23 Februari 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 69

Bab 69 – Insiden yang Terjadi Tanpa Sepengetahuan Kuma-san

Alkisah, hiduplah seorang penyihir.
Sepuluh tahun yang lalu, penyihir tersebut diusir keluar dari ibu kota.
Dia pun bersumpah akan membalas dendam.
"Aku hanya menggunakan tahanan sebagai kelinci percobaan sihirku, tapi mereka malah memotong satu tanganku dan mengusirku dari ibu kota."
Dia tidak bisa memaafkan sang Raja.
"Tidak akan cukup hanya dengan membunuhnya saja."
"Aku akan menghancurkan negeri yang ia cintai."
"Aku akan menghancurkannya."
"Akan kubantai habis semua rakyatnya."
"Akan kubuat dia putus asa."
"Akan kubiarkan dia hidup untuk melihat langsung saat-saat kehancuran negerinya."
Sepuluh tahun pun berlalu sejak dia bersumpah seperti itu.

Goblin: 5.000 ekor.
Wolf: 5.000 ekor.
Orc: 500 ekor.
Wyvern: 50 ekor.
worm: 1 ekor.

"Aku sudah mengumpulkannya."
"Waktu untuk membalaskan dendamku telah tiba."
Penyihir itu bersukacita.
"Akhirnya aku bisa mencapai titik ini."
Tubuhnya tampak begitu ringkih, wajahnya juga tidak memancarkan kehidupan.
Tapi pikirannya selalu tertuju pada pembalasan dendam. Tujuan hidupnya hanyalah mendorong sang Raja jatuh ke dalam lubang keputusasaan.
Sihir untuk mengendalikan monster merupakan sihir yang menyedot vitalitas pemakai sihir tersebut.
Tapi dia rela mengorbankan hidupnya sendiri selama dendamnya bisa terbalas.

"Pertama-tama, aku akan melihat langsung wajah si Raja yang putus asa."
Penyihir itu pun pergi ke ibu kota dan mengendap masuk ke kastil.
Berhubung dia pernah bekerja di sana, dia tahu satu atau dua celah untuk memasuki kastil.
Oleh sebab itu, dia berhasil memasuki ruang kerja Raja tanpa diketahui siapa pun.

「Kurang ajar! Siapa kau?!」

「Kau sudah lupa? Aku Gulzam, orang yang kau usir 10 tahun yang lalu.」

「…Gulzam.」

Sang Raja tidak bisa mengenali pria ceking itu.
Perawakannya sudah jauh berbeda bila dibandingkan saat 10 tahun lalu, lagi pula tidak mungkin orang ini bisa muncul lagi di kastil.

「Lama tidak berjumpa.」

「Mengapa kau bisa ada di sini?」

「Tentu saja aku datang dengan mengendap-endap. Ah, tidak perlu memanggil para penjaga. Aku datang ke sini hanya untuk berbincang.」

「Berbincang?」

「Sekarang ada gerombolan monster yang ditemukan tidak jauh dari sini, 'kan? Situasi kali ini lumayan genting ya?」

「Mengapa kau bisa tahu tentang hal itu?」

「Karena akulah orang yang sudah mengumpulkan semua monster itu untuk membalaskan dendamku padamu.」

「Balas dendam, katamu?」

「Ya. Dendam, kesumat, dengki, terserahmu mau menyebutnya apa. Yang kuinginkan hanyalah melihat wajahmu yang penuh penderitaan.」

「Kalau begitu, seharusnya sekarang kau sudah puas.」

Sang Raja sudah cukup menderita begitu mengetahui jumlah monster yang terkumpul.
Sudah dipastikan ibu kota akan mengalami kerusakan.

「Tidak, ini belum cukup. Aku ingin melihatmu putus asa saat menonton Wyvern yang memorak-porandakan negerimu, Orc yang membantai rakyatmu, serta Goblin dan Wolf yang bebas berkeliaran di wilayahmu dan membantai anak-anak yang tak berdosa.」

Membayangkannya saja sudah membuat Gulzam kegirangan.

「Jahanam…」

「Tidak ada gunanya meskipun kau membunuhku sekarang. Toh aku datang ke sini bukannya tanpa persiapan.」

Sang Raja hanya bisa menurunkan pedang yang hampir dihunuskannya.

「Kalau sihirnya kuaktifkan sekarang, maka semua monster itu akan segera bergerak menuju ibu kota. Beberapa hari kemudian monster akan tiba dan menyerang ibu kota. Sihirnya juga akan aktif seandainya aku mati. Jadi kau tidak punya pilihan selain duduk manis dan menontonnya.」

「Di negeri ini masih ada para petualang, ksatria, dan prajurit. Tidak mungkin kau bisa menghancurkan ibu kota dengan semudah itu.」

「Tentu saja, aku juga tidak berharap bisa menghancurkan keseluruhan ibu kota. Setengahnya saja pun tidak apa-apa. Aku sudah cukup senang kalau Wyvern berhasil menghancurkan gerbang sehingga monster lain bisa bebas masuk ke ibu kota. Hanya dengan begitu saja, kira-kira berapa banyak rakyatmu yang akan tewas?」

Senyum terpancar dari wajah Gulzam.

「Para petualang sudah berangkat untuk membasmi semua monster itu. Para prajurit juga sedang bersiap-siap. Mungkin sebagian petualang dan prajurit akan menjadi korban, tapi penduduk sipil pasti akan selamat.」

「Para petualang itu tidak akan mampu membasmi gerombolan monster itu.」

「Apa maksudmu?」

「Aku sudah mempersiapkan seekor Worm raksasa. Para petualang pasti akan berakhir menjadi kudapannya, lalu Worm itu akan pergi ke ibu kota untuk mencari mangsa lebih banyak.」

「Jahanam!」

「Kalau mereka tidak sanggup mengalahkan Worm itu, maka tidak ada yang akan membunuh Goblin dan Wolf. Negeri ini akan binasa. Itulah sebabnya aku akan menikmati wajahmu yang penuh keputusasaan.」

「Jangan main-main kau!」

「Aku tidak bermain-main. Semua monster itu kukumpulkan dengan mempertaruhkan nyawaku. Ugh!」

Darah memuncrat dari mulut Gulzam.

「Seperti yang bisa kau lihat, sihir untuk mengendalikan monster bukannya tanpa risiko. Sihir ini memakan kekuatan sihir dan vitalitasku. Sayang sekali aku tidak bisa melihat penderitaanmu sampai akhir, tapi aku akan tetap menikmatinya sampai ajalku tiba.」

Gulzam pun mengaktifkan sihirnya.
Seluruh kekuatan sihirnya tersedot habis.
Vitalitas Gulzam yang hanya tersisa sedikit juga tersedot.

「Gulzam!」

「Dengan ini, Worm akan terbangun, dan semua Wyvern dan monster lainnya akan bergerak menuju ibu kota. Aku akan melihat wajahmu yang menyedihkan itu dari tempat lain, sambil terus menyaksikan kehancuran ibu kota ini.」

Gulzam tersenyum sambil menahan sakit, lalu menghilang.

「Gulzam!!!」

Teriakan itu tidak sampai ke telinga Gulzam.

「Yang Mulia, ada apa?」

Mendengar teriakan sang Raja, seorang penjaga bergegas masuk.

「Panggil Zhang sekarang!」

「Siap!」

Prajurit itu memberi hormat dan segera berlari.
Tak lama kemudian, seorang pria lanjut usia berjanggut tebal, Zhang, memasuki ruangan.
Dia adalah Perdana Menteri negeri ini.

「Yang Mulia memanggil saya?」

「Segera kerahkan ksatria, prajurit, dan penyihir untuk ikut serta dalam perburuan monster.」

「Saat ini Ellelaura sedang mempersiapkannya.」

「Beri tahu mereka bahwa di antara monster tersebut terdapat seekor Worm. Minta mereka untuk menyusun rencana untuk melawannya.」

「Seekor Worm?」

「Benar. Kalau kita tidak melakukan sesuatu, para petualang ibu kota akan mati sia-sia.」

「Dari mana Yang Mulia mendapat informasi ini?」

「Tidak ada waktu lagi. Aku akan memberi penjelasan di lain waktu, untuk sekarang bergegaslah.」

「Baik.」

Zhang pun bergegas meninggalkan ruangan.

「Semoga sempat.」

Berapa banyak nyawa yang mesti dikorbankan demi menundukkan Worm itu?
Sepertinya Gulzam mempersiapkan segalanya untuk festival ulang tahun, saat banyak orang berkumpul di ibu kota.
Kalau monster itu tidak dikalahkan, kerusakan yang disebabkannya pasti akan luar biasa.

「Sialan, apakah tidak ada cara lain lagi?」

Para petualang sudah berangkat dari ibu kota. Para ksatria, prajurit, serta penyihir berangkat pada hari berikutnya.
Tiga hari kemudian, datanglah sebuah laporan yang sulit dipercaya.
Sebuah party petualang rank A sudah membasmi semua monster.
Sang Raja hanya bisa menganga.
Laporan tersebut berdasarkan surat dari Guildmaster.
Sumber ini pasti terpercaya.
Sang Raja tentu merasa sangat lega, tapi beliau masih penasaran tentang identitas petualang rank A tersebut.
Apakah mereka berada di lokasi itu hanya karena kebetulan?
Masih banyak pertanyaan yang terngiang di benaknya, tapi setidaknya untuk saat ini situasi berbahaya sudah berhasil dihindari.
Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah mencari keberadaan Gulzam yang mungkin sedang berada di suatu tempat di ibu kota.
Akan tetapi, saat sang Raja sedang sendirian di ruangannya, Gulzam menampakkan batang hidungnya kembali.

「Apa maksudnya ini? Para petualang dan prajurit sudah kembali.」

「Sepertinya semua monster yang sudah kau persiapkan dengan susah payah sudah dibasmi oleh sebuah party petualang rank A.」

「Party petualang rank A? Tidak mungkin! Semua petualang rank tinggi seharusnya sudah pergi dari sini. Aku sudah mengatur supaya mereka semua menyingkir dari sini.」

「Aku juga tidak mengerti, tapi begitulah yang tertulis di surat dari Guildmaster.」

「Itu pasti bohong! Ugh!.」

Gulzam muntah darah.

「Apakah usaha balas dendamku akan berakhir sia-sia? Hanya karena petualang misterius? Rencanaku seharusnya sudah sempurna…」

Dengan ekspresi yang penuh keputusasaan, Gulzam menatap sang Raja.

「Kenapa?! Kenapa kau malah tertawa?!」

「Dengan ini, semuanya berakhir.」

Sang Raja menghunuskan pedangnya dan menebas Gulzam tanpa ampun.
Sekarang Gulzam tidak memiliki kekuatan ataupun kemauan untuk menghindari tebasannya.
Dia gagal membalaskan dendamnya. Hanya hal itulah yang menjadi tujuan hidupnya selama ini.
Sang Raja lalu memanggil penjaga untuk menyingkirkan mayat Gulzam.

「Aku mesti berterima kasih kepada para petualang ini.」

Bagaimanapun, mereka sudah melindungi ibu kota, penduduk, petualang, serta prajurit.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar