15 September 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 34

Bab 34 – Kuma-san Mandi di Pemandian Kuma


Terjemahan oleh Rena Translation, dengan suntingan seadanya oleh Cuma Translation.



Kami pun tiba di Kuma House.

「Berapa kali pun aku melihatnya, rumah ini tetap saja membuatku takjub.」

Tilmina-san dan Gentz-san telah beberapa kali datang ke Kuma House.
Saat mereka pertama kali datang ke sini untuk mengucapkan terima kasih, mereka bilang kalau mereka ingin melihat pekerjaan Fina, jadi akhirnya aku mengajak mereka berkeliling di Kuma House.

「Kalau begitu, aku akan meminjam dapurmu. Fina, tolong bantu aku.」

「Aku juga!」

Shuri juga ingin ikut membantu memasak.

「Silakan pakai bahan makanan yang ada di sini sesuka kalian.」

「Terima kasih ya. Padahal setidaknya kamilah yang harus menyediakan bahan makanan.」

「Gak perlu sungkan, soalnya bahan makanan yang kupunya terlalu banyak untuk kuhabiskan sendiri.」

「Kami selalu mendapat daging Wolf darimu, jadi bantuan yang telah kau berikan pada kami sudah terlalu banyak.」

Mereka bertiga pun segera menuju dapur.
Aku dan Gentz-san duduk di kursi sambil menunggu mereka selesai memasak.

「Rumah ini benar-benar bagus.」

Dia melihat sekeliling ruangan dan bergumam dengan suara yang kecil.

「Apa itu bulu Tiger Wolf?」

Bulu Tiger Wolf, yang kami dapatkan saat pertama kali Fina ikut berburu bersamaku, terpajang di dinding ruangan.
Bulu Tiger Wolf yang satu lagi kugunakan sebagai selimut di kamarku.

「Pertama kali aku melihat Nona Kuma, aku tak menyangka bahwa kau adalah seorang gadis yang luar biasa.」

Dia mengatakannya sambil mengenang masa lalu.
Yah, sudah lebih dari sebulan sejak aku tiba di dunia ini.
Di kota ini, penampilan Kuma-ku semakin terkenal.
Kemampuan adaptasi manusia memang sungguh menyeramkan.
Meskipun aku berpakaian seperti Kuma, aku tidak lagi merasa malu.

『Nona Kuma.』

『Kuma-san.』

『Gadis Kuma.』

『Bloody Bear.』

Ada banyak nama yang orang lain gunakan untuk memanggilku, tapi itu semua hanyalah sebatas julukan.
Hingga sekarang, aku masih belum bisa menguliti hasil buruan, tapi aku sudah terbiasa membunuh monster.
Mungkin ini semua akibat pengalaman yang kudapat saat bermain game dulu.
Aku bisa bertemu dengan Fina dan melakukan banyak hal menarik di dunia ini.
Meskipun aku belum mendapat satu pun pesan dari Tuhan sejak pertama kali ke sini, aku tetap merasa bersyukur karena telah dibawa ke dunia ini.

「Tapi Nona, apa tidak masalah?」

「Hm?」

「Soal rumah kami.」

「Ah, soal itu ya.」

Aku telah membelikan lahan untuk rumah baru Gentz-san sebagai hadiah pernikahan mereka.
Gentz-san kemudian membeli bangunan rumah di atas lahan tersebut menggunakan uang yang telah ditabungnya sejak masih melajang.

「Gak masalah. Aku hanya gak ingin melihat mereka bertiga terlantar di jalanan seandainya suatu hari nanti Gentz-san tiba-tiba mati, sementara aku sudah pergi meninggalkan kota ini. Jika mereka memiliki rumah, setidaknya mereka masih memiliki tempat untuk tinggal.」

「Oi oi, jangan tiba-tiba seenaknya membunuhku begitu. Aku punya masa depan cerah yang telah menantiku, jadi nasib sial seperti itu tak akan menimpaku!」

「Baguslah kalau begitu. Tolong jaga mereka bertiga sebaik mungkin. Jika tidak, kau tahu apa yang akan terjadi padamu, 'kan?」

「Tentu saja! Aku telah bersumpah demi Roy di surga bahwa aku akan menjaga mereka bertiga.」

Roy adalah mantan suami Tilmina-san yang telah tiada, serta ayah kandung dari Fina dan Shuri.
Saat mereka masih muda, mereka bertiga berada dalam satu party yang sama. Setelah Roy dan Tilmina menikah, party itu bubar, dan Gentz-san akhirnya bekerja di Guild.
Tapi beberapa tahun kemudian, tepatnya saat Shuri masih berada dalam kandungan, Roy tewas saat mengerjakan quest seorang diri.
Sejak saat itu, Gentz-san telah menjaga keluarga Tilmina-san.
Sepertinya, sejak saat itu pula Gentz-san mulai jatuh hati pada Tilmina-san.
Selagi Gentz-san menceritakan kisah ini padaku, Fina dan Shuri pun datang membawa makanan.
Uap yang mengepul dari setiap hidangan membuatnya semakin terlihat enak.
Tilmina-san pun datang membawa hidangan terakhir yang disajikan di atas piring besar.

「Maaf membuat kalian menunggu, aku telah memasak banyak makanan, jadi makan yang banyak ya.」

Ketiga perempuan itu pun kembali ke ruangan ini dan duduk di kursi mereka masing-masing.

「Yuna-chan, maaf ya, aku sudah menggunakan banyak bahan makanan.」

「Gak apa-apa, soalnya aku masih punya banyak bahan makanan.」

「Dan juga, kulkas Kuma itu sangat luar biasa. Sayuran dan daging sama sekali tidak membusuk.」

Kulkas Kuma adalah kulkas yang kubuat dengan bentuk Kuma.
Aku membeli batu sihir es dan membuatnya sendiri.
Bagaimanapun, kemudahan dan efisiensi kulkas di dunia ini sangat berbeda dengan kulkas yang ada di Jepang, jadi aku memutuskan untuk membuatnya sendiri.

「Aku bisa memberimu kulkas itu sebagai hadiah pernikahan.」

「Aku sangat senang mendengarnya, tapi hutang budiku padamu nanti akan semakin bertambah.」

「Kalau kau gak sanggup membalasnya, aku masih bisa mengambil putrimu.」

「Oh, apa cukup dengan menukar putriku?」

「Dia jujur, manis, rajin, sayang keluarga, dan juga sangat ahli memasak dan menguliti buruan. Keluarga mana pun pasti ingin memilikinya!」

Kami berdua mengalihkan pandangan ke arah Fina yang sedang memakan daging Wolf.

「Uuh, Ibu! Yuna-oneechan juga, tolong hentikan!」

「Bagaimana caramu membesarkan anak umur 10 tahun hingga bisa seperti ini?」

「Mungkin itu salahku. Aku terbaring sakit, jadi dia terpaksa menanggung beban yang berat dan akhirnya harus bekerja lebih keras dibanding anak seumurannya. Mulai dari perawatanku, mengurus adiknya, pekerjaan di rumah, hingga pekerjaan dari tempat kerja Gentz. Oleh sebab itu, anak ini tak pernah melakukan hal yang biasa dilakukan anak-anak.」

「Saya sama sekali tidak merasa terbebani.」

「Justru pola pikir seperti itu gak normal bagi seorang anak berumur 10 tahun.」

「Bukan hanya saya yang bekerja keras! Shuri juga sudah banyak membantu saya.」

Fina mengelus kepala adiknya, yang sedang lahap menyantap makanan di sebelahnya.

「Ya, Shuri juga telah banyak membantu.」

Saat kami selesai makan, Tilmina-san pun membersihkan meja makan.
Setelah itu kami bersantai sambil meminum jus Oren.

「Sudah waktunya pulang.」

「Hari sudah larut, di sini ada kamar kosong untuk tamu yang ingin menginap. Lagi pula Shuri sudah…」

Shuri sudah tertidur.

「Shuri-chan kelelahan karena sudah bekerja keras membantu pindahan rumah ya?」

「Mmm.」

Tilmina-san terlihat khawatir saat melihat Shuri.

「Apa kau tidak keberatan?」

「Tentu saja gak. Lagi pula, saat ini tubuh kalian kotor karena debu dan keringat. Kalau kalian pulang sekarang, bukankah akan repot untuk menyiapkan keperluan untuk mandi?」

「Benar juga. Terima kasih atas tawaranmu.」

Di dunia ini, konsep pemandian sepertinya sudah cukup menyebar di kalangan rakyat biasa.
Setiap rumah biasanya memiliki pemandian, kecuali kalau terlalu miskin.
Semua ini berkat batu sihir.
Memanaskan air untuk mandi menjadi mudah menggunakan batu sihir api dan air.
Dunia sihir ternyata sama praktisnya dengan dunia sains.

Aku telah selesai menyiapkan bak mandi saat Tilmina-san memasak tadi, jadi kami bisa menggunakannya kapan saja.

「Baiklah. Karena bak mandinya sudah kusiapkan, bagaimana kalau kalian bertiga mandi bersama? Setelah itu akan kutunjukkan kamarnya.」

「Kami bertiga bisa masuk?」

Waktu dulu aku membuat kamar mandi, aku sengaja membuat kamar mandi yang lebih besar dari biasanya sebagai persiapan andai Kuma panggilanku, Kumakyuu dan Kumayuru, kotor dan perlu dimandikan. Tapi saat aku menghentikan pemanggilan lalu memanggil mereka kembali, mereka kembali bersih seperti sedia kala, jadi aku tak punya kesempatan untuk sepenuhnya memanfaatkan kamar mandi yang besar ini.

「Gak masalah kalau hanya tiga orang. Fina, ayo tunjukkan tempatnya pada mereka.」

「Yuna-oneechan, ayo mandi bersama kami! Tak masalah, 'kan, bu?」

「Tak masalah sih, tapi apa muat?」

「Tenang saja, soalnya Pemandian Kuma Yuna-oneechan sangat besar.」

「Pemandian Kuma?」

「Setelah masuk ke sana, pasti akan langsung mengerti.」

Fina meraih tanganku lalu menarikku dari kursi, kemudian membangunkan Shuri yang masih mengantuk.
Shuri pun berdiri sambil menguap.
Akhirnya Fina menggenggam tangan ibunya.

「Jangan ikut ya, Gentz-san.」

「Tak akan!」

Kami berempat pun menuju kamar mandi.

「Tolong lepas pakaian kalian di sini.」

Kalau di Jepang, ruangan ini disebut ruang ganti.
Aku memberikan mereka masing-masing sebuah keranjang.
Mereka pun melepas pakaian lalu menaruhnya di keranjang masing-masing.

「Yuna-chan…」

「Apa?」

「Ah tidak. Hanya saja, ini pertama kalinya aku melihat wajah asli Yuna-chan.」

「Begitukah? Gak bisakah kau melihat wajahku saat aku memakai tudung?」

「Aku bisa melihatnya, tapi kesan yang kudapat saat kau memakai tudung dan saat kau tidak memakainya sangat berbeda. Aku tak menyangka kalau kau sangat manis.」

「Iya. Yuna-oneechan sangat cantik.」

「Ya, ya, sudah cukup pujiannya. Ayo cepat mandi.」

Aku melepas perlengkapan Kuma lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Kamar mandi ini cukup besar untuk menampung hingga sepuluh orang.
Patung Kuma putih dan Kuma hitam duduk di sebelah kanan dan kiri bak mandi, air panas mengalir keluar dari mulut mereka.
Tempat ini dibuat berdasarkan tempat pemandian air panas yang pernah kukunjungi, di mana air panas keluar secara berkala dari mulut patung hewan.

「Ini benar-benar pemandian Kuma.」

「Pertama, tolong basuh tubuh kalian terlebih dahulu.」

「Ada sabun juga ya. Ini seperti pemandian para bangsawan.」

「Shuri, kemarilah, saya akan membasuh tubuhmu.」

Shuri pun segera menghampiri kakaknya.

「Duduklah di sini.」

Fina mulai membasuh tubuh Shuri mulai dari kepala hingga kaki.
Saat Tilmina-san melihatnya, dia terlihat menyesal karena telah melewatkan kesempatan untuk memandikan kedua putrinya.
Lalu dia melihat ke arahku.

「Yuna-chan, bagaimana kalau aku membantumu menggosok punggungmu?」

「Aku bisa melakukannya sendiri, tolong urus putrimu saja.」

「Tapi, bukankah sangat merepotkan untuk mencuci rambut panjangmu yang indah itu?」

「Memang merepotkan sih, tapi aku bisa melakukannya sendiri.」

Yah, aku sudah terbiasa karena sudah bertahun-tahun mencuci sendiri rambut panjangku ini.

Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 2 Bab 34

Kemudian Fina duduk di sampingku dan mulai membasuh tubuh dan rambutnya.
Shuri, yang telah selesai, segera berendam di bak berisi air panas.
Saat Fina sedang membasuh tubuhnya, dia ditangkap dan sekarang sedang dimandikan oleh Tilmina-san.
Aku pun selesai membasuh tubuhku dan menjadi orang kedua yang berendam di bak.
Kemudian diikuti Fina dan yang terakhir adalah Tilmina-san.

「Tubuh Yuna-chan ternyata sangat bagus.」

「Begitukah?」

Aku memiliki pinggang yang langsing, tapi dadaku-

「Yah, meskipun dadamu agak mengecewakan.」

Dia mengatakan apa yang sedang kupikirkan.
Dadaku hanya sedikit lebih besar dari Fina.
Meski begitu, tetap saja aku membandingkannya dengan anak berumur 10 tahun.

「Sebentar lagi dadaku akan boing boing!」

「Bukankah itu mustahil?」

Dia salah.
Dadaku masih bisa bertumbuh untuk beberapa tahun mendatang.

「Apakah punya saya juga akan membesar?」

Fina ikut serta dalam percakapan kami.
Aku membandingkan Fina dan Tilmina-san.

「Kau bebas untuk bermimpi.」

「Entah kenapa rasanya kau baru saja mengatakan hal yang jahat.」

Tilmina-san melihat dadanya sendiri yang tidak terlalu besar.

「Tenang saja, jangan khawatir. Dada Fina pasti akan membesar.」

「Saya ingin seukuran dengan Yuna-oneechan.」

Wuush!
Aku langsung memeluk Fina dengan erat.
Ini adalah saat di mana aku dan Fina memperdalam persahabatan kami melalui kontak fisik.

Banyak hal terjadi hingga tiba saatnya kami keluar dari pemandian.
Saat kami kembali, Gentz-san terlihat kesepian.
Dia melihat ke arah kami,

「Kalian mandi terlalu lama!」

Teriakan Gentz-san bergema di seluruh penjuru ruangan.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar