13 Oktober 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 42

Bab 42 – Kuma-san Beternak Ayam

Keesokan paginya, aku langsung pergi ke desa menggunakan Gerbang Perpindahan yang sudah kupasang kemarin.
Saat memasuki desa, seorang penduduk yang menyadari kedatanganku segera datang menghampiri.

「Ada perlu apa?」

「Boleh aku bertemu dengan kepala desa?」

「Kurasa boleh-boleh saja.」

Dia pun mengantarkanku menuju rumah kepala desa.

「Oh, ada Yuna-san. Ada apa gerangan?」

「Selamat pagi. Aku punya sedikit permintaan.」

「Kalau Yuna-san yang meminta, dengan senang hati saya akan mendengarnya.」

「Soal Pepetok yang pernah kuterima tempo hari, bisakah ditangkap hidup-hidup?」

「Ya, Pepetok termasuk mudah ditangkap bila menggunakan perangkap.」

「Kalau begitu, bisakah kalian menangkapkan Pepetok untukku? Kalau bisa, tolong tangkapkan yang betina dewasa.」

「Tentu saja bisa, soalnya ini adalah permintaan dari Yuna-san yang telah menyelamatkan desa. Jadi, butuh berapa ekor?」

「Semakin banyak, semakin bagus, tapi kalau terlalu banyak mungkin bisa mengurangi stok makanan di desa. Tolong secukupnya saja, jangan sampai berpengaruh buruk pada desa ini.」

「Saya mengerti. Saya akan meminta penduduk yang sedang tidak sibuk untuk pergi menangkapnya.」

「Terima kasih banyak.」

「Jadi, apa yang akan Yuna-san lakukan sembari menunggu?」

「Ada sesuatu yang harus kukerjakan di pegunungan, jadi aku akan kembali ke sini setelah selesai mengerjakannya.」

「Sepertinya kami bisa menangkap beberapa ekor sebelum tengah hari.」

「Kalau begitu, mohon bantuannya.」

Aku kembali menuju gua tempat Gerbang Perpindahan berada.
Setelah memasuki gua, aku pun menyingkirkan Gerbang Perpindahan itu.
Kemudian aku memperluas bagian dalam gua dan menggunakan sihir tanah untuk membuat rumah.
Rumah ini berbentuk anak beruang dan hanya memiliki satu lantai.
Ruangannya terdiri dari dapur, toilet, kamar mandi, serta kamar tidur.
Setelah itu aku memasang batu sihir cahaya di setiap ruangan.
Yang terakhir, aku memasang Gerbang Perpindahan Kuma di sebelah pintu masuk rumah anak beruang.
Dengan ini, markas pertamaku pun selesai.
Saat kembali ke desa, aku mendapati 20 ekor Pepetok dengan kaki terikat sudah tersedia.
Mau dilihat dari mana pun, ini sih ayam.
Tapi ukurannya lebih besar dari yang kukira.

「Gak apa-apa sebanyak ini?」

「Anak-anaknya akan segera menetas dan tumbuh dengan cepat, jadi tidak apa-apa. Terlebih lagi, tidak ada monster di daerah ini, jadi burung-burung di sini bisa tumbuh dewasa dengan aman. Silakan bawa Pepetok ini, tidak usah sungkan.」

「Terima kasih banyak.」

Aku meminta penduduk desa untuk mengikat Pepetok ke Kumayuru dan Kumakyuu sedemikian rupa agar tidak terjatuh di perjalanan. Alangkah mudahnya kalau aku bisa memasukkan mereka hidup-hidup ke dalam Box Kuma, tapi aku tidak bisa melakukannya, jadi apa boleh buat.

「Apakah kau benar-benar ingin pulang sekarang?」

「Ya, lebih cepat lebih baik.」

「Begitukah? Padahal kami masih ingin melayanimu.」

Aku menyodorkan sejumlah uang secara paksa kepada si sesepuh yang terlihat enggan menerimanya, kemudian pergi ke gua tempat Gerbang Perpindahan berada.
Setelah menutup mulut gua dengan sihir tanah, aku pun berpindah ke Kuma House melalui Gerbang Perpindahan.
Pepetok kubiarkan tetap terikat ke Kumayuru dan Kumakyuu.
Mereka tidak akan mati semudah itu, 'kan?


Setelah matahari terbenam, para Kuma pun mulai bergerak di tengah gelapnya malam.
Para Kuma berlari dalam gelap, menyusuri jalan-jalan kosong.

Eh, kenapa aku tidak menggunakan Gerbang Perpindahan?
Aku hanya ingin merasakan sensasi berlari menyusuri kota dengan menunggangi Kuma.

Setelah melewati panti asuhan, sampailah aku di lahan yang kubeli dari Guild Komersial.
Aku turun dari Kumayuru, lalu memeriksa lahan.
Apakah di sekitar sini tidak apa-apa?
Kemudian aku membuat kandang ayam menggunakan sihir tanah.
Setelah itu, aku membuat tembok setinggi sekitar 3 meter yang mengelilingi kandang ayam.
Mereka tidak mungkin melarikan diri kalau temboknya setinggi ini, 'kan?
Aku masuk ke kandang ayam bersama Kumayuru dan Kumakyuu.
Kemudian aku melonggarkan tali yang mengikat Pepetok.
Pepetok, yang kini telah terbebas dari ikatan, mulai bergerak lincah di kandang.
Aku merasa lega karena sudah memastikan bahwa mereka masih hidup.
Hari ini cukup sampai di sini saja, sekarang saatnya kembali ke Kuma House.


Keesokan paginya, setelah sarapan aku langsung pergi ke panti asuhan.
Saat tiba di panti asuhan, kulihat anak-anak dari panti asuhan berkumpul di depan tembok yang mengelilingi kandang ayam.

「Kuma-oneechan!」

Anak-anak itu langsung datang menghampiriku.

「Kuma-oneechan, waktu aku bangun pagi, tiba-tiba sudah ada tembok di sini!」

「Aku yang membuatnya.」

「Oneechan yang membuatnya?」

Anak-anak panti asuhan menatapku.

「Sekarang ayo kita pergi ke panti asuhan. Ada yang ingin kubicarakan dengan Bu Ketua.」

Aku membawa anak-anak menuju panti asuhan untuk menemui bu ketua.
Setibanya di panti asuhan, aku bertemu dengan bu ketua dan seorang wanita yang berusia sekitar 20-an tahun.
Apakah ini Liz yang pernah disebut oleh bu ketua, yang juga bekerja di panti asuhan ini?

「Ini Yuna-san. Terima kasih banyak untuk yang kemarin. Ini Liz yang saya bicarakan kemarin.」

「Aku Liz. Terima kasih banyak untuk makanan kemarin.」

Liz menundukkan kepalanya.

「Gak usah sungkan, aku cuma iseng.」

「Jadi, ada urusan apa hari ini?」

「Aku ingin memberi anak-anak ini pekerjaan, bolehkah? Tentu saja aku akan menggaji mereka.」

「Pekerjaan untuk anak-anak?」

「Jangan khawatir, pekerjaan ini gak berbahaya.」

「Kalau begitu, pekerjaan macam apa?」

「Kau sudah melihat tembok di luar?」

「Ya, saat saya bangun pagi, sudah ada tembok di sana. Anak-anak langsung heboh.」

「Aku membuat tembok itu kemarin malam. Aku berharap anak-anak bisa merawat burung-burung di balik tembok itu.」

「Eh, tembok itu dibuat hanya dalam satu malam?」

「Merawat burung-burung?」

Bu ketua dan Liz terkejut pada hal yang berbeda.

「Aku membuat tembok itu dengan sihir.」

「Pekerjaan macam apa itu?」

「Hanya mengumpulkan telur di pagi hari, membersihkan kandang, dan merawat burung. Omong-omong, burung-burung itu bukan makanan, jadi jangan dimakan ya?」

「Dengan kata lain, berbisnis menjual telur?」

「Sepertinya di kota ini harga telur sangat tinggi.」

「Kamu berniat menggaji anak-anak ini cukup dengan mengerjakan hal-hal itu?」

「Sebenarnya ada hal-hal lain yang ingin kuminta mereka kerjakan juga, tapi untuk sekarang hanya itu. Bagaimana menurutmu?」

Bu ketua kemudian menatap anak-anak.

「Apa yang akan kalian lakukan? Yuna-san berniat memberi kalian pekerjaan. Kalau kalian mau bekerja, kalian bisa makan. Kalau tidak mau bekerja, situasinya akan kembali seperti beberapa hari lalu. Omong-omong, Yuna-san tidak akan memberi kita makanan lagi.」

Dia menanyai anak-anak.

「Aku mau melakukannya!」

「Tolong izinkan aku juga!」

「Aku juga mau!」

「Aku juga!」

「Aku juga!」

Anak-anak menjawab dengan penuh semangat.

「Kalian mau melakukannya? Kalau begitu, Yuna-san, saya mohon bantuan untuk anak-anak ini.」

「Baiklah. Selain itu, bisa kupinjam Liz juga?」

「Aku?」

「Ya. Kuharap kau bisa menjadi pembimbing anak-anak ini.」

「Kalau soal itu, tidak masalah. Liz, tolong dengarkan baik-baik arahan dari Yuna-san.」

「Ya, Bu Ketua.」


Aku membuka pintu, melewati tembok, lalu masuk ke kandang ayam.
Saat memasuki kandang ayam, kulihat para Pepetok sedang tidur.

「Yang perlu kalian kerjakan adalah,
pertama, saat hari cerah, keluarkan burung-burung ini dari kandang.
Kedua, kumpulkan telur yang ada di dalam kandang.
Ketiga, bersihkan kandang.
Keempat, beri air minum dan makanan untuk burung-burung ini.
Yang terakhir, masukkan burung-burung ini kembali ke kandang.
Bisakah kalian melakukannya?」

Aku bertanya pada anak-anak.
Anak-anak mengiyakan tanpa ragu.

「Kalau begitu, sekarang tolong keluarkan burung-burung itu dari kandang. Telur-telur yang mereka hasilkan akan menjadi uang untuk membeli makanan kalian, jadi tolong hati-hati memegangnya.」

Anak-anak langsung mengiyakan.

「Taruh telur-telur itu ke wadah ini.」

Aku membuat wadah telur dengan sihir tanah.
Satu wadah ini memiliki 10 lubang untuk menampung 10 butir telur.
Aku sudah membuat 100 buah wadah, termasuk untuk cadangan.
Anak-anak kemudian kembali dengan membawa telur.
Sepuluh lubang pun terisi.
Pas satu wadah.
Apakah hasil ini termasuk cukup baik untuk 20 ekor Pepetok?
Mungkin perubahan lingkungan juga perlu diperhitungkan.

「Liz-san, masih adakah sayuran sisa yang kau dapat kemarin?」

「Ya, masih ada.」

「Bisakah kau berikan sayuran itu untuk menjadi makanan burung-burung ini?」

「Itu…」

Meskipun itu hanyalah sayuran sisa, tapi itu tetaplah makanan yang Liz-san dapatkan setelah mengemis ke mana-mana dengan susah payah.
Mungkin dia merasa berat hati untuk merelakan sayuran itu menjadi makanan burung.

「Tenang saja, burung-burung itu akan menghasilkan telur. Semuanya akan baik-baik saja setelah kita menjual telur-telur itu.」

「Aku mengerti. Aku akan membawa sayuran sisa itu sekarang.」

「Sekarang aku akan pergi. Setelah mereka selesai membersihkan kandang, tolong beri tahu anak-anak untuk memasukkan burung-burung itu ke kandang setelah beberapa saat.」

Aku mengambil telur dan pergi ke suatu tempat.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar