16 Februari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 67

Bab 67 – Kuma-san Tiada Tandingannya

Sihir deteksi menunjukkan bahwa gerombolan monster tersebar di seluruh penjuru hutan.
Posisi gerombolan Goblin, Wolf, serta Orc di hutan saling terpisah berdasarkan spesies masing-masing.
Kalau jumlah monster yang dilaporkan pengintai memang benar, maka ada sekitar 5.000 ekor Goblin.
Tapi masalahnya bukan terletak di kekuatan maupun jumlah monster tersebut.
Masalahnya sekarang hanyalah aku tidak tahu apakah kekuatan sihirku cukup atau tidak.
Sampai detik ini aku belum pernah menggunakan kekuatan sihirku sampai ke tahap hampir kosong. Aku sama sekali tidak mengetahui seberapa banyak kekuatan sihir yang bisa kukeluarkan.
Di dalam game, ada yang disebut dengan MP (Magic Point). Dunia ini pun sebenarnya memiliki konsep kapasitas kekuatan sihir.
Tapi aku tidak tahu bagaimana cara memeriksanya. Bahkan aku tidak tahu apakah memang bisa diperiksa atau tidak.
Oleh sebab itulah aku tidak tahu kapasitas kekuatan sihirku sendiri.
Terlebih lagi, berbeda dengan game, kekuatan sihir yang bisa kau gunakan di dunia ini tidaklah konstan.
Misalnya, mengeluarkan Fireball di dalam game pasti akan selalu menghabiskan 10 MP. Tapi kalau di dunia ini, tidak ada batasan mengenai hal tersebut.
Meskipun sama-sama Fireball, kau bisa terus mengalirkan kekuatan sihirmu, alhasil kau bisa menambah daya serangnya sesuka hatimu. Kalau meminjam istilah MP, kau bisa menghabiskan 5, 20, atau bahkan 50 MP.
Tapi sekarang aku tidak bisa sepenuhnya mengelola pemakaian sihirku.
Pertarungan kali ini bukanlah melawan monster, melainkan melawan jumlah kekuatan sihir yang bisa kugunakan.

「Kumayuru, terima kasih atas kerja kerasmu kali ini.」

Aku mengelus kepala Kumayuru sebagai imbalan atas kerja kerasnya yang terus berlari dari ibu kota ke sini tanpa istirahat.
Kemudian kuhentikan pemanggilan Kumayuru dan menggantinya dengan Kumakyuu.

「Kumakyuu, mulai sekarang kita akan berlari menembus gerombolan monster tanpa jeda, jadi aku akan mengandalkanmu ya.」

Aku memeluk leher Kumakyuu.
Setelah persiapanku selesai, aku langsung menaiki Kumakyuu dan bergegas memasuki hutan.

Baru saja memasuki hutan, sudah ada beberapa ekor Goblin yang datang menyambutku.
Aku segera menembakkan sihir angin dan memenggal kepala mereka semua dalam sekejap.
Itu adalah sihir kendali otomatis.
Sihir yang ditembakkan setelah mengunci target terlebih dahulu. Setelah ditembakkan, sihir akan menyerang target secara otomatis.
Aku terus memenggal leher Goblin sambil menggunakan sihir deteksi.
Seekor Kuma putih lari menerobos hutan.
Di saat yang sama, leher Goblin terpotong.
Aku tidak menghitungnya, tapi kurasa ada sekitar 1.000 kepala yang sudah terpenggal.
Kekuatan sihirku masih cukup.
Aku terus menembakkan sihir ke arah gerombolan Goblin.
Mayat Goblin tanpa kepala berserakan di sekitar jalan yang telah dilalui Kumakyuu.
Sebuah bayangan putih dan sihir angin terus melesat di dalam hutan.
Melalui sihir deteksi, aku bisa melihat bahwa gerombolan Goblin sudah habis dibasmi. Hanya tersisa beberapa ekor saja.
Aku tidak tahu seberapa banyak monster yang sudah kubasmi.
Kekuatan sihirku masih banyak tersisa.
Kalau di dalam game, seharusnya aku bisa tahu persis seberapa banyak MP yang tersisa.

Dari posisiku saat ini, di sebelah kananku ada kawanan Wolf, di sebelah kiriku ada gerombolan Orc, dan di tengahnya ada sekumpulan Wyvern.
Aku tidak tahu kapan kekuatan sihirku akan habis, jadi kuputuskan untuk membasmi Orc terlebih dahulu sebelum Wolf.
Untuk sementara aku akan menunda membasmi Wyvern.
Aku pernah melawan Wyvern di game, tapi aku belum pernah melawannya di dunia ini.
Memprioritaskan melawan monster yang lebih familiar adalah strategi yang biasa digunakan di dalam game.
Akan sangat merepotkan kalau semua monster kelas teri ini malah mengepungmu saat kau sedang bertarung sengit.
Aku mengeluarkan jus Oren dari Box Kuma dan beristirahat sejenak.
Selagi meminum jus Oren, kuminta Kumakyuu untuk terus melaju ke arah gerombolan Orc berada.

「Kumakyuu, maaf ya. Sabarlah sedikit lagi.」

Jumlah monster yang sudah kukalahkan bahkan belum sampai setengahnya.
Beberapa menit kemudian, gerombolan Orc pun terlihat.
Tidak seperti saat melawan Goblin, kali ini aku meningkatkan kekuatan sihir untuk sihir angin yang kutembakkan.
Soalnya kekuatan leher Goblin dan Orc sungguh berbeda jauh.

「Semoga saja aku bisa memenggal kepala mereka dengan kekuatan sihir 2 kali lipat.」

Kemudian aku menembakkan sihir angin ke arah para Orc.
Kepala para Orc terpenggal dengan mudahnya.
Tampaknya tidak masalah.
Ada sekitar 500 ekor Orc.
Berbeda halnya dengan Goblin, Orc memiliki daya tahan dan kekuatan yang jauh lebih tinggi.
Itulah sebabnya aku akan membasmi mereka hanya dengan serangan jarak jauh.
Para Orc menghunuskan senjata mereka dan berlari mengejarku dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk makhluk bertubuh sebesar itu.
Selagi Kumakyuu berlari, beberapa anak panah melesat ke arah kami.

Orc Archer!
Di dalam game pun ada Orc yang menggunakan busur dan anak panah.
Senjata jarak jauh memang sangat merepotkan.
Aku pun membungkus Kumakyuu dengan sihir angin.
Kemudian ada juga serangan sihir yang menyerang kami.

「Ada Orc Mage juga?」

Orc Archer menggunakan panah.
Orc Mage menggunakan tongkat sihir.
Orc Lancer menggunakan tombak panjang.
Sisanya menggunakan pedang.
Benar-benar menyebalkan.

Kuantitas sebanyak ini mesti dilawan dengan kuantitas pula.
Aku pun menggunakan sihir tanah untuk membuat 30 golem Kuma tanah.
Di saat itu juga, untuk pertama kalinya aku merasakan sensasi kekuatan sihir yang banyak tersedot.
Apakah itu terlalu banyak?
Para golem Kuma berlari ke arah Orc dan menusuk leher para Orc menggunakan cakar mereka yang tajam.
Aku juga ikut memenggal kepala Orc lainnya dengan sihir angin.
Para golem Kuma tidak berhenti meskipun anak panah menancap di tubuh mereka. Mereka juga sanggup bertahan dari serangan sihir. Kalau mereka tampak terluka, aku bisa segera memperbaiki mereka dengan sihir.
Mayat Orc berserakan di sekitar jalan yang telah aku dan golem lalui.

「Kekuatan sihirku masih ada…」

Aku memastikan bahwa kekuatan sihir di tubuhku masih cukup.

「Sekarang cuma tersisa kawanan Wolf dan Wyvern.」

Aku sudah bertarung sejauh ini, tapi aku tidak merasa terlalu lelah berkat kostum Kuma.

「Ayo berjuang sedikit lagi.」

Wyvern tadi ada di…
Ternyata mereka tidak bergerak sedikit pun dari lokasi yang tadi.
Demi memulihkan sedikit kekuatan sihirku, kuputuskan untuk mengganti kostumku menjadi Kuma putih.
Di sini tidak ada orang, 'kan?
Setelah memakai kostum Kuma putih, aku bisa merasakan tubuhku menghangat dan kekuatan sihirku perlahan pulih.

Diriku yang sekarang berubah menjadi Kuma putih mulai menyimpan mayat-mayat Orc ke dalam Box Kuma sambil kembali ke lokasi pembantaian Goblin.
Aku juga mengambil pedang, panah, serta tongkat sihir sebagai harta rampasan.
Yang tidak kuambil hanyalah kepala yang terpenggal.
Itu kepala lho? Aku merasa jijik kalau mendekatinya. Lagipula kepala-kepala itu tidak ada gunanya, jadi kurasa tidak perlu repot-repot membawanya pulang.
Itulah sebabnya jalan yang tadinya terdapat mayat Orc yang berserakan, kini hanya tersisa kepalanya saja.

Setelah selesai menyimpan semua mayat Orc, kuputuskan untuk beristirahat sejenak dengan masih memakai kostum Kuma putih.
Setelah aku merasakan bahwa kekuatan sihirku sudah banyak terisi, aku berubah kembali menjadi Kuma hitam.

Nah, apakah sekarang saatnya membantai Wyvern?
Aku kembali menunggangi Kumakyuu dan melaju ke lokasi Wyvern berada.

Omong-omong, para Wyvern itu tidak bergerak sedikit pun meski tadi aku membuat banyak keributan saat sedang bertarung.
Kenapa ya kira-kira?
Setelah mendekati kumpulan Wyvern itu, akhirnya aku mengetahui sebabnya…

「Mereka sedang tidur.」

Mungkinkah seseorang sengaja membuat mereka tertidur?
Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi aku akan membantai mereka sebelum mereka bangun.
Aku diam-diam mendekati para Wyvern yang sedang terlelap, lalu memenggal kepala mereka satu per satu.
Malah jadi semudah ini.
Tidak ada satu pun Wyvern yang bangun meskipun rekan di sebelah mereka sedang dipenggal.
Setelah selesai membunuh semua Wyvern, aku langsung memasukkan mayat mereka ke dalam Box Kuma.
Apakah tidak apa-apa mengumpulkan material Wyvern dengan semudah ini?
Setelah selesai menyimpan mayat-mayat Wyvern, tiba-tiba tanah di sekitarku bergejolak.

「Apa?!」

Tanah tempatku berdiri tiba-tiba naik.
Aku segera melompat ke belakang.
Di dalam game juga ada monster yang muncul dari bawah tanah.
Worm, monster berwujud seperti ulat atau cacing tanah raksasa yang membuat lubang besar dan menggeliat keluar dari lubang tersebut.
Keberadaannya luput dari sihir deteksiku.
Apakah jangkauan sihir deteksi tidak bisa mencapai bawah tanah? Atau aku tidak bisa mendeteksinya karena lokasinya berada persis di bawah para Wyvern?

「Menjijikkan.」

Seekor Worm keluar dari dalam tanah. Ukurannya lebih besar dari Black Viper.
Worm itu lalu menghadap ke arahku.
Air liur terus mengalir dari mulutnya.
Tampaknya Worm itu menganggapku sebagai mangsanya.
Mulutnya yang begitu besar mencoba menyerangku.
Aku menghindarinya dengan melompat ke belakang.
Meskipun ukurannya sebesar ini, tapi monster ini sangat lincah.
Bahkan di dalam game pun aku tidak sudi melawan monster semacam ini karena terlalu menjijikkan.
Kabarnya, kalau kau menyerang kulitnya, dari luka tersebut akan keluar cairan beraroma busuk.
Setelah itu luka di kulitnya akan segera sembuh.
Benar-benar monster yang merepotkan.

Namun, sekarang aku memiliki sihir Kuma.
Aku bisa mengalahkan Worm ini menggunakan strategi yang sama saat mengalahkan Black Viper.
Aku mengeluarkan 10 anak Kuma api dan mengarahkan mereka ke mulut yang terbuka lebar.
Worm yang berpikir bahwa mereka adalah makanan, segera menyantap mereka dengan lahap.
Anak-anak Kuma langsung membakar tubuh bagian dalam Worm tersebut.

Menurutku ini adalah sihir terbaik untuk melawan makhluk raksasa.
Meskipun tubuh bagian luarnya keras, tubuh bagian dalamnya pasti lunak.
Worm itu akhirnya berhenti bergerak setelah beberapa saat meronta-ronta di atas tanah.

「Hmm, ini laku dijual gak ya?」

Sepertinya di beberapa daerah tertentu memakan ulat adalah hal yang lazim, tapi aku tidak akan sudi memakannya.
Meskipun Fina dan yang lainnya mau memakannya, aku tidak ingin memberi mereka makanan seperti ini.
Untuk saat ini aku akan menyimpannya, untuk seterusnya akan kupikirkan lain kali saja.
Alangkah baiknya kalau laku dijual.
Aku pun memasukkan mayat Worm itu ke dalam Box Kuma.

Sekarang cuma tersisa kawanan Wolf.
Kekuatan sihirku masih ada, jadi aku segera pergi membantai Wolf.
Aku membantai semua Wolf itu dengan begitu mudah.
Yang paling susah justru saat memasukkan semua mayat Wolf itu ke dalam Box Kuma.
Aku menyuruh para golem Kuma untuk membawakan semua mayat Wolf itu kepadaku, lalu kumasukkan ke dalam Box Kuma.
Akhirnya semua monster sudah kumasukkan.
Dengan ini, perburuan monster pun selesai.


Aku naik ke Kumakyuu dan keluar dari hutan yang penuh dengan bau darah ini.
Akhirnya aku bisa menghirup udara segar.
Saat melihat langit, tampaknya matahari mulai terbenam, hari sudah senja.
Aku mengeluarkan Kuma House khusus untuk bepergian dan memutuskan untuk bermalam di sini.
Kenapa ya? Aku merasa sangat lelah padahal fisikku sebenarnya tidak terlalu lelah.
Mungkin ada hubungannya dengan kelelahan mentalku.
Aku menyantap makan malam sederhana, mandi, lalu berbaring di atas tempat tidur dan masuk ke alam mimpi.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar