22 Desember 2019

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 52

Bab 52 – Kuma-san Menemukan Kereta Kuda yang Diserang

Keesokan paginya, aku bangun tidur sebelum matahari terbit.
Di luar masih gelap.
Temperatur saat ini mungkin masih dingin, tapi aku tidak merasa kedinginan berkat kostum Kuma.
Saat aku turun ke lantai satu, ternyata Fina sudah bangun.

「Selamat pagi, Yuna-oneechan.」

「Pagi. Mana Noa?」

「Dia masih tidur. Saya tidak tega membangunkannya.」

「Aku akan segera menyiapkan sarapan, jadi tolong bangunkan Noa.」

Aku meminta Fina untuk mengurus Noa, kemudian aku mulai menyiapkan sup dan roti seperti yang kami makan kemarin untuk sarapan pagi ini.
Noa yang masih mengantuk kemudian tiba di ruang makan.

「Selamat pagi.」

「Wajahmu seperti masih kurang tidur.」

「Di jam seperti ini biasanya aku masih tidur.」

「Sehabis sarapan, kita langsung berangkat.」

Hari ini aku menunggangi Kumayuru, dan kami pun melanjutkan perjalanan ke ibu kota.
Di tengah perjalanan ke ibu kota, kami singgah di sebuah desa.
Setelah aku membeli sayuran segar di desa tersebut, kami langsung melanjutkan perjalanan.
Pada hari ketiga setelah meninggalkan kota,

「Berhenti sebentar.」

Aku menghentikan laju Kumayuru dan Kumakyuu.

「Ada apa?」

「Di depan kita ada sekumpulan orang yang sedang bertarung melawan monster.」

「Benarkah?」

Lokasinya belum bisa terlihat dari sini.
Aku bisa memastikannya hanya karena skill Kuma yang kumiliki.
Saat levelku naik karena mengalahkan Black Viper, kemampuan skill deteksiku juga meningkat. Sekarang tidak hanya hal berbahaya seperti monster dan perampok saja, tapi aku juga sudah bisa mendeteksi keberadaan orang biasa.
Selain itu, aku bahkan sudah bisa mengetahui jenis monster yang terdeteksi.

「Apa yang akan Noa lakukan?」

「Yang akan kulakukan?」

「Pekerjaanku adalah mengawal Noa, jadi aku gak ingin membawamu ke tempat-tempat berbahaya. Aku juga gak mungkin meninggalkanmu di sini. Kalau ada hal berbahaya yang muncul saat aku jauh darimu, aku gak akan bisa menjagamu.」

「Bagaimana kalau kamu meminta Kuma untuk menjaga kami?」

「Gak mungkin dia bisa bertarung dengan kalian berdua di atas punggungnya.」

「Bagaimana kalau kami juga ikut ke lokasi penyerangan monster?」

「Kalau monster-monster itu menyerangmu, sebagai pengawalmu aku akan berada dalam masalah.」

「Apakah orang-orang yang diserang itu memiliki kemungkinan untuk menang?」

「Aku sendiri gak bisa memastikannya dari sini. Yang bisa kuketahui hanyalah reaksi yang lenyap kalau ada orang atau monster yang mati.」

Dengan kata lain, apakah kami mesti melanjutkan perjalanan setelah menunggu satu sisi kalah, ataukah tetap menerobos walau mengetahui ada bahaya di depan kami?

「………」

Noa yang masih berusia 10 tahun itu tampak berpikir keras.

「Aku hanya bercanda. Ayo kita tolong mereka. Aku akan memantau keadaan dari jauh. Kalau keadaan tampak terkendali, kita tinggalkan saja mereka. Kalau tampak berbahaya, kita akan menolong mereka. Tapi kalau monsternya terlalu berbahaya, kalian harus segera melarikan diri. Setuju?」

「Setuju.」

Aku meminta para Kuma untuk berlari.
Tak lama kemudian kami bisa melihat sebuah kereta kuda.
Di sekitarnya, ada beberapa petualang yang bertarung melawan Orc.

「Satu, dua, tiga, empat, lima, enam.」

Ada 6 ekor Orc.
Dan ada 4 orang petualang.
Seekor Orc sedang menumbangkan seorang petualang penyihir.
Seorang pendekar pedang sedang bertarung melawan seekor Orc di samping kereta kuda.
Dua orang lainnya sedang dikepung oleh 4 ekor Orc agak jauh dari situ.

「Kumayuru, Kumakyuu! Jaga mereka berdua!」

Aku meminta para Kuma untuk menjaga kedua gadis.
Aku melompat dari Kumayuru dan segera berlari menuju para Orc tersebut.
Kutendang tanah sekuat mungkin demi menambah akselerasi.
Seekor Orc sedang mengayunkan tongkatnya ke arah seorang wanita yang sudah tumbang.
Ini gawat.
Aku mengumpulkan kekuatan sihir ke tanganku, lalu menembakkan pisau angin ke arah Orc yang sedang mengayunkan tongkatnya ke arah penyihir wanita.
Pandangan Orc tersebut hanya tertuju pada wanita di hadapannya. Pisau angin dariku dengan mudahnya memotong leher Orc yang sama sekali tidak menyadari kehadiranku itu.
Aku melewati penyihir tersebut dan terus berlari menuju petualang yang bertarung di dekat kereta kuda.
Kalau aku menggunakan sihir angin dari posisiku sekarang, petualang itu juga bisa ikut terpotong.
Kali ini kugunakan sihir tanah untuk menahan kaki Orc tersebut.

「Apa?!」

Pendekar pedang itu terkejut.

「Aku sudah mengunci gerakannya, selanjutnya kuserahkan padamu!」

Setelah meneriaki itu, aku beranjak dari area kereta kuda dan bergegas menuju 2 orang petualang yang sedang melawan 4 ekor Orc.
Sama halnya dengan yang tadi, kali ini aku juga tidak bisa menggunakan pisau angin karena jarak mereka yang terlalu dekat.
Seandainya pun aku menggunakan sihir tanah, para petualang tersebut masih bisa terkena serangan dari tubuh bagian atas Orc yang masih bisa leluasa bergerak.
Aku pun mengumpulkan kekuatan sihir di tanganku.

「Shotgun.」

Kemudian kutembakkan gumpalan udara ke arah para Orc.
Langsung 4 tembakan sekaligus.
Gumpalan udara tersebut mengenai tubuh Orc dan para Orc tersebut langsung jatuh terpental.
Kedua petualang tersebut juga ikut terpental bersama para Orc.

Para Orc yang terjatuh itu mulai mencoba bangkit.
Kedua petualang juga hendak bangkit.

「Awas, tiarap!」

Aku berteriak ke arah kedua petualang tersebut.
Kemudian aku menembakkan sebuah pisau angin berukuran besar ke arah para Orc yang sudah berdiri tegak.
Tubuh para Orc tersebut terbelah dua, dan mereka pun tumbang.
Bukan salahku kalau kedua petualang yang sedang tiarap jadi bermandikan darah.
Lalu kudekati kedua petualang yang sudah bersimbah darah Orc itu.

「Kalian gak apa-apa?」

「Kau siapa?」

Dua orang yang tadi dikepung oleh Orc ternyata adalah wanita.
Peristiwa mandi darah Orc pasti akan sangat menjijikkan bagi mereka.

「Marina!」

Petualang yang bertarung di dekat kereta kuda bergegas menghampiri kami.

「Kau tidak apa-apa?」

「Ya, tidak apa-apa, gadis berpakaian aneh ini sudah menolongku. Bagaimana denganmu?」

「Aku dan Elle juga tidak apa-apa berkat pertolongan gadis itu.」

「Elle juga selamat ya? Syukurlah. Aku harus berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah menyelamatkan kami.」

「Sama-sama. Kami kebetulan lewat, gak usah sungkan.」

「Aku Marina, ketua party ini. Yang memegang pedang besar di sana itu bernama Masurika, dan yang ini,」

「Aku Itia.」

Sepertinya penyihir pertama yang kutolong bernama Elle.
Kami meninggalkan mayat Orc dan pergi menuju area kereta kuda berada.
Sambil berjalan, aku juga memanggil para Kuma untuk datang.
Aku tidak tahu apakah ini termasuk telepati atau bukan, tapi aku bisa memberikan instruksi pada mereka meskipun kami berada di lokasi yang berbeda.

「Elle, kau tidak apa-apa?」

「Ya, aku tidak apa-apa, tapi tadi hampir saja aku tewas.」

Mungkin karena tadi dia sempat dicengkeram, pakaiannya sobek dan kulit putih mulusnya dapat terlihat.
Meskipun dia menutupnya dengan tangan, tapi dadanya yang besar itu tetap menyembul dari tangannya.
Musuhku!

「Berkat pertolongan darimu, aku bisa lolos dari maut. Terima kasih.」

「Gak usah sungkan, soalnya kami cuma kebetulan lewat.」

Selagi kami berbincang,

「Apa itu?!」

Para petualang menghunuskan pedang mereka karena melihat para Kuma yang datang mendekati kami.

「Tenang saja, itu makhluk panggilanku.」

「Makhluk panggilan?」

Noa dan Fina yang menunggangi Kumakyuu pun datang menghampiri.

「Yuna-san! Kamu tidak apa-apa?」

「Aku gak apa-apa.」

「Syukurlah.」

Mereka turun dari Kumakyuu dan langsung memelukku penuh cemas.
Mereka berdua adalah gadis 10 tahun, jadi mau bagaimana lagi.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar