19 Januari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 59

Bab 59 – Kuma-san Membuat Taman Bunga Bersama Maid-san

「Yuna-san! Kenapa kamu pergi dan meninggalkanku di sini?!」

Saat kami tiba di kediamannya, Noa yang marah sudah menunggu.

「Kenapa, katamu? Kami sarapan dan bahkan sudah menunggu sebentar, tapi kau gak bangun-bangun juga.」

「Uu…」

「Jadi kapan kau bangun?」

「…Hampir tengah hari.」

「Lalu salahku di mana?」

「Kenapa tidak membangunkan aku?」

Katanya sambil merajuk.

「Meskipun aku selalu membangunkanmu selama dalam perjalanan, aku sudah gak perlu melakukannya lagi, 'kan? Lagi pula, bukankah kau kelelahan karena kurang tidur sepanjang perjalanan?」

「Uu, aku mengerti. Jadi, Yuna-san dan Fina pergi ke mana saja?」

「Kami berkeliling mencari penginapan.」

「Penginapan?」

「Tugas pengawalan sudah selesai, jadi gak elok rasanya bagi kami untuk tetap tinggal di sini dan terus merepotkan kalian.」

「Padahal kalian boleh tinggal di sini selama-lamanya.」

「Toh aku gak mendapat izin langsung dari Cliff soal itu. Lagi pula, kami akan tinggal gak jauh dari sini, jadi silakan datang berkunjung.」

「…?」

「Noire-sama, Yuna-san sudah membeli lahan di ibu kota dan membangun Kuma House di atas lahan tersebut.」

「Mmm, Kuma House seperti yang di Crimonia?」

「Iya. Lumayan dekat, di sekitar distrik kalangan menengah.」

「Tapi… itu artinya Fina bakal pergi juga, 'kan?」

「Iya, karena saya ikut Yuna-san.」

「Tapi, kalau Yuna-san pergi, para Kuma-san juga…」

Wajah Noa menjadi muram setelah menyadari hal itu.
Ternyata dia bukan berat berpisah dariku, tapi dari Kumayuru dan Kumakyuu ya?

「Kalau begitu, bagaimana kalau sore ini kau habiskan dengan bermain bersama Kumayuru dan Kumakyuu?」

「Benarkah?! Ayo kita segera pergi ke halaman!」

Noa membawaku ke halaman kediaman.
Halaman di sini lebih luas daripada halaman kediaman Lord di Crimonia.

「Noa-sama, ada perlu apa?」

Saat kami tiba di halaman, kami bertemu dengan maid-san yang biasa mengurus keperluan kami.

「Suririna, apa yang sedang kamu lakukan?」

「Saya sudah mendapat izin dari nyonya, jadi saya memutuskan untuk menanam bunga di sini.」

「Tapi, apa yang sedang kamu khawatirkan?」

Dia memang tampak khawatir karena suatu hal.

「Ada batu besar yang menghalangi.」

Bisa terlihat sebongkah batu besar yang teronggok di halaman, ukurannya berkali lipat dari para Kuma.

「Kenapa bisa ada batu sebesar ini di halaman kediaman ini?」

「Saya juga tidak tahu, tapi batu ini sudah ada di sini sejak pertama saya kerja di sini.」

「Jadi, apa rencanamu?」

「Saya berencana membuat permintaan di suatu tempat supaya batu ini bisa disingkirkan, tapi saya bingung harus membuat permintaan di mana.」

「Haruskah aku yang menyingkirkannya?」

「Yuna-sama bisa?」

Dia memandangiku dari ujung kepala ke ujung kaki, dari ujung kaki ke ujung kapala.

「Mmm, bukankah mustahil?」

Tidak sopan.
Memangnya orang tuamu tidak mengajari supaya jangan menilai orang dari penampilan luarnya?

「Gak juga. Kalau cuma menyingkirkannya, kurasa cukup menggunakan tas item saja.」

Aku menghampiri batu tersebut, lalu memasukkannya ke dalam Box Kuma.
Batu besar yang sebagian terkubur dalam tanah itu pun menghilang seluruhnya.

「Lu-luar biasa. Ini pertama kalinya saya melihat tas item yang muat dimasuki batu sebesar itu.」

「Apa yang harus kulakukan dengan batu ini? Kalau gak perlu, aku bisa membuangnya di suatu tempat.」

「Ya, jika tidak merepotkan, mohon dibuang saja.」

「Oke.」

「Kalau begitu, saya akan bersiap-siap untuk membuat taman bunga, jadi saya permisi dulu.」

Suririna-san menundukkan kepalanya dan beranjak pergi.

「Yuna-san, tolong keluarkan para Kuma-san!」

Atas permintaan Noa, aku pun memanggil Kumayuru dan Kumakyuu.
Noa dan Fina mulai bermain bersama para Kuma. Yah, meskipun hanya sebatas memeluk, menunggangi, serta berlarian mengitari halaman.
Selagi aku menonton mereka bermain, Suririna-san kembali dengan membawa sebuah sekop.
Apa jangan-jangan dia berniat melakukannya sendirian?
Tadinya kukira dia akan memanggil tukang atau semacamnya, ternyata perkiraanku meleset.
Aku pun menghampiri Suririna-san.

「Perlu kubantu?」

「Apakah tidak apa-apa?」

「Mereka berdua sedang asyik bermain, jadi aku lowong.」

「Apakah itu para Kuma-san milik Yuna-sama? Mereka sangat jinak, ya.」

「Yah, soalnya mereka adalah makhluk panggilan.」

Aku mulai membantu Suririna-san membuat taman bunga.
Pertama-tama, kami meratakan lubang yang menganga di mana batu besar yang kusingkirkan tadi berada.

「Kira-kira seberapa besar area yang kau perlukan untuk taman bunga?」

「Ah, saya bermaksud untuk membuatnya mulai dari sini sampai sana.」

Ternyata lebar juga.

「Kalau begitu, tolong berikan aku arahan. Aku akan membuatnya dengan sihir.」

「Yuna-sama bisa menggunakan sihir tanah ya?」

「Bisakah kau berhenti memanggilku "Yuna-sama"? "Yuna" saja gak apa-apa kok.」

「Bagaimana kalau "Yuna-san"?」

「Hmm, ya sudah.」

Memanggilku dengan akhiran -sama membuatku risih.

Dengan perasaan seperti itu, aku dan Suririna si maid-san pun memulai pekerjaan membuat taman bunga.
Kami membuat pembatas taman memakai batu bata, memperbaiki saluran air, serta menggemburkan tanahnya.
Selagi kami sibuk membuat taman bunga, di belakang kami tiba-tiba ada suara berisik.

「Noa! Apa yang kamu lakukan?!」

「Onee-sama.」

Tampaknya Shia baru pulang dari sekolah.

「Ayo cepat ke sini!」

「Kenapa?」

「Kenapa ada Kuma di sini? Apa yang dikerjakan para penjaga?!」

「Onee-sama, tenang saja. Para Kuma-san ini adalah makhluk panggilan Yuna-san.」

「Makhluk panggilan?」

「Iya. Itulah kenapa mereka bisa sejinak dan seimut ini.」

Kemudian Noa merangkul leher Kumayuru.

「Apakah benar-benar aman?」

「Iya. Aku melakukan perjalanan dari Crimonia ke ibu kota dengan menunggangi para Kuma-san ini lho.」

Noa lalu menunjukkannya dengan menaiki punggung Kumayuru.

「Mereka ini sangat pintar, jadi mereka tidak akan menyakiti siapa pun.」

「Begitukah?」

「Onee-sama tidak ingin mencoba menyentuh mereka? Tidak apa-apa kok.」

Shia dengan ragu mencoba menyentuh Kumayuru.
Setelah dia mengerti bahwa Kumayuru benar-benar jinak, dia lalu mencoba mengelusnya dengan lembut.

「Bulunya sangat lembut.」

「Iya, terasa nyaman dipegang.」

「Bulunya juga sangat cantik. Aku tidak pernah melihat bulu secantik ini.」

Setelah Shia paham bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dari para Kuma itu, dia pun ikut bermain bersama mereka.

Aku dan Suririna-san melanjutkan pekerjaan membuat taman bunga.
Taman bunga ini kubuat sesuai dengan arahan dari Suririna-san.
Sihir memang benar-benar praktis.
Menyenangkan rasanya karena bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa kulakukan sebelumnya.
Aku kehilangan banyak hal setelah datang ke dunia ini, tapi banyak hal lain yang kuperoleh sebagai gantinya.
Aku membuat taman bunga petak demi petak dengan sihir, tapi kami memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan karena arahan dari Suririna-san sangatlah terperinci.

「Yuna-san, terima kasih banyak. Saya tidak mengira kalau bisa selesai hanya dalam sehari.」

「Kau punya benihnya?」

「Ya, saya sudah menyiapkan benih bunga yang nyonya sukai.」

「Kuharap bisa mekar dengan indah.」

「Ya, saya akan mengurusnya sebaik mungkin.」

Saat aku melihat-lihat di sekitar halaman, kulihat ada 2 ekor Kuma dan 3 orang gadis yang sedang asyik terlelap.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar