Kuma House.
Setelah meminta Kumayuru untuk beristirahat, aku pun menuju ke gudang.
Ketika aku masuk, aku menemukan Fina tengah menguliti monster.

「Ah, Yuna-oneechan, selamat datang.」

Fina menyadari kedatanganku ketika aku memasuki gudang dan menyapaku.

「Aku pulang.」

「Yuna-oneechan, kenapa cepat sekali pulangnya? Bagaimana dengan perburuan Tiger Wolf?」

「Ya, aku sudah mengalahkannya. Maaf, tapi bisakah kau mengambilkan batu sihirnya sekarang untuk digunakan sebagai bukti perburuan?」

Pekerjaan perburuan Tiger Wolf hanya membutuhkan batu sihir sebagai bukti perburuannya.

「Ya, tidak masalah.」

Aku mengeluarkan dua mayat Tiger Wolf dari Box Kuma.

「Yuna-oneechan hebat sekali.」

Fina terkejut ketika dia melihat mayat Tiger Wolf tersebut.

「Kurasa monster itu cukup kuat. Sihir biasa gak memberi dampak dan gerakannya sangat cepat, jadi aku harus menggunakan serangan andalanku.」

「Meski begitu, menurut saya tetap saja luar biasa kalau Yuna-oneechan sanggup mengalahkannya.」

「Terima kasih. Jadi, Fina, apakah kau jadi pergi mencari tanaman obat?」

「Ya, dengan bantuan Kumakyuu.」

「Kumakyuu?」

「Ya, kami dapat kembali dengan cepat karena Kumakyuu menemukan tanaman obat dengan cepat. Ketika saya bertanya apakah dia tahu letak tanaman obat berada, dia membawa saya ke tempat di mana tanaman itu banyak tumbuh.」

Aku tidak tahu bahwa Kumakyuu memiliki kemampuan seperti itu.
Aku akan mencobanya lain kali.
Fina terus bekerja sambil mengobrol denganku.
Hanya dengan melihatnya, aku dapat mengatakan bahwa bulu-bulu itu dikuliti dengan baik.
Dia sangat terampil.

「Cukup batu sihirnya saja dari Tiger Wolf, kan?」

「Ya, untuk sekarang hanya perlu batu sihirnya saja. Untuk yang lainnya, aku mungkin akan memintamu di lain waktu.」

Setelah dia selesai menguliti Wolf, Fina mulai mengeluarkan batu sihir dari Tiger Wolf yang tergeletak di lantai.
Setelah membelah perut mereka, tanpa ragu dia memasukkan tangannya dan mengambil batu sihir.
Fina kemudian membilasnya dengan air lalu memberikan batu sihir tersebut kepadaku.
Batu sihir ini bercahaya putih dan berukuran dua kali lebih besar dari batu sihir Wolf biasa.

「Apakah kau memang sudah tahu di mana posisi batu sihir itu berada?」

Fina sama sekali tidak ragu ketika menusukkan pisau atau memasukkan tangannya ke mayat yang berukuran cukup besar.

「Batu sihir sering kali berada di tengah tubuh monster.」

「Begitukah?」

「Ya, saya belum membongkar semua monster yang ada di dunia ini, jadi saya belum bisa mengatakan dengan pasti. Namun, saya berpikir bahwa batu sihir Tiger Wolf akan berada di lokasi yang sama dengan Wolf biasa.」

「Terima kasih. Kalau begitu, pekerjaan menguliti Tiger Wolf disambung untuk lain waktu saja.」

Aku memasukkan dua Tiger Wolf kembali ke dalam Box Kuma setelah batu sihir mereka telah dikeluarkan.

「Baiklah, Fina, ini sedikit telat tapi mari kita makan siang.」

「Saya… tidak… mempersiapkan… apapun… untuk makan siang…」

Fina bergumam pelan, dengan kepala tertunduk.

「Gak apa-apa. Aku sudah menyiapkan makan siang dari penginapan, jadi pergilah ke ruang makan setelah mencuci tanganmu.」

「Baik.」

Aku kembali ke Kuma House dan menyiapkan jus buah dari kulkas. Uap panas mengepul dari kotak makan siang yang hangat yang aku ambil dari Box Kuma.
Terima kasih, Penghenti Waktu-sama.
Fina memasuki ruangan tepat ketika aku selesai menghidangkan makanan di atas meja.

「Ayo makan selagi hangat.」

Aku mengarahkan Fina untuk duduk di kursi makan.

「Ya, terima kasih banyak.」

「Jadi, apa yang ingin kau lakukan sekarang?」

「Apa yang ingin saya lakukan?」

Fina memiringkan kepalanya.

「Apakah kau ingin segera pulang ke rumah, atau ingin melanjutkan pekerjaanmu?」

「Jika memungkinkan, saya ingin melanjutkan pekerjaan saya.」

「Kalau begitu, kita akan tetap di sini sampai menit terakhir. Aku akan tidur di kamar di lantai atas. Jadi mari kita pulang sebelum matahari terbenam jika kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu.」

「Ya, saya rasa tidak akan memakan waktu selama itu.」

Aku pergi ke lantai dua dan memasuki kamarku di Kuma House.
Kamarku berukuran sedikit lebih luas dari kamar lain, sekitar 8 tikar tatami. (8 tikar tatami = sekitar 4 meter x 3 meter)
Ada tempat tidur yang relatif besar, meja bundar, dan empat kursi di kamarku. Ada juga lemari dan rak buku yang tidak ada isinya.
Berhubung aku memiliki Box Kuma, aku tidak perlu meletakkan apapun ke lemari dan rak buku itu.
Untuk saat ini, aku membalik kostum Kuma dan merangkak ke tempat tidur dengan memakai Kuma putih.
Aku akan tidur siang selama beberapa jam.



*goyang goyang*

「Yuna-oneechan, Yuna-oneechan!」

*guncang guncang*

「Fina?」

「Ayo bangun.」

「Selamat pagi. Apa kau selesai menguliti mayatnya?」

「Ya, sudah selesai, jadi saya datang ke sini untuk membangunkan onee-chan.」

Aku menguap dan turun dari tempat tidur.

「Yuna… oneechan?」

Mata Fina berbinar-binar ketika dia melihat penampilanku.
Kenapa ya?

「Kuma putih-san imut sekali.」

Ah, penampilanku saat ini adalah Kuma putih.

「Aku memakai ini saat aku tidur.」

Aku melepas Kuma putih itu, membalikkannya, dan berganti kembali menjadi Kuma hitam seperti biasa.

「Baiklah, ayo kita pulang.」

「Iya.」

Dalam perjalanan pulang, aku menunggangi Kumakyuu sementara Fina menunggangi Kumayuru.
Kalau aku hanya menunggangi satu Kuma terus-menerus, suasana hati Kuma yang lain akan memburuk.
Oleh karena itu, aku harus bergantian menungganginya.

Ketika kami tiba di kota 30 menit kemudian, matahari sudah mulai terbenam.
Entah bagaimana kami berhasil kembali sebelum matahari terbenam sepenuhnya.
Aku tidak tahu standar di dunia ini, tapi tidak mungkin aku bisa membiarkan seorang anak berusia sepuluh tahun pulang terlalu malam.

Ketika kami tiba di depan gerbang dengan menunggangi Kuma, tentara penjaga gerbang terkejut dan menyiagakan senjata mereka.
Setelah Fina dan aku turun dari Kuma, aku menghentikan pemanggilan.
Lalu, dengan wajah polos, aku mengeluarkan kartu Guild-ku dan berusaha memasuki kota.

「Hei! Kuma apa itu tadi?!」

「Makhluk panggilanku?」

「Begitu ya, makhluk panggilanmu ya.」

Penjaga gerbang menyerahkan kartuku kembali tanpa komentar lebih lanjut.
Kukira dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak mengatakan apa- apa.
Kami memasuki kota dan menuju Guild untuk melaporkan perburuan Tiger Wolf.




Catatan Penulis:
Maafkan aku.
Tentang bukti perburuan monster, kupikir aku akan membuatnya sehingga petualang hanya perlu mendapatkan batu sihirnya.
Bahkan untuk Wolf dan Goblin juga memerlukan batu sihirnya, bukan telinga atau ekornya.
Guild dapat mengetahui kapan dan di mana monster tersebut dikalahkan hanya dari batu sihirnya.
Dengan begitu, batu sihir dari waktu yang telah lama berlalu tidak bisa digunakan sebagai bukti perburuan.
Bagi semua pembaca yang membaca sejauh ini, aku minta maaf.
Kalian tidak perlu membaca kembali bab-bab sebelumnya.
Hanya ada perubahan kecil ini, jadi silakan lanjutkan membaca.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar