08 Januari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 56

Bab 56 – Kuma-san Terlibat dengan Kakak Perempuan Noa

*tap tap tap tap tap tap tap tap tap tap tap tap*

Kudengar langkah seseorang yang berlari entah dari mana.

*tap tap tap tap tap tap tap tap*

Suara langkah itu lama-kelamaan mendekat.

「No~ a~ chan!」

Orang yang berlari itu tiba-tiba menyergap Noa.

「Ibunda!」

「Noa-chan, aku rindu.」

Wanita tersebut menggosokkan pipinya dengan pipi Noa.
Rambutnya berwarna pirang keemasan, persis seperti Noa.
Dia tampak berusia sekitar 25 tahun, jadi termasuk masih muda untuk ukuran ibu yang mempunyai anak seusia Noa.
Wajah mereka juga begitu mirip.
Di usia berapa dia melahirkan Noa?

「Jadi, Cliff tidak datang?」

Wanita itu memerhatikan sekelilingnya.

「Ayahanda masih ada pekerjaan di kota. Aku disuruh pergi ke sini duluan.」

「Begitukah? Syukurlah kamu bisa tiba dengan selamat. Nah, sekarang bisakah kamu memperkenalkan anak yang berpakaian menarik itu padaku?」

Ini pertama kalinya orang menyebutku berpakaian menarik.
Biasanya orang-orang menyebutku berpakaian aneh.
Dua-duanya sama saja bagiku.

「Yang berpakaian seperti Kuma ini adalah seorang petualang, namanya Yuna-san. Dia adalah orang yang mengawalku dalam perjalanan ke ibu kota. Dan yang ini Fina, sahabat Kuma.」

Apa itu? Semacam sahabat sesama penyuka Kuma?

「Saya Yuna, petualang. Suatu kehormatan bisa berkenalan dengan Anda.」

「Saya Fina. Saya ikut bersama Yuna-oneechan.」

「Wah wah, imutnya kalian. Jangan di luar saja, ayo masuk.」

「Tapi kenapa ibunda bisa tahu kalau aku sudah tiba di ibu kota?」

「Ah, aku sudah berpesan pada para penjaga untuk segera memberitahuku begitu kamu atau Cliff tiba. Jadi begitu mendengar kabar kedatanganmu, aku langsung meninggalkan pekerjaanku dan bergegas pulang.」

Apakah tidak masalah meninggalkan pekerjaannya begitu saja?

「Nah, ayo masuk dan ceritakan tentang perjalanan kalian.」

Kami memasuki rumah besar tersebut dan dibimbing ke ruang tamu.

「Nanti akan kutunjukkan kamar kalian. Sekarang silakan duduk dulu.」

Kami pun duduk di sofa, lalu seorang maid datang membawakan minuman.
Pas sekali aku sedang haus, jadi minuman tersebut kuterima dengan senang hati.
Yap, terasa dingin dan menyegarkan.
Kuteguk minumanku sekali lagi, kemudian aku berpaling pada Ellelaura-san.

「Ellelaura-sama, ini ada sesuatu yang dititipkan Cliff-sama pada saya.」

Kukeluarkan Pedang Goblin King beserta sepucuk surat dari Box Kuma.

「Dari dia? Apa ya kira-kira?」

Ellelaura-san membuka amplop lalu membaca surat tersebut.

「Ini Pedang Goblin King, ya? Kali ini dia mempersiapkan hadiah yang benar-benar langka. Ditambah lagi, ternyata itu pemberianmu, ya?」

「Itu tidak seberapa.」

「Bisakah kamu berhenti bicara sesopan itu? Toh sepertinya kamu tidak terbiasa berbicara seperti itu.」

「Tidak apa-apa?」

「Tidak masalah. Bahkan hal itu pun sudah tertuang di surat ini.」

「Memangnya apa yang tertulis di surat itu?」

「Yang pertama, jangan jadikan gadis ini sebagai musuh.」

「Hah?」

「Selanjutnya, jangan pancing amarahnya. Kalau ada masalah, segera atasi.」

「Terdengar seperti gadis yang merepotkan.」

「Tapi di sini juga tertulis bahwa gadis ini baik hati serta merupakan seorang petualang yang Noa sukai.」

「Begitukah?」

「Selain itu, sepertinya dia juga sangat memercayaimu.」

「Benarkah?」

「Buktinya, dia sudah memercayakan putrinya padamu sebagai satu-satunya pengawal. Pada dasarnya, orang-orang tidak mungkin memercayakan tugas pengawalan hanya pada seorang gadis. Tapi kalau sudah mengalahkan 100 ekor Goblin, Goblin King, Tiger Wolf, serta Black Viper seorang diri, bahkan aku pun sempat berpikir kalau apa yang tertulis di surat ini hanyalah lelucon belaka.」

「Ya, Yuna-san memang hebat. Dalam perjalanan ke ibu kota, dia juga sudah mengalahkan 6 ekor Orc dan menangkap 50 orang perampok seorang diri, lho!」

「Benarkah itu?」

「Benar. Gran-sama juga ada di lokasi kejadian, jadi beliau bisa menjadi saksi.」

Noa menceritakan dengan riang gembira tentang apa yang terjadi sepanjang perjalanan menuju ibu kota.
Dia tampak begitu bahagia karena bisa bertemu dengan ibu yang sudah lama tidak dijumpainya.

「Wah, sudah mulai gelap. Mungkin Shia sebentar lagi akan pulang.」

「Shia?」

「Iya, oneesama-ku. Dia sedang mengenyam pendidikan di sekolah ibu kota kerajaan.」

「Jadi kau punya kakak perempuan toh?」

「Iya, dia lebih tua 5 tahun dariku, jadi selisih usia kami agak jauh.」

「Berarti usianya 15 tahun?」

Waduh, di umur berapa dia melahirkan anak pertamanya?
Kalau dilihat dari perawakannya, usianya masih sekitar 25 tahun, tapi itu artinya dia melahirkan anak pertamanya saat masih berusia 10 tahun.
Kalau usianya sekitar 28 tahun, berarti dia melahirkan saat berusia 13 tahun… apakah itu masih termasuk aman?
Kalau di Jepang sih pasti tidak boleh.

「Yuna-chan, kamu memikirkan sesuatu yang aneh?」

「Gak. Hanya saja, Ellelaura-san tampak masih muda, jadi aku penasaran di usia berapa kau melahirkan anak pertamamu.」

「Wah, saat menyebutku masih muda, usia berapa yang ada di benakmu?」

Ellelaura-san tampak tersanjung, pipinya merah merona.

「Tadinya kupikir sekitar 25 tahun, berarti kau melahirkan Noa saat masih berusia 15 tahun, tapi aku gak menyangka kalau Noa ternyata memiliki kakak perempuan yang lebih tua 5 tahun darinya.」

「Wah wah, manis sekali mulutmu. Biasanya aku bukan orang yang gampang memberitahukan usiaku, tapi kali ini spesial untuk Yuna-chan. Tahun ini aku akan menginjak usia 35 tahun.」

Bohong! Dengan paras seawet muda ini?!
Kalau begitu, artinya dia melahirkan anak pertamanya saat berusia 20 tahun?

「Ibunda terkenal karena kecantikannya.」

「Wah, kalau begitu, Noa juga pasti akan cantik karena kamu adalah putriku.」

「Kuharap begitu.」

Noa tampak sangat senang.
Detik itu juga, dari balik pintu terdengar suara berisik.

「Ibunda, aku pulang! Benarkah Noa sudah datang?!」

Pintu menganga lebar, lalu seorang gadis yang tampak persis seperti Noa versi remaja pun masuk.
Mungkin gadis inilah Shia, kakak perempuan Noa.

Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 3 Bab 56 Bahasa Indonesia

「Shia, ada tamu.」

「Maafkan aku. Eh, ada Kuma?」

Dia terkejut saat melihatku.

「Benar. Kamu tidak sopan pada Kuma itu.」

Kau juga sama tidak sopannya.

「Ibunda, jangan bercanda dong.」

「Huhu, aku tidak bercanda, lho. Yang mirip seperti seekor Kuma adalah Yuna-chan, orang yang mengawal Noa ke ibu kota. Gadis di sebelahnya adalah Fina-chan.」

「Tiga orang gadis pergi ke ibu kota tanpa ditemani orang dewasa? Pasti cuma bercanda. Gadis-gadis sekecil ini melakukan perjalanan jauh dari kota ke ibu kota. Aku tidak percaya. Kuma-san yang di sana, bisakah kamu berdiri dan membuka hoodie-mu?」

Aku tidak berniat menutupinya, jadi kubuka hoodie-ku dan bangkit dari sofa.
Rambutku yang hitam dan panjang menyembul keluar.

「Mana mungkin gadis kecil seimut ini petualang, 'kan? Berapa usiamu?」

「Aku 15 tahun, lho.」

「Kamu seumuran denganku? Padahal sekecil itu.」

Berhentilah menyebut "kecil", "kecil" terus-menerus!
Aku pasti akan tumbuh besar!
Meskipun aku seumuran dengan Shia, tapi tinggiku kira-kira hanya setengah dari tingginya.

「Onee-sama, Yuna-san itu kuat, lho. Tapi meskipun Yuna-san sendiri sudah hebat, para Kuma miliknya jauh lebih hebat!」

「Kuma?」

Shia memiringkan kepalanya karena bingung.
Yah, kalau tiba-tiba mengatakan bahwa para Kuma itu begitu hebat, tentulah takkan ada orang yang bisa langsung mengerti.

「Kalau begitu, bagaimana kalau kita adakan pertandingan? Dengan begitu, mungkin Shia bisa yakin?」

「Tunggu!」

Tolong jangan memutuskan sepihak tanpa melibatkan aku!

「Yuna-chan, tolong jadilah lawan putriku. Ah, kamu boleh menyakitinya. Tapi dia tetaplah seorang gadis, jadi jangan berikan luka yang besar, ya?」

「Oke, aku akan menerima tantangan itu.」

Tidak ada yang menantangmu, jadi kuharap kau tidak secepat itu menerimanya.
Situasi memanas tanpa seorang pun yang mendengar pendapatku.
Akhirnya kami berdua benar-benar akan bertanding, dan kami semua berkumpul di halaman.

「Anak itu mulai besar kepala, mungkin karena dia termasuk orang terkuat di sekolahnya. Jadi tolong bangunkan dia dari mimpi indahnya.」

「Ibunda! Aku tidak besar kepala kok!」

「Wah, benarkah itu? Bukankah kamu sendiri yang mengatakan bahwa tidak ada gadis lain di sekolah yang lebih kuat darimu?」

「Itu 'kan fakta…」

「Oleh sebab itu, Yuna-chan, silakan kalahkan gadis ini.」

Hmm, meskipun kau mengatakan itu, aku tidak tahu harus bertindak sejauh mana.
Dia adalah putri keluarga bangsawan. Meskipun aku sudah diberi izin untuk melukainya, tetap saja akan merepotkan kalau dia benar-benar terluka dan malah menyimpan dendam padaku.

「Anu, Yuna-san, 'kan?」

「Ya?」

「Aku ingin tahu apakah kamu berspesialisasi dalam pedang atau sihir. Silakan pilih yang kamu sukai di antara kedua pilihan itu.」

Dengan pola seperti ini, kalau aku menang dengan pedang, akankah berikutnya disambung dengan sihir?

「Kalau begitu, dengan pedang.」

Seorang maid-san membawakan sebuah pedang kayu untukku.

「Nah, silakan mulai kapan pun kamu mau.」

「Kapan pun? Yakin?」

「Yakin.」

「Kalau begitu, kuterima penawaranmu.」

Aku menggunakan kekuatan penuh kostum Kuma dan dalam sekejap melangkah menembus pertahanan Shia. Kuayun pedangku ke atas untuk mencampakkan pedang yang digenggam Shia.
Pedang Shia berputar di udara, dan pedangku berhenti tepat di depan wajahnya.

「Sudah cukup?」

Kuturunkan pedangku, lalu beranjak pergi menjauhi Shia.
Kuharap dengan ini semuanya akan berakhir.

「Tu-tunggu sebentar!」

「Ada apa lagi?」

「Yang tadi tidak masuk hitungan.」

「Kenapa? Kau bilang aku bisa mulai kapan pun aku mau, setelah itu kumulai. Gak ada alasan untuk gak memasukkan pertandingan tadi dalam hitungan.」

「Tapi!」

「Memangnya kau bisa mengatakan hal yang sama seandainya musuhmu adalah monster atau perampok? Kau gak mampu mengukur kemampuan mereka, lalu kalah. Bisakah kau berkata, "Mohon beri aku satu kesempatan lagi"?」

「Itu…」

「Kalau kau mau tanding ulang, silakan lakukan hal seperti itu di sekolah. Sebelum itu, apakah kau memang benar-benar kuat? Apakah itu bukan karena orang-orang di sekitarmu yang mengalah karena status bangsawanmu?」

「Itu sama sekali tidak benar!」

「Kalau begitu, aku akan menjadi lawanmu sampai kau puas. Ayo.」

Bagi orang-orang semacam ini, butuh waktu bagi mereka untuk mengakui kekalahan.
Tidak akan mempan kalau tidak dikalahkan berkali-kali.

Shia mengambil pedang kayunya dan mendatangiku.
Tapi gerakannya lambat.
Aku tidak punya kenalan gadis lain yang seusianya, jadi aku tidak tahu apakah dia termasuk kuat atau lemah.

Aku menghalau ayunan pedangnya, lalu menghentikan pedangku di lehernya.
Ayunan pedangnya tidak memiliki kecepatan maupun kekuatan.
Selain itu juga tidak ada strategi.
Sepertinya dia tidak memikirkan bagaimana lawannya akan bertahan ataupun menyerang.
Kalau di dalam game, kau harus membaca pola serangan dan pertahanan lawan, setelah itu barulah balas menyerang.
Aku hanya menahan dan menghindari pedang Shia, lalu kuakhiri dengan mengarahkan pedangku ke bagian tubuhnya yang tidak terlindungi.
Namun tampaknya dia tidak mau menyerah atau mengakui kekalahannya, jadi dia selalu bangkit melawanku lagi meskipun sudah berkali-kali kukalahkan.
Sepertinya ini tidak cukup untuk membuatnya mengakui kekalahan.

「Silakan kau gunakan sihirmu. Aku gak akan menggunakan sihir.」

「Aku akan membuatmu menyesali keputusanmu itu!」

Api berkumpul di tangan Shia.

「Fireball!」

Sebuah Fireball terbang ke arahku.
Tapi satu tembakan Fireball seperti itu bisa dengan mudah kuhindari.

「Fireball! Fireball!」

Setelah aku menghindari satu tembakannya, bola api lainnya terus-menerus terbang ke arahku.
Dia terus menembakkan sihir apinya karena pedangnya tidak bisa mengenaiku.
Hal macam apa yang diajarkan di sekolahnya?
Ini bukan lagi masalah kuat atau lemahnya seseorang.
Ini sama sekali bukanlah cara untuk bertarung.
Kalau kau bisa menggunakan pedang dan sihir, tak akan ada artinya bila kau tidak bisa mengombinasikan kedua kemampuan itu.
Bahkan gamer pemula yang masih bermain beberapa bulan pun tahu bagaimana cara bertarung yang lebih optimal.
Apakah ini sangat bergantung pada pengalaman?
Di dalam game, sudah tidak terhitung lagi banyaknya PvP yang telah kulakukan.
Yah, meskipun sebenarnya selalu lawanku yang duluan mencari gara-gara.
Kalau di dunia ini, kebanyakan orang bertarung tanpa membunuh satu sama lain. Sementara di dalam game, kau tidak akan mati meskipun kau kalah. Kau juga bisa mendadak bertarung tanpa sebab. Sudah berulang kali aku mengalami pertarungan berbahaya seperti itu.
Tapi kau tidak bisa merasakan hal tersebut di dunia ini.
Kalau kau kalah, kau bisa mati.
Aku menghindari tembakan sihir, mendekati Shia, lalu memukul perutnya dengan Kuma Punch yang sudah kukurangi kekuatannya.

「Ugh…」

Shia membungkuk, lalu jatuh berlutut di tanah.
Sepertinya kekuatan pukulanku masih sedikit terlalu kuat.

「Sudah cukup.」

「A-aku masih…」

「Kamu sadar 'kan kalau dia masih belum serius melawanmu?」

「Itu…」

「Sudah selesai.」

「Ibunda…」

Kepala Shia tertunduk lesu.

「Nah, sekarang saatnya kita makan!」

Shia mematuhi kata-kata ibunya.
Kami juga pergi menuju ruang makan atas aba-aba Ellelaura-san.
Kebetulan aku memang sudah lapar.

「Nah, mari kita mulai pesta makan malam untuk merayakan kedatangan Noa ke ibu kota, serta untuk menyambut Yuna-chan dan Fina-chan.」

Jamuan makan malam penyambutan kami pun dimulai.
Fina yang duduk di sebelahku tidak banyak membuka mulutnya sejak memasuki kediaman ini, dan saat ini pun dia makan hanya dengan suapan-suapan kecil.
Apakah makanan ini tidak enak baginya?
Menurutku rasanya enak, tapi masih terasa agak hambar bila dibandingkan dengan masakan Jepang.
Aku bisa merasakan gula, garam, dan rempah lainnya, tapi orang Jepang akan merasa kehilangan bila tidak ada kecap ataupun miso.

「Ibunda, apakah sebenarnya semua murid dan guru di sekolahku mengalah padaku? Akhirnya aku jadi besar kepala.」

「Hmm, bukan begitu. Yuna-chan ini memang di luar nalar. Menurutku, seharusnya dia setara dengan petualang rank B.」

「Rank B…」

Aku tetap tidak mengerti meskipun kau menyebut rank B.
Soalnya aku tidak mempunyai kenalan yang merupakan petualang rank B.
Aku tidak tahu seberapa kuat rank B itu.

「Ibunda, apakah itu tidak terlalu berlebihan?」

「Dia sudah membasmi gerombolan 100 ekor Goblin, Goblin King, Orc, sepasang Tiger Wolf, serta seekor Black Viper. Dan dia juga menangkap gerombolan perampok Zamon. Semuanya dilakukan seorang diri.」

Sudah berkali-kali aku menjeritkan hal ini di dalam hati.
Tidak adakah yang namanya UU Perlindungan Informasi Pribadi?!

「Jadi kamu tidak perlu berkecil hati. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa ada anak seusiamu yang jauh lebih kuat darimu.」

「Aku mengerti. Yuna-san, mohon maafkan aku atas tingkahku tadi.」

Dia meminta maaf dengan tulus.
Apakah sebenarnya dia adalah anak baik-baik?

「Tapi Yuna-san juga bisa menggunakan sihir, 'kan?」

「Kurang lebih.」

「Bahkan di bidang itu pun kamu juga kuat, ya?」

「Ditambah lagi, Yuna-san juga memiliki para Kuma. Itu jauh lebih hebat lho!」

「Tadi kamu juga sudah mengatakan itu, tapi apa yang kamu maksud dengan Kuma?」

「Mereka adalah makhluk panggilan milik Yuna-san. Mereka sangat imut.」

「Makhluk panggilan… bahkan itu pun bisa kamu lakukan?」

「Yah, begitulah.」

「Bisakah kamu tunjukkan para Kuma itu padaku di lain waktu?」

「Gak masalah.」

Setelah itu, sehabis makan malam, kami pun dibimbing menuju kamar yang akan kami pakai.
Atas permintaan Fina, kami berdua berdua berada di satu kamar yang sama.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar