04 Maret 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 72

Bab 72 – Kuma-san Mendapat Tukang Roti, Bagian 1

Keesokan harinya, aku menerima telur lagi, kemudian kembali ke ibu kota.
Dengan ini, stokku akan aman untuk beberapa saat.
Selagi aku bersantai di dalam Kuma House, terdengar suara orang yang memanggilku dari luar.
Saat aku keluar, kulihat Noa berdiri sambil menggembungkan pipinya.

「Yuna-san, kemarin kamu pergi ke mana tanpa mengajakku?」

「Boleh aku bertanya juga padamu?」

「Tanya apa?」

「Aku penasaran, memangnya Noa gak punya kegiatan lain? Gak ada pemberian salam atau persiapan yang mesti kalian lakukan sebagai bangsawan untuk menyambut festival ulang tahun?」

「Tidak ada. Ibunda tinggal di sini, jadi aku tidak perlu memberi salam segala. Aku hanya perlu memberi salam saat festival ulang tahun berlangsung, tapi itu pun hanya cukup menemani ibunda dan ayahandaku. Lagi pula aku hanya sekadar bonus karena yang diutamakan adalah onee-sama. Yang paling penting, kemarin aku datang ke sini bersama Misa karena dia ingin melihat para Kuma.」

「Maaf, kemarin aku ada urusan di luar ibu kota.」

Aku tidak bisa mengatakan padanya bahwa aku kembali ke Crimonia menggunakan Gerbang Perpindahan, jadi aku menjawab seadanya saja.
Sebagai permintaan maaf, aku akan menghabiskan hari ini bersama Noa dan Misa.
Yah, yang sebenarnya akan menjadi teman bermain mereka adalah para Kuma sih.

Hari demi hari berlalu sejak kedatangan kami di ibu kota, tidak terasa festival ulang tahun sudah semakin dekat.
Berhubung festival ulang tahun sudah semakin dekat, Cliff dan bangsawan lainnya menjadi semakin sibuk.
Noa sudah tidak sempat lagi bermain di luar, jadi aku semakin sering pergi keluar hanya ditemani oleh Fina.

「Saat kita pertama kali tiba di ibu kota, rasanya sudah ramai sekali. Tapi hari ini jauh lebih ramai.」

「Ini pertama kalinya saya melihat orang sebanyak ini.」

「Yang memandangiku juga jadi semakin banyak.」

「Yah, soalnya pakaian Yuna-oneechan memang terlalu mencolok.」

Pandangan semua orang yang kami lewati selalu tertuju padaku.
Sudah beberapa bulan aku berada di dunia ini, dan aku mulai terbiasa dengan tatapan dari orang sekitar.
Aku pasti bohong kalau kubilang aku tidak terganggu, tapi manusia merupakan makhluk yang gampang beradaptasi.

「Gak ada gunanya aku merasa risih. Mari kita nikmati beberapa hari ini sebelum festival ulang tahun tiba.」

「Iya.」

Kami berjalan-jalan di ibu kota sambil membeli dan menikmati jajanan di kios jalanan.
Ibu kota ini terlalu luas, rasanya kami tidak akan sempat mengunjungi semua kios kalau berjalan terlalu santai.
Kami sepenuhnya menikmati suasana menjelang festival ulang tahun.
Aku juga berhasil mendapatkan banyak hal unik dan langka.

「Ah, aromanya sedap.」

Ada aroma roti baru dipanggang yang berasal entah dari mana.

「Iya, aromanya sedap sekali.」

「Sepertinya berasal dari toko roti yang di sana. Sudah hampir waktu makan siang, ayo kita makan.」

Aku bisa melihat sebuah papan nama toko roti.
Tokonya memang agak kecil, tapi aroma yang keluar dari sana benar-benar sedap.
Bagian dalam toko sudah dipadati pembeli.
Sepertinya mereka semua sudah terpancing oleh aroma roti seperti kami.
Aku dan Fina pun ikut mengantre untuk membeli roti.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, tibalah giliran kami.

「Roti ini tampak enak.」

Ada seorang gadis seumuranku yang sedang melayani pembeli.
Dia tampak terkejut saat melihat kostumku, tapi sesaat kemudian dia segera melayaniku dengan senyuman.

「Terima kasih banyak.」

「Kalau begitu, aku mau beli 2 roti yang ini.」

「Iya.」

Gadis itu memberikan 2 potong roti yang baru saja dipanggang.
Aromanya sungguh nikmat.

「Aku akan datang lagi kalau rasanya enak.」

「Ya, terima kasih banyak.」

Setelah membeli roti, kami pergi ke lokasi lain untuk menyantapnya.

「Ini mungkin roti terenak yang pernah kumakan.」

「Iya, ini sangat enak.」

Roti ini begitu lembut.
Aku jadi teringat pada roti yang kumakan di Jepang.
Dengan roti ini, aku bisa membuat roti lapis atau roti bakar keju yang enak.
Membuat masakan apa pun pasti akan enak, aku yakin.
Aku tidak boleh lupa membeli roti ini sebelum kembali ke Crimonia.
Tapi dengan pelanggan sebanyak itu, pasti akan susah membelinya.
Mungkin aku mesti datang pagi-pagi.

Oleh karena itu, keesokan harinya aku berangkat menuju toko roti sesuai perkiraan jam toko itu buka.
Untuk sekarang, roti adalah makanan pokokku karena tidak ada nasi.
Kalau sudah begini, setidaknya aku ingin menyantap roti yang enak.
Sambil memikirkan itu, tak terasa aku sudah tiba di toko roti.

Wah, sudah banyak orang yang berkumpul di depan toko roti.
Apakah aku terlambat?

「Tolong hentikan!」

Dari pintu yang terbuka, terlihat seorang wanita berusia 30-an yang berteriak.
Di sampingnya ada seorang gadis yang melayaniku kemarin.
Mungkin mereka adalah sepasang ibu dan anak.
Sang ibu sedang berusaha sekuat tenaga menjadi tameng untuk melindungi putrinya.
Orang-orang di sekitar lokasi hanya menonton mereka, tidak ada yang bergerak menolong.

「Cepat pindah dari sini! Toko ini bukan milikmu!」

Ada 3 pria dewasa yang sedang berbuat onar di dalam toko.
Semua roti berserakan karena tindakan mereka yang terlalu kasar.
*mulai emosi*

「Tapi perjanjiannya kami masih punya waktu sampai festival ulang tahun.」

「Banyak orang yang mengantre untuk berbisnis di sini!」

Tak cukup sampai di situ, pria itu menginjak roti yang sudah berserakan di atas lantai.
*tambah emosi*

「Tapi perjanjiannya—」

「Perjanjian, perjanjian… Diam kau! Kalau kau masih mau berbisnis di sini, kau mesti membayar hutang suamimu dulu! Kalau berminat, kau bisa membayarnya dengan tubuh putrimu itu.」

Seorang pria meraih lengan gadis tersebut.
*makin emosi*

「Lepaskan putriku!」

Sang ibu meraih pria itu demi menyelamatkan anaknya.
Tapi pria itu memukulnya.
*EMOSI JIWA*
Aku sudah tidak tahan lagi.
Aku pun masuk ke toko.

「Mau apa kau bajingan!」

Kupukul dia.

「Apa yang kau lakukan?!」

Kutendang dia.

「Oi bajingan, kami ini—」

Kucampakkan dia.

「Siapa yang ingin mati duluan…?」

Aku bertanya pada para pria yang sedang tergeletak di lantai.

「Kau kira kau sudah jago?!」

Pria itu menghunuskan pedang yang tersemat di pinggangnya.

「Kalau kau sudah menghunuskan senjatamu, berarti kau gak akan protes kalau kau mati, 'kan?」

「Jangan main-main kau!」

Aku pun menghadiahkan Kuma Punch tepat di ulu hatinya.
Pria itu tumbang sambil memegang perutnya.

「Siapa berikutnya?」

Aku memandangi 2 pria yang tersisa.

「Bajingan kau, kami mengingat bajumu itu! Jangan harap kau bisa keluar dari ibu kota dengan selamat!」

Dua pria yang tersisa pun pergi sambil meneriakiku dan menyeret pria yang tumbang.
Kemudian para penonton di sekitar kami bersorak-sorai.

「Kalian gak apa-apa?」

Kuhampiri ibu dan anak itu dan menanyakan kondisi mereka.

「Ya, terima kasih banyak.」

「Mereka benar-benar keterlaluan.」

Semua roti yang baru dipanggang sudah berserakan lantai.
Rasanya semakin keterlaluan karena aku bisa mencium aroma sedap dari roti-roti ini.
Sialan, emosiku makin memuncak hanya karena melihat roti-roti malang ini.
Seharusnya tadi kupukul mereka lebih banyak.

「Tadi mereka mengatakan sesuatu tentang hutang?」

「Ya, kami berhutang demi membeli toko ini. Tapi saat suamiku meninggal baru-baru ini, mereka mulai memaksa kami untuk segera membayar hutang.」

「Tapi kalau kau bisa membuat roti seenak ini, seharusnya kau gak akan kesulitan untuk membayar hutangmu, 'kan?」

「Ya, kalau kami diberikan waktu yang cukup, kami pasti bisa melunasinya. Tapi ada orang lain yang menginginkan lahan ini, atau lebih tepatnya toko ini.」

Jadi itu sebabnya para pria itu mencoba menindas dan mengusir mereka?
Hmmm, apa yang mesti kulakukan?
Aku menginginkan roti mereka, jadi aku ingin toko roti mereka tetap berjalan.
Apakah masalah akan selesai bila aku membantu melunasi hutang mereka?

「Tapi sebelum meninggalkan tempat ini, kami ingin mengumpulkan cukup uang supaya kami bisa membuka toko roti berikutnya.」

「Kau ingin membuka toko roti di tempat lain?」

「Ya, roti ini adalah peninggalan dari mendiang suamiku. Aku ingin tetap menjalankan toko roti sampai ajalku tiba.」

Sungguh rasa cinta yang luar biasa.
Tidak mungkin aku tinggal diam jika mendengar cerita seperti ini.

「Oke, aku mengerti. Kalau begitu, bagaimana kalau kau bekerja di toko milikku?」

「Toko milikmu?」

「Ya, aku sedang berencana membuka toko, tapi aku sedikit bingung karena masih kekurangan orang.」

Aku ingin membuka toko di Crimonia.
Kuharap anak-anak panti asuhan bisa bekerja di toko itu, tapi aku masih memerlukan orang dewasa sebagai pengelola toko.
Dan lebih bagus lagi kalau orang dewasa itu merupakan tukang roti berbakat yang bisa membuat roti enak yang dibutuhkan tokoku.

「Apakah itu toko roti? Soalnya aku hanya bisa membuat roti.」

「Tentu saja aku akan memintamu untuk membuat roti, tapi selain itu aku juga akan memintamu untuk membuat makanan lain. Oh iya, makanan yang kuingin kau buat kira-kira seperti ini.」

Aku pun mengeluarkan 2 porsi puding dan memberikannya pada mereka.

「Apa ini?」

「Makanan ini bernama puding.」

Mereka berdua mulai menyantap puding tersebut.

「Enak!」

「Aku ingin menjual makanan ini bersama dengan rotimu, bagaimana menurutmu?」

Aku juga berencana menjual piza.
Kalau ada adonan roti, kau juga bisa membuat piza.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

「Siapa kamu sebenarnya?」

「Aku Yuna, petualang dari Crimonia. Karena beberapa alasan, aku akan membuka toko.」

「Anu, tidak apa-apa kalau putriku ikut bersamaku?」

「Tentu saja gak apa-apa.」

「Terima kasih banyak. Namaku Morin. Nama putriku Karin.」

「Kalau begitu, ayo kita pergi dari sini sebelum orang-orang itu kembali.」

「Tapi, barang bawaan kami…」

Aku lalu mengeluarkan 10 tas item yang kuperoleh dari para perampok.
Aku sama sekali belum pernah memakainya, jadi aku tidak tahu kapasitas tampungannya. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan tas item sebanyak ini, siapa tahu tidak cukup.

「Apa ini?」

「Ini adalah tas item. Kau bisa meletakkan benda-benda kecil ke dalam tas item ini, dan benda-benda besar akan kusimpan di tas item milikku.」

Kami tidak tahu kapan orang-orang itu akan kembali, jadi kami cepat-cepat berkemas.
Aku meminta Morin-san untuk mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan untuk membuat roti.
Aku dan Fina membantu Karin-san mengemasi barang-barang keperluan rumah tangga.
Aku mengumpulkan semua pakaian di tiap lemari dan semua buku dari rak buku lalu menyimpannya.
Untuk benda-benda kecil, Karin-san mengumpulkannya dan memasukkannya ke dalam tas item.

「Anu, Yuna-san.」

Selagi kami berkemas, Karin-san memanggilku dengan suara pelan.

「Ada apa?」

「Apakah kami benar-benar bisa membuka toko di Crimonia?」

「Ya, tapi gak hanya roti.」

「Kenapa kamu mau berbuat sejauh ini?」

「Aku ingin menikmati roti yang enak.」

「Hah?」

「Aku ingin menyantap roti enak. Alasan itu saja sudah cukup, 'kan? Jangan bercakap lagi, ayo kita cepat-cepat berkemas. Soalnya kita gak tahu kapan orang-orang itu akan kembali lagi ke sini.」

Kami mengemas semua barang di rumah dan toko roti ke dalam tas item dan Box Kuma lalu keluar dari pintu belakang seolah-olah kami sedang kabur di tengah malam.

「Anu, sekarang kami berdua mesti tinggal di mana?」

「Untuk sementara, kalian bisa tinggal di rumahku. Kita akan berangkat ke Crimonia setelah situasi tampak aman.」

Kami tiba di Kuma House dengan selamat tanpa bertemu dengan orang-orang itu.

「Kuma?」

Saat melihat rumahku, mereka berdua memiringkan kepala masing-masing.

「Gak usah bereaksi seperti itu, ayo masuk.」

Aku pun membawa mereka masuk ke dalam rumahku.

「Kamar kalian akan kutunjukkan nanti. Kalian bisa memakai kamar di lantai 2.」

「Aku ingin berterima kasih padamu sekali lagi.」

「Gak usah dipikirkan.」

「Tapi, kalau tidak ada kamu, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Karin.」

「Jadi, siapa mereka?」

「Mereka adalah anak buah Jorz. Jorz adalah pengusaha yang berkata bahwa dia akan menjual murah toko itu pada suamiku, tapi itu semua hanyalah tipuan. Toko itu tidak murah, dan di kontraknya tertulis harga yang sangat besar. Suamiku ingin memprotesnya, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena itu sudah tertulis di kontrak sejak awal. Jadi suamiku merelakan waktu tidurnya demi mencoba membuat roti yang enak, tapi sayangnya dia meninggal saat baru saja berhasil membuat roti yang enak. Di saat itu juga Jorz mulai menindas dan memaksa kami untuk segera membayar hutang.」

「Aku masih belum terlalu mengerti, tapi bagaimana dengan uang yang sudah kalian bayarkan selama ini? Kalau kalian membeli toko roti itu, bukankah artinya toko itu merupakan hak milik kalian?」

「Sepertinya ada 1 poin kesepakatan di kontrak yang menyebutkan bahwa hak milik toko akan kembali ke Jorz kalau suamiku meninggal.」

「Sederhananya, kalian pikir kalian membelinya dengan harga murah, tapi ternyata harganya mahal. Dan hak milik toko akan kembali ke tangan si pengusaha Jorz kalau suamimu meninggal. Sepertinya suamimu terlalu mudah ditipu ya?」

「Ya, mendiang suamiku terlalu gampang memercayai orang asing.」

「Benar-benar pengusaha yang licik.」

Aku tidak tega mengatakan bahwa mendiang suaminya yang terlalu polos.

Aku pun memandu mereka menuju kamar yang bisa mereka pakai untuk beristirahat.
Setelah itu kami menyantap makan siang bersama. Selagi aku menikmati tidur siangku, di luar rumahku tiba-tiba menjadi berisik.

「Keluar kau!」

「Atau kami akan mendobrak pintumu!」

「Kuma! Keluar!」

Berisik sekali di luar.
Tampaknya lain kali aku mesti membuat penghalang kedap suara.

「Yuna-oneechan…」

「Tenang saja, gak akan ada yang bisa masuk.」

「Tapi…」

「Kalian semua tunggu saja di sini.」

Saat aku keluar, kulihat ada sekitar 20 pria yang berkumpul.

「Keluar juga kau, Nona Kuma!」

Seorang pria berperut buncit menyapaku sambil tersenyum.
Wajah yang menjijikkan.
Wajahnya membuatku berpikir kalau ada seseorang yang mengatakan bahwa dia bersaudara dengan kodok, aku akan memercayainya.

「Siapa kau?」

「Ini adalah Jorz-sama sang pengusaha!」

「Kalau begitu kusarankan untuk mengganti namamu menjadi Jorz si Kodok.」

「Bajingan!」

「Cukup! Yang lebih penting, kudengar kalau kau sudah menyakiti anak buahku.」

「Dia yang menyerangku duluan dengan pedangnya. Atau kau lebih suka kalau aku membalasnya dengan membelahnya menjadi dua?」

「Kau kira kau bisa seenaknya melawan Jorz-sama di ibu kota ini? Kau ingin bernasib sama seperti si gadis toko roti yang akan dijual?」

Dia mengatakan itu dengan wajah sombongnya.
Ah, rasanya ingin sekali aku memukul wajahnya!
Aku ingin melihat wajahnya berkerut karena kesakitan.
Aku ingin melihat wajahnya dipenuhi penderitaan.

「Tapi kalau kau bersedia menyerahkan ibu dan anak dari toko roti itu, aku bisa memaafkan perbuatanmu kali ini.」

「Maaf, tapi jangan merasa kalau semuanya akan berjalan sesuai dengan yang kau inginkan.」

「Aku sudah mencari tahu bahwa Nona adalah seorang petualang. Memang hebat perempuan seusiamu sudah mencapai rank D, tapi semua lelaki di sini adalah mantan rank C dan D lho! Kau tidak akan bisa menang melawan mereka, apalagi dengan jumlah kami yang sebanyak ini!」

「Cukup. Mulutmu bau, tutup mulutmu.」

「Jahanam!」

Aku mengaktifkan sihir tanah.
Tanah yang mereka injak tiba-tiba menghilang dalam sekejap.
Mereka semua jatuh ke lubang yang dalam, dengan hanya menyisakan pengusaha Jorz seorang.
Lubang itu kira-kira sedalam 5 meter, jadi sebagian orang kemungkinan menderita patah tulang. Kalau terlalu sial, mungkin ada yang sampai tewas.

「Bajingan… Kau penyihir?!」

「Bukankah tadi kau bilang sudah mencari tahu tentangku?」

「Saat aku mencari tahu di Guild Petualang, profesimu tertulis sebagai Kuma.」

Aku jadi teringat masa-masa aku menulis profesiku sebagai Kuma.
Tapi yah, tidak salah juga sih.

「Mana mungkin profesi seperti itu benar-benar ada, 'kan? Nah, sekarang apa yang akan kau lakukan? Mau terjun sendiri ke lubang itu? Atau perlu kudorong? Yang mana yang kau suka?」

「Kau yakin ingin memperlakukanku seperti ini? Aku ini adalah orang yang bisa memengaruhi Guildmaster di Guild Petualang! Aku bisa dengan mudah menghancurkan petualang seperti kau!」

「Wah, sejak kapan aku seakrab itu denganmu?」

Sanya-san sudah berdiri di belakang Jorz dan mendengarkan percakapan kami sejak beberapa saat yang lalu.

「Sanya-san? Kenapa kau ada di sini?」

「Ada seorang staf Guild yang menggali informasi tertentu. Setelah aku memaksanya membuka mulut, dia bilang bahwa dia disuruh oleh Jorz si pengusaha terkenal, jadi aku datang mencarimu.」

「Nah, Sanya-san sang Guildmaster sudah berkata seperti itu. Apa yang akan kau lakukan sekarang?」

「Jangan konyol! Apa hebatnya Guildmaster itu? Aku akrab dengan Raja! Kalau aku melaporkan hal ini pada Raja, kalian bisa—」

Apa yang telah terjadi satu kali, akan terjadi untuk kedua kalinya.
Bukankah ada pepatah yang mengatakan seperti itu?

「Siapa kau? Aku tidak mengenal orang lancang sepertimu.」

「Kenapa Yang Mulia Raja bisa ada di sini?」

「Ah, aku hanya sedang jalan-jalan. Aku keluar dari kastil untuk meminta sesuatu pada sahabatku, Yuna si petualang.」

Tidak apa-apa seperti itu, Yang Mulia?!
Dan sejak kapan kita menjadi sahabat?!

「Kau Raja? Pasti bohong!」

「Terserah padamu ingin menganggap ini suatu kebohongan atau bukan, tapi menggunakan nama Raja seenaknya adalah tindak kriminal. Jangan harap kau bisa bebas. Sanya, maaf merepotkan, tapi tahan orang ini. Dan segera hubungi kastil soal permasalahan ini.」

「Apa boleh buat, di sini cuma aku yang bisa melakukannya.」

Sanya-san pun menahan dan mengikat Jorz.

「Lepaskan aku! Kau tidak tahu siapa aku?!」

「Bising.」

Sanya-san pun memukulnya sampai pingsan.

「Jadi, ada perlu apa seorang Raja ke sini?」

「Lah, kau tidak mempersilakan aku masuk?」

「Kau mau masuk?」

「Kalau melihat rumah seperti ini, siapa yang tidak ingin masuk?」

Di hadapannya berdiri Kuma House.

「Kenapa kau bisa tahu lokasi rumahku?」

「Tentu saja aku diberi tahu oleh Ellelaura.」

「Haa, aku mengerti. Silakan masuk.」

Kenapa aku sekarang mesti membimbing seorang Raja masuk ke rumahku?

「Yuna-oneechan, siapa paman ini?」

Fina bertanya karena aku mempersilakan seorang paman yang tidak dikenal masuk ke dalam rumah.

「Ini Yang Mulia Raja. Dia ingin meminta sesuatu padaku, jadi gak perlu kau pedulikan.」

「Mmm, Yang Mulia Raja?」

Dia memiringkan kepalanya dengan imut.

「Ya, Yang Mulia Raja.」

「Orang paling berkuasa di negeri ini?」

「Yap.」

「Ke-kenapa orang sehebat itu datang ke sini?!」

「Entah. Kenapa gak kau tanya langsung padanya?」

Fina menggelengkan kepalanya sekencang mungkin.
Apakah Morin-san dan Karin-san mengenali wajah sang Raja? Mereka hanya diam dengan wajah yang pucat pasi.

「Jadi, apa yang kau inginkan?」

Aku menanyakan sang Raja yang sedang melihat-lihat sekeliling ruangan.

「Oh iya. Aku ingin kau membuat puding untuk festival ulang tahun. Aku yakin semua orang yang menghadiri perjamuan makan malam akan sangat terkejut.」

Apa yang dipikirkan Raja ini?
Bisakah aku menolaknya?

「Omong-omong, apakah boleh kuto—」

「Lah, kau ingin menolak permintaan dari seorang Raja?」

Sudah kuduga, Raja memang egois.

「Bukan itu maksudku, tapi membuat puding butuh biaya yang besar.」

「Kalau hanya itu, aku bersedia membayarnya.」

「Aku juga butuh telur Pepetok.」

「Ellelaura berkata bahwa kau seharusnya memiliki banyak stok telur di dalam tas item-mu.」

Wanita itu…

「Omong-omong, berapa porsi yang mesti kubuat? Kalau terlalu banyak, aku gak akan sanggup.」

「Kalau bisa, aku butuh 300 porsi.」

「Mustahil. Silakan keluar.」

Aku menunjuk ke arah pintu masuk.

「Kalau begitu, berapa banyak yang bisa kau buat?」

「Kalau aku berusaha sekeras mungkin, paling banyak 200 porsi. Kalau kau bisa menyediakan telur, mungkin aku bisa membuat lebih banyak.」

「Aku tidak bisa menyediakan telur. Aku mengerti. Kalau begitu, tolong persiapkan 200 porsi.」

「Hmm, kapan festival ulang tahun diadakan?」

「Oi!」

Sang Raja meneriakiku.
Aku tidak tertarik dengan festival ulang tahun, jadi apa boleh buat.

「Yuna-oneechan, acaranya akan diadakan 5 hari lagi.」

「Gak apa-apa kalau kukirimkan pada pagi harinya?」

「Ya, tidak apa-apa.」

「Aku gak ingin orang lain tahu bahwa aku yang membuatnya.」

「Begitu ya. Bagaimana kalau kau diam-diam memasuki kastil dan meletakkan pudingnya di ruangan kosong yang kami sediakan?」

「Kalau gak dingin, rasanya akan berkurang drastis.」

「Kalau begitu, aku akan mempersiapkan ruangan berpendingin.」

Kalau dia bersedia bertindak sejauh itu, aku tidak bisa menolak lagi.
Pada akhirnya, hidangan puding akan ditambahkan pada menu perjamuan makan malam festival ulang tahun Raja.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar