25 Agustus 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 28

Bab 28 – Kuma-san Pergi ke Kediaman Lord


Terjemahan oleh Rena Translation, dengan suntingan seadanya oleh Cuma Translation.



Sehari setelah menerima permintaan itu, tepatnya pada sore harinya, aku sudah berdiri agak jauh dari kediaman Lord tersebut.
Kelihatannya aku akan ketahuan oleh prajurit yang berjaga di depan gerbang jika aku mendekat sedikit saja.
Aku mempunyai firasat bahwa aku akan diinterogasi jika aku tertangkap.
Walaupun prajurit penjaga gerbang yang bekerja pada bangsawan itu tidak melakukan apa-apa, dia memaparkan aura yang berbeda.
Ini adalah hal merepotkan yang tak bisa kuhindari.
Aku pasrah dan berjalan menuju gerbang tersebut.
Meskipun penjaga gerbang telah melihatku, pandangannya tetap lurus ke depan dan tidak goyah.
Dia masih menatap lurus ke depan saat aku tiba.
Entah mengapa, itu adalah tatapan yang tidak menyenangkan.

「Ada urusan apa?」

「Aku Yuna si petualang. Aku dipanggil ke sini oleh Lord-sama.」

「Oleh Lord…」

Dia mengamatiku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

「Saya sudah dikabari tentang kedatangan Anda. Untuk memastikan, tolong perlihatkan kartu Guild Anda.」

Di luar perkiraan, sepertinya penjaga gerbang ini telah dikabari soal kedatanganku.
Kupikir aku akan bermasalah kalau belum membuat janji bertemu.
Yah, setidaknya bangsawan ini bukanlah seorang idiot yang akan mengundangku dan lupa untuk memberi tahu penjaga gerbangnya.
Setelah penjaga gerbang itu selesai memeriksa kartu Guild-ku, dia mengantarku menuju pintu depan kediaman.
Saat aku tiba di pintu, seorang maid-san yang berusia sekitar 20-an mengambil alih tugas penjaga itu untuk mengantarku. (Maid: pelayan ala Eropa)
Ini adalah pertama kalinya aku melihat seorang maid-san asli.
Dia mengenakan seragam maid yang berwarna hitam.
Ternyata maid memang benar-benar ada di sini, ya.
Melihat seorang maid yang manis memang sangat memanjakan mata.
Menurutku sih dia imut, tapi sayangnya aku tidak mempunyai selera yang berlebih terhadap maid.


Maid-san berjalan dengan tenang melewati aula, berhenti di depan sebuah pintu, kemudian mengetuk pintu tersebut.

「Cliff-sama, saya membawa petualang Yuna-san.」

Sebuah suara dari dalam ruangan membalas, "Silakan masuk".

「Permisi.」

Maid-san membuka pintunya dan memintaku untuk masuk ke dalam.
Setelah aku dengan patuh memasuki ruangan itu, dia menutup pintunya.
Maid-san tidak ikut masuk.
Ruangan ini luas dan berisi meja kerja yang besar, meja tamu besar, serta sofa.
Tampaknya ruangan ini merupakan ruang kerja.
Orang yang berada di dalam ruangan ini adalah seorang pria yang berusia sekitar akhir 30-an dan sedang duduk di depan meja kerjanya.

「Maaf, tapi silakan duduk di sofa sebelah sana.」

Aku duduk dengan patuh.

「Kau benar-benar terlihat seperti Kuma.」

Pria itu mendatangiku dan duduk di ujung sofa.
Selagi dia menatapku, sebuah senyuman geli terlihat di wajahnya.
Dasar bangsawan sialan.

「Jika kau memanggilku hanya untuk mengejekku, aku akan pulang.」

「Bukan, aku minta maaf.」

「Jadi, kenapa kau memanggilku?」

「Memang aku juga ingin bertemu denganmu, tapi sebenarnya putrikulah yang lebih ingin bertemu denganmu.」

「Putrimu?」

「Ah, sepertinya dia pernah melihatmu sekali di kota dan dia ingin bertemu denganmu lagi. Selain itu, dia juga sangat senang ketika aku menceritakan tentang pencapaianmu berdasarkan laporan-laporan yang masuk.」

Itulah sebabnya kenapa UU Perlindungan Informasi Pribadi sangat diperlukan!

「Jadi kau memanggilku demi putrimu?」

「Itu salah satu alasannya. Alasan lainnya adalah karena aku ingin bertemu dengan Kuma yang sedang menjadi buah bibir di kota.」

Memangnya aku ini Kuma di kebun binatang?

Tok, tok.
Ada yang mengetuk pintu.

「Saya membawa Noire-sama.」

「Silakan masuk.」

Seorang gadis seusia Fina masuk ke dalam.
Gadis itu berambut pirang.

「Ayahanda, benarkah Kuma-san telah datang?」

Mata gadis itu berbinar saat dia melihatku.

「Kuma-san! Namaku Noire, tapi tolong panggil aku Noa.」

「Namaku Yuna. Bisakah kau memanggilku dengan namaku, bukan Kuma-san?」

「Ya, aku mengerti. Yuna-san, 'kan?」

「Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?」

「Bisakah kau menemani putriku? Tentu saja, aku akan membayarmu untuk permintaan ini.」


Noa menarik tanganku dan membawaku keluar.

「Ke mana kita pergi?」

「Ke kamarku.」

Noa membawaku ke kamarnya untuk berbincang-bincang.

「Anu, bolehkah aku memelukmu?」

Dia menanyakannya dengan malu-malu.

「Gak masalah.」

「Terima kasih banyak!」

Noa langsung memelukku.
Aku juga balas memeluk gadis berambut pirang itu.
Aku tidak masalah berpelukan dengan Fina atau pun anak ini, mungkin seleraku lebih condong ke adik perempuan.

「Kamu lembut sekali, dan juga harum.」

Aku mengelus kepalanya sebagai balasan.

「Aku pernah melihatmu sekali sebelumnya di kota.」

Aku telah mendengar soal itu.

「Walaupun hanya dari kejauhan, tapi penampilanmu sangat imut sampai menarik perhatianku. Saat aku berbicara dengan ayahanda, dia menceritakan bermacam hal tentang Kuma-san, maksudku Yuna-san. Itulah kenapa aku sangat ingin bertemu dengan Yuna-san.」

Aku membelai rambutnya.
Setelah itu, kami berbicara tentang banyak hal.
Aku bercerita tentang perburuan Goblin, Wolf, Goblin King, serta Tiger Wolf.

「Sebenarnya, aku mempunyai permintaan untuk Yuna-san.」

「Permintaan?」

「Bisakah kamu memperlihatkan makhluk panggilanmu padaku?」

「Makhluk panggilanku?」

「Ya, saat aku mendengar tentang makhluk panggilan dari ayahanda, aku jadi ingin melihat mereka.」

「Oke, tapi gak bisa dalam ruangan ini. Dan juga, kita butuh izin dari ayahmu.」

Aku akan berada dalam masalah jika aku menjadi kriminal karena memanggil mereka di area kediaman bangsawan.

「Kalau begitu, ayo kita keluar untuk meminta izin dari ayahanda.」

Dia menarik tanganku dan membawaku keluar dari kamar.
Kami meninggalkan kamar Noa dan menuju ruangan ayah Noa, Cliff.
Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Noa langsung membuka pintunya dan masuk ke ruangan.

「Noa, bukankah sudah berulang kali kukatakan untuk mengetuk pintunya sebelum masuk?」

「Maafkan aku, ayahanda. Aku punya permintaan.」

「Apa?」

「Bolehkah aku diberi izin untuk melihat makhluk panggilan Yuna-san?」

「Makhluk panggilan? Ah, Kuma yang digosipkan itu, ya? Apakah tidak akan berbahaya?」

Dia bertanya padaku, yang berdiri di belakang Noa.

「Selama kau gak berbuat macam-macam, gak akan ada masalah.」

「Begitukah? Kalau begitu, aku izinkan.」

「Gak apa-apa? Jika aku berniat membunuhmu, kau akan celaka.」

「Tapi kau tidak akan melakukan hal seperti itu, 'kan?」

「Jadi kau percaya padaku, ya?」

「Aku sudah mencari tahu tentang banyak hal sebelum memanggilmu ke sini. Kuma-san berhati lembut yang akan melakukan apa saja demi gadis kecil.」

Cliff tertawa lepas.
Namun, sekilas aku merasakan hawa membunuh dari senyuman itu.
Seperti yang kuduga, bangsawan mungkin memang memiliki kepribadian yang buruk.

「Meskipun aku berbaik hati pada gadis kecil, itu bukan berarti bahwa aku akan baik padamu juga.」

「Walaupun begitu, aku tetaplah seorang bangsawan. Aku telah melihat banyak jenis orang, jadi aku bisa tahu kepribadian orang hanya dengan melihatnya.」

「Kau tahu kalau aku mengenakan hoodie, 'kan?」

Aku selalu mengenakan hoodie-ku sejak pertama kali aku menemui Cliff, jadi wajah asliku belum terlihat.
Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin tingkahku ini tidak sopan.

「Setidaknya untuk sekali ini saja, maukah kau melepas hoodie-mu dan menunjukkan wajahmu? Dari yang kudengar, kau tidak akan melepas hoodie-mu walaupun diminta.」

Aku tidak mau melepaskan hoodie-ku?
Ada rumor seperti itu yang beredar?
Aku hanya menyembunyikan wajahku karena mengenakan kostum Kuma itu benar-benar memalukan.
Aku pun melepas hoodie-ku dan menunjukkan wajahku.

「K-k-kau…」

「Yuna-san ternyata sangat cantik! Manis!」

「A-ah, terima kasih.」

Aku berterima kasih kepada Noa dan mengelus kepalanya.
Walaupun itu hanya gombalan semata, itu membuatku senang.
Tetap saja, aku langsung mengenakan hoodie kembali, karena itu memalukan.

「Sayang sekali.」

Cliff seperti mengatakan sesuatu, tetapi karena kami telah mendapatkan izin, kami segera menuju ke halaman.
Entah mengapa, sang Lord, dan bahkan maid-nya juga, turut mengikuti kami.




Catatan Penulis:
Struktur keluarga Lord ini masih belum ditentukan.
Yah, tidak masalah kalau aku menulis tentang itu di lain waktu, 'kan?


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar