18 September 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 35

Bab 35 – Kuma-san Menggunakan Pengering Rambut

「Kalau begitu, sekarang giliranku mandi.」

Gentz-san pun bergegas ke kamar mandi.
Empat orang lainnya mengeringkan rambut dengan handuk.
Kalau begini, mungkin akan butuh waktu yang lama untuk mengeringkan rambut kami, jadi aku beranjak ke kamarku dan mengambil benda yang mirip seperti pengering rambut.
Aku membuat bentuknya dengan sihir tanah, kemudian memasukkan batu sihir api dan angin ke dalamnya, dan jadilah benda yang mirip seperti pengering rambut.

「Fina, ayo kemari.」

「Ada apa?」

「Berbaliklah.」

Dia pun membalikkan badannya dan membelakangiku.
Rambutnya yang sedikit lebih panjang melewati bahu, menjuntai di hadapanku.
Aku memegang pengering rambut dan mengalirkan kekuatan sihir sebagai pengganti menekan sakelarnya.
Angin yang hangat pun menyembur dari moncong pengering rambut.

「Hya! Apa itu?」

Fina berteriak kecil dan berbalik menghadapku.

「Ini adalah alat untuk mengeringkan rambutmu menggunakan angin yang hangat.」

Aku menyemburkan angin ke arah tangan Fina untuk meyakinkannya bahwa alat ini tidak berbahaya.

「Hangat.」

「Kalau kau sudah mengerti, berbaliklah.」

Aku pun mengeringkan rambut Fina, setelah itu berlanjut ke rambut Shuri.
Dua bersaudari ini sungguh patuh.

「Alatmu itu sangat praktis ya.」

「Aku membuat alat ini karena mengeringkan rambutku yg panjang ini dengan cara biasa akan merepotkan.」

「Boleh aku meminjamnya setelah kau selesai nanti?」

「Tentu saja.」

Setelah selesai mengeringkan rambut Shuri, aku pun langsung meminjamkan pengering rambut tersebut kepada Tilmina-san.

「Tidak apa-apa kalau kupakai duluan?」

「Rambutku panjang, jadi akan butuh waktu lebih lama.」

「Kalau begitu, terima kasih.」

Saat Tilmina-san sedang mengeringkan rambutnya, Gentz-san keluar dari kamar mandi.

「Pemandiannya mantap. Tapi Kuma-nya sempat membuatku terkejut. Nona, terima ka-」

Gentz-san menatapku dan mematung.

「Ada apa?」

「Kau Nona Kuma, 'kan?」

「Hah? Apa mungkin kepala Gentz-san terbentur di bak mandi?」

「Tidak, tapi…」

Gentz-san kemudian beralih menatap tiga orang di sekitarku.

「Yuna-chan tampaknya meremehkan penampilannya sendiri, jadi tak usah kau pikirkan lagi.」

「…………?」

Aku tak mengerti apa yang mereka maksud, jadi aku melanjutkan mengeringkan rambutku.
Saat aku sedang mengeringkan rambutku, Fina menghampiriku dan ikut membantu.




「Nah, sekarang aku akan menunjukkan kamar untuk kalian.」

Aku memandu mereka berempat naik ke lantai dua.

「Gentz-san silakan pakai kamar yang ada di belakang. Di kamar yang ini hanya ada dua tempat tidur untuk kalian bertiga, gak apa-apa?」

「Ya, tidak apa-apa, saya dan Shuri memang biasa tidur bersama.」

Kemudian aku menatap Gentz-san.

「Gentz-san.」

「Apa?」

「Tolong jangan mengendap ke tempat tidur Tilmina-san, soalnya ada dua gadis kecil yang tidur di sebelahnya.」

Aku memberi peringatan pada Gentz-san sambil memasang raut wajah serius.

「Aku tidak akan melakukannya!」

「Jangan panggil dia ke kamarmu juga, soalnya aku gak mau mencuci seprai yang kalian nodai.」

「Aku juga tidak ingin membuatmu mencuci hal seperti itu!」

「Oleh sebab itu, Tilmina-san juga jangan pergi ke kamar Gentz-san.」

「Aku mengerti! Tidak mungkin aku melakukan hal itu di rumah orang lain, apalagi ada kedua putriku di sini. Aku juga sudah cukup lelah untuk hari ini, jadi aku ingin segera tidur. Sekali lagi, terima kasih banyak untuk hari ini.」

「Yuna-oneechan, selamat tidur.」

「Selamat tidur.」

Ibu dan anak itu pun masuk ke kamar mereka.

「Aku juga hendak tidur. Kau sudah banyak membantu kami hari ini. Terima kasih.」

Gentz-san berterima kasih padaku sambil malu-malu dan kemudian beranjak ke kamarnya.
Aku juga masuk ke kamarku dan langsung tidur.




Esok paginya, saat aku baru saja bangun dan turun ke lantai dasar, kulihat Fina sedang menyiapkan sarapan.

「Pagi.」

「Selamat pagi.」

「Kau cepat bangun ya.」

「Iya, karena biasanya saya menyiapkan sarapan untuk keluarga saya. Saya sudah terlanjur menyiapkan sarapan sebelum meminta izin, tapi…」

「Terima kasih. Kau gak perlu khawatir soal bahan makanan. Omong-omong, yang lain masih tidur?」

「Gentz-ojisan, eh bukan, ayah sudah berangkat kerja. Dia menitipkan ucapan terima kasih untuk Yuna-oneechan.」

Dia tidak masuk kerja saat Tilmina-san sakit, mencari rumah, dan pindahan.
Sepertinya untuk sekarang dia tidak mungkin lagi bolos kerja lebih dari ini.

「Shuri and ibu masih tidur.」

「Apa yang harus kita lakukan? Kalau mereka masih kelelahan, menurutku biarkan saja mereka tidur.」

「Tidak apa-apa. Shuri memang selalu begini. Ibu sudah lama terbaring sakit, jadi belum terbiasa bangun pagi, tapi dia akan langsung bangun kalau dibangunkan.」

Dengan kata lain, mereka tidak bisa bangun pagi sendiri ya?

「Saya sudah selesai menyiapkan sarapan, jadi saya akan membangunkan mereka.」

Fina naik ke lantai dua untuk membangunkan mereka.
Setelah beberapa saat, tiga orang tiba di meja makan.

「Pagi, Yuna-chan, terima kasih untuk kemarin.」

「Selamat pagi.」

Tilmina-san and Shuri tiba sambil menggosok mata mereka.
Kemudian kami berempat menyantap sarapan yang dimasak oleh Fina.
Menunya sederhana, hanya roti lapis isi sayuran serta jus Oren.
Omong-omong, sarapan ini tidak ditemani telur mata sapi.
Padahal telur mata sapi akan sangat enak untuk roti lapis.
Tapi aku belum pernah melihat telur di kota ini.

「Fina, aku punya pertanyaan.」

「Ya, mau tanya apa?」

「Di mana kita bisa membeli telur?」

「Ya?」

「Telur, lho. Kalau kita menggoreng telur dan memakannya dengan roti, pasti enak!」

「Yuna-oneechan, makanan mahal seperti itu tidak untuk dijual.」

「Begitukah?」

「Iya. Pada dasarnya, telur adalah makanan mewah, jadi hanya bangsawan dan orang kaya yang bisa memakannya.」

Aku baru tahu.
Jadi itu sebabnya aku tidak melihat telur dijual di mana pun.

「Kita harus pergi ke hutan untuk mendapatkan telur, tapi telur cepat membusuk, jadi tidak bisa dikirim untuk jarak jauh. Mengirimnya bisa menggunakan kuda yang cepat, tapi biaya kirimnya menjadi mahal, itu sebabnya telur menjadi makanan mewah. Kami belum pernah memakannya sekali pun.」

「Hmm, gak adakah yang menangkap dan memelihara burung yang gak bisa terbang…」

「Burung yang tidak bisa terbang? Bukankah semua burung itu bisa terbang?」

Sepertinya tidak ada ayam di dunia ini.
Kalau aku terus mencarinya, apakah bisa kutemukan di suatu tempat?
Aku menambahkan ayam dan telur ke daftar target pencarian bahan makanan.


Sehabis sarapan, mereka bertiga langsung kembali ke rumah mereka untuk melanjutkan proses pindahan.
Aku menawarkan bantuan, tapi mereka menolaknya.

「Yuna-chan juga perlu bekerja.」

Meski begitu, uangku masih cukup banyak untuk melangsungkan hidupku tanpa harus bekerja.
Seseorang yang hebat pernah berkata, "Kalau kau bekerja, kau kalah".
Tapi, demi menikmati dunia ini semaksimal mungkin, kuputuskan untuk pergi ke Guild dan mencari pekerjaan yang menarik.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar