06 Oktober 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 40

Bab 40 – Kuma-san Pergi ke Panti Asuhan

Keesokan harinya, aku menyambut mentari pagi dalam kondisi yang segar bugar berkat kostum Kuma putih.
Kukeluarkan telur dari Box Kuma, memasaknya menjadi telur mata sapi, dan menyantapnya sebagai isian roti lapis.
Andai saja aku bisa mendapat nasi, kecap, dan miso, maka aku bisa menikmati sarapan ala Jepang. Tapi sepertinya masih butuh waktu sebelum impian itu terwujud.

Meskipun aku sudah memiliki janji dengan Guildmaster, tapi dia tidak menentukan waktunya, jadi aku menikmati sarapan tanpa tergesa-gesa sebelum berangkat.
Saat aku tiba di Guild, seorang staf langsung membawaku ke ruangan Guildmaster.

「Tak kusangka kau datang secepat ini.」

「Kemarin aku langsung tidur begitu sampai di rumah. Guildmaster kok juga sudah datang secepat ini?」

「Aku bermalam di sini demi mengurus pekerjaan yang kutinggal beberapa hari ini serta kasus Black Viper.」

「Ada masalah lagi tentang kasus Black Viper?」

「Sejak kemarin, rumor tentang Nona yang mengalahkan Black Viper sudah menyebar. Kami mendapat banyak permintaan untuk material.」

「Tapi aku belum memutuskan apakah akan menjualnya atau gak.」

「Aku mengerti. Tapi bukankah Nona sendiri yang akan kerepotan bila terus didesak oleh para pedagang dan pihak toko armor?」

「Apa materialnya sebegitu populernya?」

「Ya. Kulitnya bisa digunakan untuk pakaian pelindung. Selain ringan dan berdaya tahan tinggi, kulitnya juga tahan terhadap serangan sihir. Banyak petualang yang menginginkannya. Bahkan dagingnya juga termasuk bahan makanan mahal. Semua bagian tubuhnya bernilai tinggi. Taringnya juga bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Yang tak kalah penting, ada kemungkinan batu sihirnya merupakan batu sihir kelas B, tergantung dari ukurannya. Semua orang menginginkan material tersebut.」

「Artinya aku harus menjualnya?」

「Jual atau tidak, semuanya terserah pada Nona. Tapi, kalau tidak dijual…」

「Para pedagang dan semacamnya akan terus menguntitku?」

「Benar. Sebagai pihak Guild, aku berharap material tersebut bisa dijual ke Guild daripada jatuh ke tangan pihak lain.」

「Aku gak masalah soal menjualnya, tapi aku menginginkan batu ajaib dan sebagian materialnya.」

「Aah, aku tidak keberatan. Kalau kita mengedarkan kulit dan dagingnya, situasi pasti akan mereda.」

「Jadi, di mana kalian akan memprosesnya? Gak mungkin di gudang, 'kan?.」

Sang Guildmaster kemudian teringat akan ukuran Black Viper tersebut dan mulai berpikir keras.

「Sepertinya terpaksa dilakukan di luar.」

「Di luar?」

「Kalau di luar kota, mungkin tidak akan mengganggu penduduk sekitar. Maaf karena tiba-tiba begini, tapi bisakah Black Viper itu dibawa keluar kota sekarang?」

「Baiklah.」

Aku dan Guildmaster pun langsung keluar dari ruangan.

「Helen, kumpulkan semua anggota staf yang bisa menguliti. Tinggalkan staf sesedikit mungkin di sini dan instruksikan selebihnya untuk membantu pemotongan.」

Ada sekitar sepuluh orang yang terkumpul.
Di antara mereka ada Gentz-san dan Fina.

「Aku mengajaknya karena kupikir akan membutuhkan bantuan sebanyak mungkin.」

Begitulah penjelasan dari Gentz.
Aku dan sepuluh anggota tim pemotongan berjalan bersama dari Guild ke gerbang kota.
Setelah berjalan sedikit menjauh dari gerbang kota, akhirnya kami sampai di lokasi yang tidak akan mengganggu arus orang masuk dan keluar kota.

「Di sini sepertinya cocok.」

Atas arahan Guildmaster, aku pun mengeluarkan Black Viper dari Box Kuma.
Para anggota tim pemotongan hanya bisa terkejut.

「Besar!」

「Apakah ini benar-benar dikalahkan oleh Nona Kuma?」

「Makhluk sebesar ini bisa muat di dalam tas item itu?!」

「Bisakah kita menyelesaikannya hari ini?」

「Kalian tidak akan selesai kalau hanya dipelototi. Setelah dikuliti, potong menjadi beberapa bagian dan bawa material tersebut ke gudang berpendingin. Dagingnya memiliki prioritas lebih tinggi, jadi tolong angkut dagingnya terlebih dahulu sebelum kulitnya. Ini adalah material berkualitas tinggi, jadi jangan sampai rusak.」

Tim pemotongan memberikan respon tanda mengerti.

「Jadi, Yuna, apa yang akan kau lakukan sekarang?」

「Apa yang akan kulakukan?」

「Apakah kau akan melihat-lihat di sini? Atau pulang?」

「Boleh aku pulang?」

Kalau aku boleh pulang, maka dengan senang hati aku akan memilih pulang.
Soalnya aku tidak ingin menonton proses pemotongan ular.

「Ah, silakan. Pertama-tama, kami akan mengangkut material yang sudah diproses ke Guild. Setelah itu kau bisa menentukan bagianmu di sana. Selebihnya akan kami jual.」

「Kalau begitu aku pulang saja. Kapan kalian akan selesai?」

「Aku tidak tahu. Saat selesai nanti, kami akan mengutus seorang staf Guild ke rumahmu.」

「Kalau begitu, tolong utus Fina saja. Dia bisa masuk ke rumahku.」

「Baiklah.」

Langsung pulang ke rumah sepertinya akan membosankan, jadi kuputuskan untuk singgah ke kios-kios jajanan.
Setibanya di alun-alun pusat kota, pencarian sesuatu yang lezat pun dimulai.
Jika memungkinkan, aku ingin membeli makan siang di sini dan langsung kubawa pulang. Kalau aku memasukkannya ke Box Kuma, makanan itu akan tetap panas.
Saat aku sedang berjalan tak tentu arah di alun-alun, aku melihat beberapa anak berpakaian lusuh di satu pojok.
Aku mendatangi kios terdekat yang menjual sate Wolf.

「Oh, selamat datang! Nona Kuma, tumben datang sepagi ini.」

Biasanya aku datang ke sini pada siang hari.

「Hei, siapa mereka?」

Aku memesan satu tusuk sate dan menanyakan tentang anak-anak itu.

「Ah, mereka adalah anak-anak dari panti asuhan. Mereka kadang datang ke sini.」

「Untuk apa?」

「Untuk menunggu makanan sisa dari para pelanggan.」

「Makanan sisa…」

「Mereka mengumpulkan makanan yang tersisa dari wadah para pelanggan untuk mereka makan. Kami tidak bisa protes karena para pelanggan sudah membuangnya, tapi tetap saja kami merasa tidak enak pada mereka.」

「Paman, aku pesan sate 20 tusuk.」

「Jangan. Meskipun kau memberi mereka makan hari ini, bagaimana untuk besok? Kalau kau tidak bisa berbuat apa-apa soal itu, lebih baik jangan memulai.」

「Tapi, kalau soal panti asuhan, apakah tidak ada dana bantuan dari kota?」

「Entahlah. Aku tidak tahu soal itu. Apakah tidak ada dana bantuan sama sekali? Atau terlalu sedikit? Yah, dari yang kulihat sih sepertinya panti asuhan kekurangan dana.」

Awalnya kukira Cliff merupakan bangsawan teladan, tapi ternyata tidak ada yang namanya bangsawan teladan.
Aku menurunkan penilaianku terhadap Cliff selagi paman memanggang sate.

「Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu ya.」

Dia menyerahkan 20 tusuk sate padaku.
Aku membawa sate tersebut menuju lokasi anak-anak itu.
Anak-anak itu terus menatap diriku yang membawa sate.

「Makanlah, 1 tusuk per orang.」

Setelah aku mengatakan itu, mereka saling memandang satu sama lain.

「Boleh kumakan?」

Seorang gadis kecil bertanya dengan suara pelan.

「Masih panas, jadi makanlah perlahan.」

Aku memberikan 1 tusuk sate padanya.
Gadis kecil itu mulai memakan sate yang diterimanya.
Anak-anak lain yang melihatnya mulai mengambil sate dan memakannya.

「Onee-chan, terima kasih.」

「Bisakah kau membawaku ke panti asuhan?」

Aku bertanya pada seorang gadis kecil.
Gadis kecil itu memiringkan kepalanya karena mencoba memahami maksud dari pertanyaanku.

「Kalian pasti kelaparan, 'kan? Mau makan lebih banyak? Kalau begitu, bisa antarkan aku ke panti asuhan?」

Gadis itu mengangguk kecil.

「Ayo.」

Saat gadis kecil itu mulai berjalan, anak-anak lain mengikutinya dengan raut wajah khawatir.
Perjalanan anak-anak ini berjarak cukup jauh. Kami tiba di pinggiran kota.
Di lokasi terpencil ini hanya terdapat satu bangunan kumuh.
Bukankah ini terlalu menyedihkan?
Di dinding bangunan tersebut terdapat banyak retakan dan lubang.
Mungkin atapnya pun juga berlubang.
Penilaianku terhadap Cliff semakin merosot.
Seharusnya aku tidak memberikan Pedang Goblin King kepadanya.
Mungkin ada banyak hal yang perlu dilakukannya demi menjilat raja.
Sepertinya akan lebih baik kalau aku menjual Pedang Goblin King itu dan menggunakan uang hasil penjualannya untuk panti asuhan.
Saat aku tiba di panti asuhan berkat arahan anak-anak itu, seorang wanita paruh baya menyambut kedatanganku.

「Eh, ini siapa gerangan? Nama saya Bow, ketua panti asuhan ini.」

「Aku Yuna, petualang. Aku melihat anak-anak ini di alun-alun pusat kota.」

「Alun-alun…… kalian pergi ke sana lagi?」

Dia menatap anak-anak itu.

「Maafkan aku.」

「Maaf, bu.」

Anak-anak itu bergantian meminta maaf.

「Tidak apa-apa. Saya yang salah karena tidak bisa mencukupi makanan kalian. Apakah anak-anak ini berbuat sesuatu kepadamu?」

「Gak, aku hanya melihat mereka kelaparan di alun-alun.」

「Maafkan saya. Meski saya malu mengakuinya, tapi kami kekurangan makanan di sini.」

Bu ketua menjawabnya dengan berat hati.

「Adakah dana bantuan dari kota?」

「Ada, tapi berkurang secara bertahap sejak setahun lalu, dan akhirnya berhenti total sejak tiga bulan lalu.」

「Berhenti total…」

Lord itu……

「Ya, kabarnya tidak ada dana lagi untuk dialirkan ke sini.」

「Jadi bagaimana kalian mencari makan?」

「Saya pergi ke restoran, penginapan, toko sayuran, dan toko buah-buahan untuk meminta bahan makanan yang sudah rusak dan tidak bisa dijual lagi supaya bisa kami makan.」

Cliff……
Api amarahku semakin membara.

「Meski begitu, makanan yang bisa kami dapat tetaplah tidak cukup, jadi anak-anak ini pergi ke alun-alun……」

「Aku mengerti. Bu Ketua, aku akan memberikan bahan makanan, jadi berikan mereka makan sampai kenyang.」

Aku meminta untuk diantarkan ke dapur panti asuhan. Di sana aku mengeluarkan daging Wolf yang sudah dipotong dari Box Kuma.
Makan daging saja tidak akan memberikan nutrisi yang seimbang, jadi aku juga mengeluarkan roti dan tong berisi jus Oren yang baru saja kubeli.

「Emm, Yuna-san.」

「Bu Ketua, tolong bantu aku. Omong-omong, cuma ada satu orang pengasuh di panti asuhan ini?」

「Tidak, ada juga seorang gadis bernama Liz, tapi sekarang dia sedang mencari makanan.」

Berarti hanya dua orang yang mengurus panti asuhan ini?
Kemudian aku memanggang daging Wolf, menyiapkan roti, menuang jus Oren, serta menyiapkan meja makan.

「Makanan ini cukup untuk kalian semua, jadi makanlah dengan santai.」

「Semuanya, berterima kasihlah pada Yuna-san.」

Semua anak mulai makan dengan serentak sesuai aba-aba dari bu ketua.
Mereka semua makan lahap seperti berlomba.
Senyum terpancar dari wajah mereka.

「Yuna-san, terima kasih banyak. Sudah lama saya tidak melihat anak-anak ini tersenyum.」

「Daging Wolf-nya masih ada, jadi kalau masih ada anak yang merasa kurang, aku akan memanggangnya lagi.」

「Terima kasih banyak.」

Setelah sesaat memperhatikan anak-anak melahap makanan, aku keluar dari bangunan.
Sepertinya beberapa anak mengikutiku.

「Kuma-oneechan, mau pergi ke mana?」

「Aku berencana untuk memperbaiki rumah ini. Rumah yang penuh lubang ini pasti terasa dingin, 'kan?」

Aku pergi keluar dan memeriksa tiap retakan dan lubang.
Kemudian aku menutup retakan dan lubang tersebut dengan sihir tanah.

「Kuma-oneechan hebat!」

「Bisakah kau memberi tahuku lokasi lubang lainnya?」

Anak-anak yang tinggal di sini seharusnya lebih akrab dengan kondisi bangunan ini.
Aku pun memperbaiki tempat-tempat sesuai arahan mereka.
Aku juga memanjat ke atas atap, tapi aku tidak tahu atap mana yang bocor, jadi aku melapisi seluruh atap dengan tanah yang kukeraskan.
Setelah itu kami masuk ke dalam rumah. Selagi memperbaiki dinding di bagian dalam, bu ketua datang menghampiriku.

「Apa yang sedang kamu lakukan?」

「Aku sedang memperbaiki dinding. Bukankah akan terasa dingin jika angin masuk ke dalam?」

Aku terus memperbaiki dinding dengan sihir tanah.
Akhirnya aku tiba di sebuah ruangan dengan banyak tempat tidur.
Apakah mereka semua tidur di sini?
Tampaknya area tidur anak laki-laki dan perempuan dipisahkan, tapi tetap saja kamar ini sudah penuh terisi dengan banyak tempat tidur.
Hanya ada sebuah handuk kecil di atas tiap tempat tidur.
Apakah handuk itu sebagai pengganti selimut?
Pasti mereka akan kedinginan.
Kalau tidak salah ingat, ada 23 orang di panti asuhan ini.
Aku mengeluarkan 30 helai bulu Wolf dan memberikannya pada bu ketua.

「Yuna-san?」

「Berikan ini untuk anak-anak. Pasti dingin kalau tidur hanya ditutupi handuk sekecil itu. Ada juga untuk Bu Ketua dan selebihnya untuk cadangan.」

Aku kembali memeriksa setiap ruangan dan akhirnya selesai memperbaiki dinding.
Saat kembali ke ruang makan, kulihat semua orang sudah selesai makan.
Tapi daging Wolf yang sudah kupersiapkan sebagai cadangan tidak berkurang sedikit pun.

「Kalian gak memakannya?」

「Kalau Yuna-san mengizinkan, makanan itu akan kami makan untuk besok. Anak-anak juga berkata bahwa lebih baik disimpan untuk besok daripada dihabiskan sekarang.」

「Ah, maaf. Aku lupa mengatakannya. Aku akan menyiapkan makanan untuk beberapa hari berikutnya, jadi makanan yang itu silakan dihabiskan.」

Aku pun langsung mengeluarkan daging Wolf segar dari Box Kuma.
Kalau sebanyak ini, seharusnya cukup untuk beberapa hari, 'kan?

「Anu, kenapa kamu berbuat sejauh ini untuk kami?」

「Kalau orang dewasa gak bisa makan, itu salah mereka sendiri yang gak mau bekerja. Tapi kalau anak-anak gak bisa makan, itu bukan salah anak tersebut. Itu adalah tanggung jawab orang dewasa. Kalau mereka gak punya orang tua, orang dewasa di sekitarnya harus membantu. Itulah sebabnya aku membantu anak-anak ini. Jadi aku akan selalu mendukung Bu Ketua yang sudah bekerja keras demi anak-anak ini.」

「Te-terima kasih banyak.」

「Aku lumayan mengenal Lord di sini, jadi aku akan menyampaikan pengaduan padanya.」

「Tolong jangan lakukan itu.」

「Kenapa?」

「Lahan ini sudah dipinjamkan kepada kami berkat Lord-sama, tapi kalau kami memancing amarah beliau, kami bisa kehilangan tempat tinggal.」

「Lord di sini separah itu?」

「Kami tinggal di sini tanpa dipungut biaya, jadi sebenarnya tidak separah itu…」

「Tapi, tetap saja gak ada dana bantuan darinya, 'kan?」

「Kami sudah bersyukur karena setidaknya kami memiliki tempat tinggal.」

Cliff memang yang paling jahat.

「Kalau begitu, sekarang aku pulang ya.」

「Ya, terima kasih banyak.」

「Kuma-oneechan sudah mau pulang?」

Anak-anak berkumpul mengerumuniku.

「Aku akan datang lagi ke sini.」

Aku mengelus kepala mereka satu per satu.

「Lihat itu, Yuna-san jadi kerepotan. Kalian semua, ucapkan terima kasih padanya.」

「Kuma-oneechan, terima kasih!」

「Terima kasih!」

Anak-anak ini bergantian mengucapkan terima kasih.
Aku meninggalkan mereka dan kembali ke Kuma House.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar