29 Januari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 62

Bab 62 – Kuma-san Mendapatkan Keju

「Oh iya, aku juga membawa surat dari Guildmaster di Crimonia.」

Surat ini sebenarnya untuk mencegahku terlibat dalam masalah.
Yah, meskipun pada akhirnya tetap saja aku mendapat masalah.

「Dari Larock?」

Ternyata Guildmaster itu bernama Larock ya?
Baru sekarang aku mengetahuinya.
Yah, meskipun tetap saja aku tidak berencana untuk memanggilnya dengan nama itu.
Aku cukup mengingatnya dengan sebutan Guildmaster.
Sanya-san lalu membaca surat tersebut.

「Aku mengerti. Kuharap kamu bisa lebih berhati-hati, karena para petualang cenderung ingin mencari gara-gara dengan pakaianmu yang seperti itu. Dan sebisa mungkin aku akan menolongmu agar kamu tidak terlibat masalah. Memang Guild akan direpotkan bila masalah seperti ini terus muncul, jadi aku akan menyebarkan pesan supaya petualang lain tidak mengganggumu lagi. Ada banyak petualang dan staf Guild yang menyaksikan perkelahiannmu, jadi pesan itu pasti akan cepat menyebar. Meski begitu, seandainya masih tetap ada petualang yang bebal, aku akan mencoba mengurusnya sebisa mungkin.」

「Itu akan sangat membantuku, tapi gak apa-apa? Biasanya Guild gak akan ikut campur soal perselisihan antar petualang, 'kan?」

「Itu memang peraturan Guild secara umum, tapi semuanya bergantung pada kebijakan tiap Guildmaster. Memang ada Guildmaster yang cuek, tapi ada juga Guildmaster yang peduli pada petualang tertentu. Aku sudah tahu rasanya menjadi seorang petualang, jadi aku memahami kesusahan yang dihadapi para petualang perempuan. Aku adalah sekutu bagi para petualang perempuan.」

「Kalau begitu, aku akan mengikuti kata-katamu. Terima kasih.」

「Kalau kamu ingin berterima kasih, bagaimana kalau kamu kerjakan saja pekerjaan untuk rank tinggi?」

「Ternyata itu toh tujuan utamamu?」

「Aku belum pernah mendengar tentang orang yang mengalahkan Tiger Wolf atau Black Viper seorang diri. Aku tidak percaya kalau kamu cuma rank D.」

「Yah, aku baru 2 bulan menjadi petualang, dan aku belum menerima terlalu banyak pekerjaan.」

「Di sini ada pekerjaan rank C juga, silakan kamu kerjakan kalau berminat.」

「Hmm, hari ini aku ingin cepat pulang. Aku juga masih ingin melanjutkan berkeliling di ibu kota.」

「Oh, begitukah? Sayang sekali.」

「Aku ingin melihat-lihat suasana ibu kota. Adakah tempat yang menjual barang unik?」

「Barang unik?」

「Entah itu bahan makanan atau peralatan, apa pun bisa.」

「Guild Komersial seharusnya lebih tahu soal itu, tapi mungkin kamu coba saja ke distrik barat. Di sana ada banyak toko yang berjajar.」

「Distrik barat ya? Lain kali aku akan ke sana.」

Aku pun meninggalkan Guild dan pergi untuk melihat-lihat kios jalanan yang kemarin kusinggahi.
Setibanya di sana, aku langsung membeli dan menikmati kudapan sambil melihat-lihat kios yang ada.
Di sini ada begitu banyak kios, mungkin butuh beberapa hari untuk melihat-lihat semuanya.
Setelah beberapa saat berkeliling, aku melihat punggung beberapa orang yang sudah tidak asing lagi bagiku.

「Fina, Noa, kalian sedang lihat apa?」

Aku pun memanggil dua orang yang sedang fokus melihat suatu kios.

「Kenapa Yuna-oneechan ada di sini?」

「Aku sudah selesai melapor ke Guild. Kalian berdua sedang melihat apa?」

Sepertinya di depan sana ada semacam keributan.

「Sepertinya ada keributan soal kakek yang menjual makanan aneh.」

「Makanan aneh?」

「Dari yang bisa saya tangkap, sepertinya makanan itu sudah berjamur.」

Hm? Cuma karena itu?
Kugeser mereka berdua dan maju ke depan.
Bisa kulihat seorang kakek-kakek dan seorang lelaki muda yang sedang bertengkar di depan sebuah kios.

「Apa maksudmu menjual sesuatu seperti itu? Kau sudah mengganggu orang sekitar!」

「Ini bukan jamur biasa.」

「Jamur ya jamur!」

「Bagian dalamnya aman dimakan.」

「Memangnya kau bisa makan sesuatu yang berjamur seperti itu?!」

Yang terlihat di mataku adalah keju.
Itu keju. Keju!
Dimakan begitu saja sudah enak.
Jadi isi roti lapis juga enak.
Yang tak kalah penting, aku bisa membuat piza.
Aku juga ingin makan gratin.
Tapi sepertinya gratin masih mustahil.

「Kalian berdua, itu keju.」

「Keju?」

「Kalian gak tahu keju?」

「Ya, aku tidak tahu.」

「Saya juga tidak tahu.」

Mereka berdua tidak mengetahuinya.
Bahan makanan ini sepertinya termasuk susah didapat.
Bagaimanapun caranya aku harus berhasil mendapatkannya!

「Sudah kubilang, ini bisa dimakan.」

「Mana ada orang yang mau memakan ini!」

Mereka berdua sedang bertengkar, tapi si lelaki muda hanya melontarkan kalimat protes secara sepihak tanpa mendengar penjelasan dari si kakek.
Aku pun mencoba menengahi mereka.

「Itu keju ya, Kek?」

「Benar. Nona muda yang berpenampilan imut ini tahu ya?」

「Apa-apaan kau, tiba-tiba muncul entah dari mana. Aku tidak akan membiarkanmu mengganggu kami, meskipun kau hanya gadis kecil!」

「Berisik. Aku sedang berbicara dengan kakek ini.」

「Bocah sialan…」

Lelaki itu mencoba meraih pundakku.
Kenapa semua lelaki di dunia ini terlalu cepat bertindak kasar?
Kutangkap tangannya, lalu kudaratkan sebuah Kuma Punch ke perut lelaki itu menggunakan tanganku yang satunya.
Tubuh lelaki itu membungkuk sekitar 90 derajat, kemudian tumbang.
Tampaknya dia pingsan, padahal aku sudah menahan kekuatanku.

「Hhh, akhirnya tenang juga. Nah, kakek, itu keju, 'kan?」

Kucoba berbincang dengan kakek itu seolah tidak ada kejadian apa-apa.

「Ah, benar.」

Kakek itu silih berganti memandangiku dan lelaki yang tergeletak di atas tanah.

「Apakah Nona muda tahu tentang keju?」

「Terbuat dari susu yang difermentasi, 'kan? Tapi aku gak tahu cara membuatnya.」

「Benar. Meskipun masih muda, wawasan Nona ternyata luas.」

「Boleh kucicipi sedikit, Kek?」

「Tentu saja, silakan coba.」

Kakek itu memotong sebuah irisan tipis keju menggunakan pisau.

「Yuna-oneechan mau memakannya?」

Fina bertanya dengan raut wajah cemas.
Yah, wajar dia cemas kalau melihatku yang hendak memakan sesuatu yang ditumbuhi jamur.

「Gak apa-apa kok, jamurnya cuma ada di permukaan.」

Keju yang kuterima langsung kumasukkan ke mulutku.
Rasanya lumayan kuat, tapi tidak diragukan lagi, ini benar-benar keju.

「Kakek menjualnya, 'kan?」

「Iya, ini kubuat di desaku. Aku butuh uang, jadi aku datang ke ibu kota untuk menjual keju. Sayangnya tidak ada yang ingin membelinya.」

Ternyata keju belum terlalu populer di dunia ini.
Lelaki yang tadi tidak usah masuk hitungan, tapi bahkan Fina dan Noa pun tidak mengetahuinya.

「Kalau begitu, gak masalah kalau kuborong semuanya, 'kan?」

「Nona muda mau membeli semuanya?」

「Tergantung harganya sih. Berapa harganya?」

「Harganya tergantung beratnya. Yang seberat ini harganya segini.」

Aku memerhatikan nominal harga yang ditawarkan kakek itu.

「Aku akan membeli semuanya.」

Aku pun membelinya tanpa pikir panjang lagi.
Setelah proses negosiasi selesai, terdengar kehebohan dari arah belakangku.
Sepertinya ada prajurit yang datang berpatroli.

「Kudengar ada pertengkaran di sini, tapi- Kuma… Yuna-san.」

Prajurit yang datang adalah Ranzel-san, orang yang sudah banyak membantu kami perihal gerombolan perampok.

「Yuna-san, apa yang sedang Anda lakukan di sini? Saya dengar ada perselisihan yang terjadi di sini, tapi…」

「Aku sedang berbelanja. Lelaki yang di situ banyak protes soal makanan yang dijual kakek ini. Mereka sempat bertengkar, jadi aku berusaha menengahi mereka. Tapi dia malah tiba-tiba menyerangku, jadi kutumbangkan saja dia.」

「Yuna-san, apa yang sudah Anda lakukan?」

「Membela keadilan dan melindungi si kakek?」

Kujawab pertanyaannya sambil memiringkan kepalaku karena bingung.

「Saya mengerti. Saya akan menutup mata soal masalah kali ini. Tapi lain kali alangkah baiknya bila Anda bisa menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.」

「Toh aku menghantamnya bukan karena aku suka. Aku memukulnya karena dia yang menyerangku duluan.」

「Kalau begitu masalahnya, sebenarnya saya mesti membawa Yuna-san ke barak untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Tapi berhubung Anda adalah kenalan Gran-sama dan Ellelaura-sama, kali ini saya tidak akan membawa Anda, jadi tolong jangan membuat masalah lagi.」

Pengaruh dari para kenalanku memang sangat bisa diandalkan.
Kalau mereka menjadi musuhku, pasti akan sangat mengerikan.

「Kalau begitu, saya pamit.」

Ranzel-san menundukkan kepalanya dan pergi bersama para bawahannya yang menggotong si lelaki yang tidak sadarkan diri.
Aku pun melanjutkan perbincangan tentang keju dengan si kakek.

「Nona muda, aku tidak memahami apa yang baru saja terjadi, tapi terima kasih.」

「Gak masalah, toh aku memang ingin membeli keju yang kau jual. Jadi, kau bersedia menjual semuanya padaku?」

「Tentu saja, aku juga akan sangat terbantu.」

「Kalau seandainya kau masih punya stok lebih, aku akan membelinya juga.」

「Tas item yang kupunya tidak bisa membawa terlalu banyak barang, tapi aku sudah membawa sebanyak yang kubisa. Ini merupakan keseluruhan stokku, tapi masih ada banyak lagi di desa asalku.」

「Kalau begitu beri tahu aku di mana lokasi desamu, lain kali aku akan langsung membelinya ke sana.」

「Aku senang mendengarnya, tapi apa perlu melakukan sejauh itu? Kurasa keju sebanyak ini sudah terlalu banyak untuk dihabiskan sendirian.」

「Aku juga mengurus sejumlah anak di panti asuhan. Aku berniat untuk menyajikan makanan berbahan keju ini pada mereka.」

「Kalau begitu ceritanya, aku mengerti. Aku akan dengan senang hati menyambutmu di desa kami.」

「Terima kasih.」

「Tidak perlu berterima kasih, yang seharusnya berterima kasih itu ya kakek ini. Terima kasih. Kalau semua keju ini tidak bisa terjual, aku akan sangat kesulitan.」

「Begitukah? Kalau begitu uangnya akan kutambahi sedikit.」

「Tidak apa-apa?」

「Iya. Sebagai balasannya, beri aku diskon saat membelinya di desamu, oke?」

「Ah, tentu saja. Aku juga sudah sangat terbantu karena tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke ibu kota.」

Kakek itu memberi tahu lokasi desanya padaku, kemudian aku memasukkan semua keju yang sudah kubeli ke dalam Box Kuma.
Setelah berpisah dengan kakek itu, aku pun berjalan-jalan di antara kios jalanan ditemani oleh Fina dan Noa.

「Yuna-san, soal keju tadi, apakah itu memang benar-benar enak?」

Noa bertanya padaku dengan wajah yang penuh antisipasi.

「Hmm, mungkin tergantung orangnya? Aku suka kalau dijadikan isi roti lapis, dan enak juga sebagai bahan piza. Tapi ada juga orang yang gak suka dengan aroma dan rasanya.」

「Mmm… bolehkah kucoba sedikit?」

「Yakin?」

「Iya. Sama halnya dengan kentang waktu itu. Kalau Yuna-san sudah bilang enak, aku akan mempercayaimu.」

「Baiklah, ayo kita langsung pulang dan membuat piza. Hampir semua orang menyukai piza.」

「Saya juga mempercayai Yuna-oneechan sejak awal!」

Fina yang mendengarkan percakapan kami pun ikut mengamininya.

「Kalian berdua, terima kasih ya.」

Setelah memeriksa bahan-bahan yang tersimpan dalam Box Kuma, kami pun pergi membeli bahan lain yang kami perlukan untuk membuat piza sebelum kembali ke Kuma House.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar