22 Januari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 60

Bab 60 – Kuma-san Mendapatkan Kentang

Saat aku hendak membangunkan ketiga gadis yang sedang terlelap,

「Apa yang kalian lakukan di halaman?」

Ellelaura-san datang.

「Selamat datang kembali, Nyonya.」

「Wah, mereka bertiga tidur begitu nyaman.」

Dia tersenyum hangat saat melihat tiga orang gadis yang terlelap dalam dekapan para Kuma.

「Apakah para Kuma itu makhluk panggilan Yuna-chan?」

「Yang hitam bernama Kumayuru, yang putih bernama Kumakyuu.」

「Nama yang imut. Boleh kusentuh mereka?」

「Gak masalah, selama kau gak menyakiti mereka.」

Ellelaura-san pun mendekati Kumayuru dan menyentuhnya.

「Terasa hangat dan lembut. Kalau begini, pastilah membuat orang ingin tidur.」

Dia tersenyum sambil memandangi ketiga gadis tersebut.

「Apa yang kalian berdua lakukan?」

「Saya membuat taman bunga dengan bantuan Yuna-san.」

Suririna-san menunjukkan taman bunga yang baru saja kami buat.

「Ah, taman bunga yang kamu ceritakan waktu itu ya? Kalian membuat semua ini dalam sehari? Cantiknya.」

「Ya. Sihir Yuna-san sungguh luar biasa, dia membuatnya sesuai dengan apa yang saya bayangkan.」

「Begitukah? Yuna-chan, terima kasih ya. Sepertinya kami sudah banyak merepotkanmu.」

Dia melihat ke arah taman bunga yang sudah selesai dengan rapi serta para gadis yang terlelap dalam dekapan Kuma.

「Aku harus menghadiahimu sesuatu untuk ini.」

「Gak usah sungkan, toh kau sudah menolongku hari ini.」

「Ah, soal itu ya? Aku sudah mengerahkan pasukan secepat mungkin, para perampok itu mungkin bisa dikalahkan dalam beberapa hari, jadi kamu tidak perlu khawatir.」

「Apakah mereka gak akan kabur duluan?」

「Tenang saja. Kalau kamu sudah menangkap semua perampok yang menyerangmu, maka para perampok yang tinggal di tempat persembuyian tidak akan menyadari kalau rekan mereka sudah tertangkap, 'kan?」

「Tapi, kalau gak ada satu pun yang kembali ke tempat persembunyian…」

「Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya, mereka kerap pergi ke desa terdekat untuk makan dan minum setelah sukses merampok. Biasanya mereka tidak langsung kembali ke tempat persembunyian, jadi rekannya tidak akan merasa janggal bila mereka terlambat pulang.」

「Apakah desa tersebut baik-baik saja?」

「Baik-baik saja. Para perampok itu tidak akan menyerang desa tersebut.」

「Kenapa begitu?」

「Para pelaku kriminal tidak bisa memasuki ibu kota atau kota besar lainnya karena tempat-tempat ini bisa memeriksa catatan kriminal mereka. Hanya di desalah mereka bisa bebas dari pemeriksaan. Kalau mereka menyerang desa, artinya mereka bisa kehilangan tempat untuk membeli barang kebutuhan mereka. Oleh sebab itulah para perampok enggan menyerang desa.」

Oh begitu, bahkan para perampok pun ternyata memiliki peraturan yang mereka patuhi ya?

「Nah, sekarang saatnya para gadis ini bangun.」

「Ibunda?」

Dia memandangi ibunya dengan wajah yang masih mengantuk.

「Hai. Sepertinya kalian bertiga tidur nyenyak sekali ya?」

Saat mereka bertiga bangun dan menyadari bahwa waktu mereka bersama Kumayuru dan Kumakyuu sudah berakhir, wajah mereka seketika murung.
Bahkan Fina juga?

Aku sudah mendengar soal perampok dari Ellelaura-san dan tidak lupa berterima kasih padanya, jadi kuputuskan untuk meninggalkan kediaman ini.

「Yuna-chan, kamu belum memiliki rumah, 'kan? Kalian boleh lho tinggal di sini sampai rumahmu selesai.」

Ah, benar juga. Ellelaura-san belum mengetahui perihal Kuma House ya?

「Gak masalah. Meskipun agak kecil, tapi aku sudah membangun sebuah rumah.」

「Kamu bercanda, 'kan?」

「Aku membuatnya dengan sedikit sihir, persis seperti saat membuat taman bunga.」

「Tolong jangan samakan membangun taman bunga dengan membangun rumah. Kalau membangun rumah memang segampang itu, para tukang pasti akan kehilangan mata pencaharian.」

Begitu katanya sambil tertawa.





Keesokan harinya, aku bangun di Kuma House.

「Yuna-oneechan, bolehkah?」

「Boleh.」

Sepertinya Fina sudah berjanji untuk pergi keluar bersama Noa hari ini.

「Nih. Aku sudah meletakkan sejumlah uang di dalamnya, gunakan saja sesuka hatimu.」

Aku menyerahkan padanya salah satu tas item yang kuterima sebagai imbalan penangkapan perampok.

「Kalian berdua berencana pergi mengunjungi berbagai tempat, 'kan? Fina yang kukenal pasti gak enak hati kalau selalu ditraktir orang lain.」

「Tapi…」

「Ini adalah ibu kota yang sudah lama kau idamkan, jadi bersenang-senanglah sepuasnya. Kalau Fina masih mengkhawatirkan jumlah uang yang gak seberapa ini, anggap saja di masa depan kau harus bekerja menguliti lebih keras lagi.」

"Soalnya aku gak bisa menguliti." gumamku dalam hati.


Nah, berhubung Fina sudah berangkat, aku pun memutuskan untuk berkeliling ibu kota juga.
Meskipun tatapan orang sekitar membuatku risih, aku tetap tidak berani mengganti pakaianku.
Aku takut karena sihir, skill, makhluk panggilan, dan hal lainnya tidak bisa kupakai tanpa perlengkapan Kuma.
Kalau aku diserang atau berada dalam situasi berbahaya saat sedang memakai pakaian kasual, aku mungkin tidak bisa segera mengganti pakaianku.
Tapi kalau aku sedang mengenakan perlengkapan Kuma, meskipun aku diserang atau berada dalam situasi berbahaya, mungkin aku bisa mengatasinya.
Bahkan kalau Fina berada dalam bahaya, aku juga bisa bergegas ke lokasinya.
Itulah kenapa kuputuskan untuk bertahan dari tatapan sekitar dan terus berjalan-jalan di ibu kota dengan penampilan seperti Kuma.
Yah, sebagian besar orang menatap sambil tersenyum sih.
Aku hanya perlu kuat menahan malu.


Saat berkeliling ibu kota, aku tiba di sebuah alun-alun yang luas.
Apakah semua pedagang kaki lima berkumpul di sini?
Banyak kain yang digelar di atas tanah alun-alun ini, dengan bermacam barang yang dijajakan di atasnya.
Aku pun tertarik untuk melihat-lihat.

「Ini…」

「Hmm? Selamat datang, Nona. Penampilanmu imut sekali」

Seorang pria berusia lebih dari 30-an menyapaku dengan lembut.

「Ini kentang?」

Ya, dia menjual kentang yang tidak bisa kutemukan di Crimonia.

「Benar. Nona, mau beli sedikit?」

Akhirnya aku bisa menemukan kentang.
Karena itulah, tanpa perlu basa-basi lagi,

「Aku mau beli semuanya.」

「Apa? Nona, meskipun kentang tidak terlalu laku, tidak mungkin Nona sanggup membeli semuanya dengan uang yang Nona bawa.」

Pria itu sedikit kehilangan kesabarannya.

「Berapa harganya?」

「Hmm, baiklah. Sekitar segini. Kalau sanggup membayarnya, aku akan menjual semuanya.」

Dia menjawab ketus, tapi balasanku adalah-

「Kuambil semuanya!」

「Sudah kubilang…」

Aku memberikannya uang lebih banyak dari harga yang telah dia tetapkan.

「Nona serius?」

Setelah melihat uang yang kukeluarkan, pria itu menatapku keheranan.

「Aku senang karena Nona mau membelinya, tapi Nona yakin?」

「Sudah lama aku mencari-cari kentang ini. Bisa dikukus, dibuat jadi salad kentang, atau jadi kudapan seperti keripik kentang dan kentang goreng!」

「Nona sudah pernah memakan kentang?」

「Bahan makanan seenak ini? Sudah pastilah! Aku sudah lama mencari-carinya karena gak ada dijual di kota tempat tinggalku.」

「Yah, wajar, soalnya makanan ini memang tidak populer.」

「Kenapa begitu?」

「Kalau bernasib buruk, bisa membuat mual dan sakit perut.」

「Ah, karena racunnya, 'kan?」

「Jadi Nona mengetahuinya?」

「Yah, soalnya kentang yang sudah bertunas memang mengandung racun. Selama kau gak mengonsumsi tunasnya, ini adalah bahan makanan yang enak kok.」

「…Benarkah itu?」

「Apa maksudmu?」

「Soal tunasnya.」

「Benar kok. Racunnya hanya terdapat di tunas kentang. Apa jangan-jangan kau gak tahu?」

「Apakah Nona seorang ilmuwan? Tidak ada orang yang mengetahui hal itu sebelumnya.」

Jadi, kentang susah terjual karena orang-orang tidak tahu hal ini?
Yah, aku sendiri juga tidak bisa membedakan jenis-jenis jamur, mungkin kasusnya mirip seperti itu.

「Gak kok. Hal seperti itu hanyalah pengetahuan umum di tempat kelahiranku.」

「Pengetahuan umum, ya. Tempat di mana orang biasa memakan kentang, ya. Pastilah tempat yang bagus.」

「Kalau kau memberitahukan tentang tunasnya, semua orang akan berani memakannya, 'kan?」

「Aah, tapi menyebarkan informasi ini tidaklah gampang. Meski begitu saya sudah sangat bersyukur.」

「Baguslah kalau begitu. Oh iya, bisakah kau memberitahukan di mana desa paman berada? Lain kali aku akan ke sana untuk membeli lebih banyak kentang.」

「Aku senang mendengarnya, tapi jaraknya cukup jauh.」

Aku mengeluarkan secarik kertas dan memintanya menggambar peta.
Apakah jangan-jangan lokasinya dekat dengan Crimonia?

「Sepertinya cukup dekat dengan Crimonia.」

「Nona berasal dari Crimonia?」

「Meskipun penampilanku seperti ini, aku ini seorang petualang lho.」

「Kalau Nona memang ingin membeli lebih banyak, bagaimana kalau kukirimkan saja ke Crimonia?」

「Gak apa-apa?」

「Iya, soalnya aku juga susah menjualnya di ibu kota. Kalau Nona memang berniat membelinya, aku juga akan sangat terbantu karena jarak Crimonia yang lebih dekat.」

「Oke, aku pasti akan membelinya. Kalau begitu, saat kau datang ke Crimonia nanti, bisakah kau kirimkan ke panti asuhan di kota itu? Nanti aku akan memberitahukan hal ini pada mereka.」

「Panti asuhan?」

「Aku punya kenalan di sana. Oh iya, ini uang mukanya.」

Aku menyerahkan uang berjumlah sama dengan yang tadi kukeluarkan.

「Nona yakin? Bagaimana kalau aku tidak ke Crimonia?」

「Aku bisa ke desamu untuk menagih uangku.」

「Aku hanya bercanda. Aku pasti akan mengirimkannya.」

「Sebulan sekali juga gak apa-apa.」

「Ah, baiklah. Namaku Zamor.」

「Aku Yuna. Untuk sekarang aku adalah petualang.」

「Jadi harus kuapakan semua kentang ini? Kalau Nona ingin menyimpannya di suatu tempat, aku bisa membantu mengangkutnya.」

「Gak apa-apa, aku bisa sendiri.」

Aku pun memasukkan tumpukan besar kentang tersebut ke dalam Box Kuma.
Akhirnya aku bisa membuat banyak kudapan, contohnya keripik kentang.
Aku juga tidak sabar ingin menyantap kentang goreng.

「Ini pertama kalinya aku melihat tas item yang bisa menampung sebanyak itu. Siapa Nona sebenarnya?」

「Aku hanyalah petualang biasa. Yah, aku terdaftar di Guild Komersial juga sih.」

Semua kentang yang dia jajakan sudah kumasukkan ke dalam Box Kuma.

「Kalau stokmu masih ada lagi, aku bisa membelinya juga.」

「Itu adalah semua stok kentang yang kupunya. Aku juga menjual sayuran, tapi itu mudah terjual.」

「Sayuran?」

「Ah, seorang rekan yang datang bersamaku sedang menjualnya di tempat lain. Sayuran tersebut adalah sayuran yang dijual di mana-mana, jadi mungkin bukan sesuatu yang bisa membuat Nona tertarik.」

「Yah, kalau memang dijual di sekitar sini, aku akan membelinya kalau menarik perhatianku.」

「Ah, silakan. Kalau begitu, kapan waktu yang tepat bagiku untuk pergi ke Crimonia?」

「Aku akan berada di ibu kota sampai festival ulang tahun selesai, jadi sekitar 3 minggu setelah aku kembali ke Crimonia, berarti 2 bulan dari sekarang?」

Aku tidak tahu seberapa banyak kentang yang tersisa setelah 2 bulan.

「Aku mengerti. Aku akan ke sana 2 bulan lagi.」

Aku berpisah dari paman penjual kentang dan melanjutkan melihat-lihat kios yang ada.
Aku menemukan sate yang tampak menggiurkan, jadi aku langsung membeli dan melahapnya.
Kalau aku menemukan makanan yang tidak biasa, aku akan langsung membeli dan memakannya.
Untuk bahan makanan, aku akan memasukkannya ke dalam Box Kuma.
Kalau bahan makanan itu baru pertama kali kulihat, aku akan membeli sebuah untuk mencicipinya, dan langsung memborongnya kalau rasanya enak.

Aku memang belum mengunjungi semua kios, tapi tampaknya memang tidak ada kecap, miso, maupun beras.
Aku bisa menemukan ikan air tawar, tapi sama sekali tidak ada ikan laut.
Sebenarnya aku ingin memakan sushi, tapi tidak mungkin membuatnya tanpa menggunakan nasi.
Bahkan gurita dan cumi-cumi pun tidak apa-apa. Aku ingin memanggangnya.
Omong-omong, apakah ada laut di dekat sini?

Selagi asyik melihat-lihat kios yang ada, tak terasa waktu sudah berlalu.
Meskipun sedikit lebih awal, kuputuskan untuk segera pulang.
Ya, demi kentang yang ada di Box Kuma.


Sekembalinya ke Kuma House, aku langsung mengiris kentang tipis-tipis dan menggorengnya dalam minyak panas.
Aku bisa mendengar suara riuh dari wajan, lalu aku pun mengangkatnya setelah tampak matang.
Aku meniriskannya di atas piring, kemudian menaburkan garam secukupnya.
Keripik kentang rasa asin pun selesai.
Sayangnya aku tidak bisa memberikan rasa lainnya, tapi rasa ini pun sudah cukup enak.

「Mantap.」

Ah, keripik kentang yang sudah lama tidak kurasakan.
Kriuk kriuk.
Selagi aku melahap keripik kentang, Fina pun kembali.

「Saya pulang.」

「Selamat datang.」

「Aku permisi masuk.」

Hm? Sepertinya ada Noa juga.

「Ada apa?」

Kriuk kriuk.

「Noire-sama bilang bahwa dia ingin melihat-lihat Kuma House.」

「Sebenarnya gak seberapa, tapi silakan lihat-lihat sepuas hatimu.」

Kriuk kriuk.

「Yuna-san, apa itu yang kamu makan?」

「Keripik kentang.」

Kriuk kriuk.

「Keripikentang?」

Noa memiringkan kepalanya.

「Mau coba?」

「Ya, terima kasih.」

「Bolehkah saya mencobanya juga?」

Aku menyodorkan piringku pada mereka berdua.
Keduanya memasukkan keripik kentang dalam mulut mereka.
Kriuk…

「Enak!」

「Iya, enak!」

「Baguslah kalau cocok dengan selera kalian.」

「Bagaimana caramu membuat ini?」

「Aku hanya mengiris kentang tipis-tipis dan menggorengnya.」

「Ke-kentang…」

Begitu mendengar kata kentang, tangan mereka langsung terhenti.

「Yuna-oneechan, makan kentang bisa membuat sakit lho.」

Mereka berdua tampak mulai panik.

「Tenang saja. Racunnya hanya ada di tunasnya, selebihnya aman-aman saja. Kalau berubah warna jadi hijau atau ungu juga berbahaya sih, tapi pada dasarnya kentang itu rasanya enak lho.」

「Begitukah?」

「Aku diajari bahwa makan kentang bisa membuatmu sakit.」

「Saya juga.」

「Yah, tunas dan bagian yang berubah warna menjadi ungu memang mengandung racun. Sepertinya kalian belum mengetahui soal itu.」

Berhubung tangan mereka sudah berhenti, aku pun meraih kembali piring itu dan melanjutkan melahap keripik kentang.
Yah, aku tidak ingin memaksa mereka memakan sesuatu yang tidak ingin mereka makan.
Oleh karena itulah aku menikmatinya sendirian.
Kriuk kriuk.
Krenyes krenyes.
Ahh, enaknya.
Aku jadi ingin memakan yang rasa kaldu.
Tapi aku belum bisa membuat perasa kaldu untuk saat ini.

「Yuna-san, apakah tidak apa-apa?」

「Apanya?」

Kriuk kriuk.

「Kondisi tubuhmu tidak memburuk?」

「Mana mungkin.」

Kriuk kriuk.

「Yuna-oneechan, boleh saya minta sedikit?」

「Silakan, stok kentangku masih banyak kok.」

Fina pun mengambil keripik kentang.

「Fina pengkhianat.」

「Saya tidak bermaksud untuk berkhianat. Yuna-oneechan tidak mungkin berbohong, lagi pula keripik kentang ini memang benar-benar enak.」

Kriuk kriuk.
Krenyes krenyes.
Kami berdua terus melahapnya sampai keripik kentang yang ada di piring hampir habis.

「Yuna-san, aku juga mau!」

Akhirnya keripik kentang yang ada di piring sudah habis semua, kuputuskan untuk membuatnya lagi di lain waktu.

Aku memasak kentang goreng untuk makan malam, dan ini pun juga mendapat respon yang positif dari Fina.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar