25 September 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 37

Bab 37 – Kuma-san Pergi Berburu Ular

Meskipun sempat tertunda karena Guildmaster dan Cliff, akhirnya aku bisa menyempatkan diri untuk memeriksa papan permintaan.

Papan Rank D:

  • Mencari guru berpedang, diutamakan wanita.
  • Berburu Orc, ambil dagingnya.
  • Mendapatkan telur Pepetok segar.
  • Mendapatkan semua material dari Tiger Wolf.
  • 200 batu sihir Goblin, tidak ada batas waktu.
  • Mengumpulkan tanaman Merumeru.
  • Berburu Monyet Batu di Gunung Whale, jumlahnya belum ditentukan.

…………

………

……

Tidak ada yang membuatku tertarik.
Sebenarnya aku cukup tertarik dengan dengan telur Pepetok, tapi tidak ada lokasi yang tertulis. Mungkin orang yang mengajukan permintaan tersebut juga tidak mengetahui lokasinya.
Tapi bukankah mustahil bagi petualang biasa untuk mengantarkan telur yang segar?
Soalnya mereka tidak memiliki tas item yang menghentikan waktu sepertiku.
Aku pasti akan pergi andai saja aku tahu lokasinya, demi bisa menyantap telur.

Selain itu ada perburuan Monyet Batu di Gunung Whale, tapi jumlahnya belum ditentukan. Aku tidak ingin menerima pekerjaan yang tidak berujung jelas.
Kalau saja tadi aku tidak diganggu oleh Guildmaster dan Cliff, mungkin masih ada pekerjaan lain, tapi apa boleh buat.
Selanjutnya aku pergi melihat papan rank C.

Papan Rank C:

  • Mendapatkan material Wyvern.
  • Mencari pengawal pribadi, wajib menjaga kerahasiaan.
  • Mendapatkan sisik putri duyung.
  • Membasmi gerombolan bandit Zamon.
  • Mengumpulkan bunga Histori.
  • Berburu Water Snake, ambil materialnya.
  • Berburu Fire Tiger, ambil materialnya.

…………

………

……

Permintaan di rank C terlihat menarik, tapi aku tidak tahu seberapa jauh lokasinya.
Selain itu, aku cukup terkejut saat mengetahui ternyata ada putri duyung di dunia ini.
Mungkin akan mengasyikkan kalau suatu hari nanti aku pergi melihatnya langsung.
Tidak ada pekerjaan menarik yang bisa kukerjakan hanya dalam sehari, jadi aku berencana untuk pulang, tapi aku terusik dengan keributan di meja resepsionis.

「Kenapa tidak bisa?!」

「Bukannya tidak bisa, tapi masih butuh waktu.」

「Tidak ada waktu lagi! Nyawa bapak, ibu, dan semua orang di desa sedang terancam!」

Seorang bocah lelaki pendek sedang memohon kepada Helen sambil berlinang air mata.

「Sudah kubilang, saat ini tidak ada petualang yang sanggup mengalahkan Black Viper. Meskipun aku memanggilnya sekarang, kita tetap harus menunggu sampai besok.」

「Tapi ibu dan bapakku…」

Bocah itu langsung menangis sejadi-jadinya.

「Ada apa?」

「Yuna-san.」

Aku pun menghampiri mereka berdua.

「Sepertinya ada Black Viper yang muncul di desa anak ini.」

「Apakah Black Viper itu termasuk ular?」

「Ya, tapi lebih besar dari ular viper biasa. Panjangnya bisa melebihi 10 meter. Sepertinya beberapa penduduk desa sudah dimangsa. Anak ini datang ke kota dengan memacu kudanya, sayangnya para petualang yang sanggup mengalahkan monster seperti Black Viper baru saja keluar kota. Mereka kembali ke kota paling cepat beberapa hari lagi.」

Black Viper ya?
Aku menatap bocah yang masih tersedu-sedu itu.

「Kalau begitu, aku akan ke sana.」

「Kenapa kamu dengan gampangnya berkata seperti itu? Tergantung ukurannya, Black Viper itu bisa saja merupakan monster rank B!」

「Tapi kalau gak bergegas ke sana, bukankah penduduk desa akan terus berada dalam bahaya?」

「Tetap saja!」

「Gak apa-apa, aku akan langsung kabur bila situasinya terlalu berbahaya. Helen bisa menjalani prosedur untuk memanggil para petualang selagi aku mengulur waktu.」

「Apakah nee-chan akan ke sana sendirian?」

Bocah itu tampak khawatir setelah mendengarkan pembicaraan kami.
Sudah pasti dia akan khawatir, soalnya aku berkata bahwa aku akan berburu Black Viper seorang diri.

「Anggap saja aku sebagai pengintai. Tugasku adalah mengumpulkan informasi dan menyampaikannya kepada para petualang yang sanggup mengalahkan Black Viper. Jadi, di mana lokasi desamu?」

「Jaraknya dua hari dengan kuda ke arah tenggara.」

Jarak yang ditempuh dengan menunggangi kuda selama 2 hari termasuk jauh atau tidak, ya?
Aku juga tidak tahu perjalanan itu ditempuh dalam berapa jam per hari.

「Kamu benar-benar akan pergi?」

「Mumpung ada waktu senggang.」

「Mohon tunggu sebentar. Aku akan memastikan dengan Guildmaster.」

Helen meninggalkan kami dan pergi ke ruangan Guildmaster, tapi sekejap kemudian dia kembali dengan Guildmaster bersamanya.

「Kau berencana untuk mengalahkan Black Viper?」

「Aku berencana untuk memastikan situasinya terlebih dahulu. Kalau aku sanggup, aku akan mengalahkannya. Kalau aku gak sanggup, aku akan mengumpulkan informasi, kabur dari sana, dan menyerahkan semuanya pada petualang yang tadi Helen sebutkan.」

「Helen, petualang mana yang kau maksud?」

「Petualang rank C Rush si Mata Satu beserta party-nya.」

「Rank C si Mata Satu, ya? Sepertinya tidak cukup kalau hanya dia. Kalau bisa, panggil petualang kuat lainnya.」

「Aku mengerti.」

「Baiklah. Yuna, ayo berangkat!」

「Kau juga ikut?」

「Aku juga akan ke sana. Perburuan Black Viper butuh setidaknya petualang rank C, lebih bagus lagi kalau rank B. Tapi sepertinya saat ini tidak mungkin, jadi aku hanya ingin memastikan situasinya. Jika memungkinkan, kuharap kau bisa memberikan waktu bagi para penduduk desa untuk melarikan diri.」

「Tapi, bagaimana cara Guildmaster ke sana?」

「Aku akan menunggangi kuda cepatku. Aku akan sampai ke sana dalam 2 hari.」

「Kalau begitu, aku akan pergi duluan. Dengan makhluk panggilanku, seharusnya aku bisa sampai ke sana kurang dari sehari.」

「Benarkah perkataanmu itu?」

「Aku punya dua ekor makhluk panggilan, kalau aku bergantian menunggangi keduanya, mungkin aku bisa.」

「Makhluk panggilan, ya? Baiklah. Silakan pergi duluan, tapi jangan terlalu memaksakan dirimu sebelum aku tiba di sana.」

「Oke.」

Saat aku hendak keluar dari Guild, bocah itu menghentikanku.

「Tunggu, aku juga mau ikut.」

「Kau hanya akan menjadi beban.」

「Aku bisa menjadi penunjuk jalan, jadi kita bisa tiba lebih cepat.」

Aku memerhatikan fisik bocah itu.
Tubuhnya tampak ringan.
Apakah tidak apa-apa bila beban yang harus diangkut bertambah sedikit?

「Baiklah, tapi gak akan ada waktu istirahat.」

「Aku tidak peduli, semua ini demi desaku. Aku tidak ingin menunggu sendirian di tempat seperti ini.」

「Kalau begitu, jangan buang waktu lagi. Ayo pergi, bocah.」

「Namaku Kai.」

「Aku Yuna. Ayo berangkat, Kai.」

Kami keluar dari kota, kemudian aku memanggil Kumayuru.
Kai tampak terkejut.

「Ayo cepat naik. Kita sedang berpacu dengan waktu.」

「Nee-chan, siapa kau sebenarnya? Padahal penampilanmu seperti itu.」

「Itu gak penting. Keluargamu sedang menunggu, 'kan?」

Kai mengangguk dan perlahan menaiki Kumayuru.
Aku ikut naik dan duduk di belakangnya.

「Pandangan lurus ke depan dan tunjukkan arahnya.」

Kai mengangguk.
Kumayuru pun mulai berlari ke arah yang ditunjukkan oleh Kai.
Kecepatannya lebih kencang dari kuda serta memiliki daya tahan yang tinggi.
Setelah berlari selama 3 jam, aku menukarnya dengan Kumakyuu.
Di saat itu aku juga menyempatkan waktu untuk makan siang.

「Makanlah dalam 5 menit.」

Aku mengambil roti dan jus dari Box Kuma dan memberikannya pada Kai.
Kai berterima kasih dan memakan rotinya.

「Sudah seberapa jauh kita?」

「Sekitar setengah perjalanan.」

Apakah akan tiba ke sana sekitar 4 jam lagi?

「Ayo pergi sekarang.」

Kami menunggangi Kumakyuu dan berlari dengan kecepatan tinggi.
Kai baru saja tiba di kota pagi ini dan seharusnya dalam keadaan lelah, tapi dia tetap bertahan dan dengan gigih menunjukkan arah menuju desanya.

「Kalau arah kita sudah benar, kau bisa tidur sebentar.」

Kai menggelengkan kepalanya.

「Tidak apa-apa, lagipula aku tidak bisa tidur. Kalau arahnya melenceng sedikit saja, waktu kita bisa terbuang sia-sia. Awalnya, kupikir tidak ada gunanya meskipun nee-chan datang ke sana. Tapi setelah melihat makhluk panggilan ini, mungkin nee-chan merupakan petualang yang hebat. Meskipun kau tidak sanggup mengalahkan Black Viper, setidaknya kau bisa mengevakuasi penduduk desa. Itulah kenapa aku ingin bisa secepat mungkin tiba di desa. Aku tidak bisa melakukan apa pun sesampainya kita di desa nanti. Setidaknya, tugasku adalah menunjukkan arah ke desa dengan jarak sependek mungkin tanpa melenceng sedikit pun.」

Kai memahami situasinya dengan pasti.
Bocah ini terlalu dewasa.
Fina lah, bocah ini lah, ada apa dengan anak-anak di dunia ini?

「Baiklah, tolong tunjukkan arahnya.」

「Aah, nee-chan, tolong selamatkan desa kami.」

「Kalau aku sanggup, aku akan melakukannya.」

Kumakyuu terus berlari ke arah desa.




Kenapa jadi seperti ini?
Seharusnya hanya pekerjaan sederhana, seperti perburuan Wolf atau Goblin…
Ide yang muncul mendadak kadang membuatku takut.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar