08 Maret 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 73

Bab 73 – Kuma-san Mendapat Tukang Roti, Bagian 2

Sang Raja telah pulang.
Sampah masyarakat di luar juga sudah tidak ada lagi, dan rumahku sudah kembali damai.
Namun suasana terasa sedikit aneh.

「Hmm, ada apa?」

Sepertinya ada yang janggal dari tatapan mereka padaku.

「Anu, siapa Yuna-san sebenarnya? Jangan-jangan bangsawan?」

Morin-san bertanya dengan waswas.
Mungkinkah dia ketakutan karena mengiraku sebagai seorang bangsawan?

「Gak, aku cuma petualang biasa.」

「Tapi sepertinya kamu dekat dengan Yang Mulia.」

「Aku cuma kebetulan kenal dengannya.」

「Tapi Yang Mulia sampai datang langsung ke rumahmu.」

「Itu cuma karena dia ingin memakan puding, 'kan?」

「Tapi…」

Aku susah payah berusaha meyakinkan mereka berdua, bahkan Fina juga mulai menganggapku sebagai seorang bangsawan.
Si Raja itu malah menambah masalah.
Kalau ada seseorang dengan perbedaan status bagai langit dan bumi tiba-tiba muncul di hadapanmu, lalu orang itu berkata bahwa dia kenal dekat denganmu, tentulah orang lain akan menganggap bahwa dirimu bukanlah orang biasa.
Di dunia asalku juga sama saja.
Kalau kau adalah seorang politisi, kau pasti mengenal banyak politisi.
Kalau kau adalah seorang dokter, kau pasti mengenal banyak dokter.
Guru mengenal banyak guru.
Artis mengenal banyak artis.
Novelis mengenal banyak novelis.
Hikikomori mengenal banyak hikikomori (saling mengenal lewat game).
Di bidang apa pun, aku yakin orang-orang banyak mengenal orang lain di bidang yang sama dengannya.


「Aagh! Aku bukan bangsawan, aku juga gak punya hubungan dengan keluarga kerajaan, jadi perlakukan aku dengan normal!」

Kuhentikan pembahasan kali ini secara paksa, lalu mengalihkan pembicaraan tentang membuat puding.

「Meski lebih cepat dari perkiraan, tapi kalian berdua mau membantuku membuat puding mulai besok, 'kan?」

「Maksudmu kami harus membantu membuat hidangan untuk perjamuan makan malam Yang Mulia?」

「Benar.」

「Mustahil bagi kami!」

「Kenapa?」

「Yang Mulia pasti akan memakannya, 'kan?」

「Yah, tentu saja dia akan memakannya.」

「Kami tidak berani berbuat lancang seperti itu!」

「Toh kita gak memasukkan racun ke dalam makanan yang kita buat kok.」

「Kalau Yang Mulia sakit perut setelah memakannya… Aku tidak sanggup membayangkannya!」

「Kalian benar-benar gak mau membantuku?」

「Mohon maafkan kami!」

Ini seolah-olah aku sedang menindas mereka.
Dari sudut pandang mereka, rasanya mustahil bagi rakyat jelata untuk memasak hidangan yang akan dimakan Raja.
Yah, kalau ada yang memintaku untuk memasak sesuatu untuk Perdana Menteri Jepang atau pemimpin negara lain, aku juga pasti akan menolaknya.
Tidak elok rasanya kalau aku terlalu memaksa mereka, jadi aku akan melakukannya hanya dengan bantuan dari Fina.

「Kalau begitu, Fina, kita berdua akan membuatnya bersama-sama ya?」

「Saya juga tidak bisa!」

Fina menggelengkan kepalanya sekencang mungkin.
Fina juga?!


Keesokan harinya, aku membuat puding seorang diri.
Sampai detik terakhir pun mereka bertiga tidak bersedia membantuku.
Apakah begitu enggannya mereka untuk memasak hidangan untuk Raja?
Mereka bertiga hanya diam di sekitarku sambil memperhatikan caraku membuat puding.
Alangkah baiknya kalau mereka setidaknya bersedia memecahkan telur, tapi mereka bahkan tidak bersedia melakukan itu.
Perasaanku tidak tersampaikan pada mereka.
Mau tidak mau, aku memecahkan 100 butir telur seorang diri.
Yah, aku sudah terbiasa melakukan segalanya seorang diri.
Tapi kali ini terasa menyedihkan karena tidak ada yang mau membantuku meski mereka ada di dekatku.
Aku memecahkan telur sendirian, aku mengocok telur sendirian.

Aku melakukan semuanya seorang diri sampai akhir.
Seratus porsi puding sudah berjejer rapi di dalam kulkas besar.


Aku hampir menghabiskan stok telur yang baru saja kuisi, jadi kupikir sarapanku akan kurang memuaskan karenanya. Tapi Morin-san berjanji akan membuatkan roti untukku setiap hari sebelum berangkat ke Crimonia, jadi aku bisa terus menikmati roti lezat setiap hari.

Saat aku hendak keluar rumah setelah puas menyantap roti yang baru dipanggang, Ranzel-san datang ke Kuma House.
Aku belum bertemu dengannya lagi sejak aku pergi mengambil imbalan dari markas persembunyian perampok.
Prajurit kerajaan telah berhasil mengambil alih markas gerombolan perampok Zamon dan menyelamatkan semua tawanan yang ada di sana. Harta yang gerombolan itu kumpulkan juga ada di sana, dan sebagian besar harta tersebut menjadi milikku. Kudengar ada banyak orang yang menjadi korban perampok tersebut, jadi kurelakan semua harta bagianku untuk diserahkan pada para pihak yang sudah dirugikan.
Tapi aku tetap menerima semua tas item karena tampaknya hanya ini yang bisa berguna bagiku.

「Ada apa?」

「Saya ingin membahas tentang Jorz yang ditangkap kemarin.」

「Ah, si Kodok itu ya.」

「Dia sudah berbuat kriminal dengan menggunakan nama Raja seenaknya, tapi selain itu kami juga menemukan tindak kriminal lain yang telah dia lakukan. Salah satunya berhubungan dengan tukang roti yang telah Yuna-san selamatkan.」

「Mereka berdua ya? Aku akan memanggil mereka.」

「Maaf merepotkan.」

Inti dari percakapan kami berikutnya adalah:
Hutang Morin-san telah dihapus.
Toko roti telah resmi menjadi miliknya.

「Benarkah ini?」

「Ya, semua aset Jorz telah disita, dan kemungkinan dia akan mendapat hukuman mati tergantung dari hasil penyelidikan selanjutnya.」

「Hukuman mati…」

「Menggunakan dan mencemarkan nama baik Raja merupakan tindakan kriminal kelas berat. Terlebih lagi, Yang Mulia Raja ada di lokasi kejadian. Dia tidak akan bisa mengelak lagi.」

Yah, perkataannya benar.
Dia sudah mengancam seseorang, berkata bahwa dia mengenal sang Raja.
Aku yakin korbannya bukan hanya Morin-san.
Tidak heran jika sebagai imbasnya banyak rakyat jelata yang akan menganggap bahwa sang Raja juga merupakan penjahat.

「Nanti saya akan datang lagi untuk membawakan dokumen resminya, sekarang saya izin pamit.」

Ranzel-san menundukkan kepalanya lalu pergi.
Tinggallah kami di sini dalam keheningan.

「Syukurlah toko yang diperjuangkan suamimu telah berhasil dilindungi.」

「Yuna-san…」

「Yah, padahal aku benar-benar ingin kalian datang ke Crimonia.」

「…Yuna-san, aku…」

「Jangan khawatir. Aku yakin mendiang suamimu juga ingin kalian terus melindungi toko peninggalannya.」

「Maafkan aku. Padahal kamu sudah sebaik ini pada kami.」

「Sekarang seharusnya kalian bergembira.」

「Ya, terima kasih banyak!」


Keesokan harinya, Ranzel-san datang lagi dan membawakan dokumen resmi terkait toko roti.
Sekarang toko roti tersebut sudah resmi menjadi milik Morin-san sepenuhnya.
Namun, entah kenapa, dia malah memberikan dokumen tersebut padaku.

「…?」

「Mohon terima dokumen ini, dan bawa kami ke Crimonia.」

「Kenapa?」

「Tadi malam aku sudah membahas ini dengan putriku. Yuna-san, kamu sudah mengakui roti suamiku.」

「Bukan cuma aku kok. Antrean panjang pelanggan di toko rotimu sudah cukup sebagai buktinya, 'kan? Roti yang kau buat memang benar-benar enak.」

「Ya, semua orang bilang roti kami enak. Tapi saat kami ditindas oleh Jorz, hanya Yuna-san yang mau menolong kami. Kamu sudah memberikan kami tempat baru untuk bekerja, serta mengajarkan cara membuat puding yang bahkan sampai membuat Yang Mulia Raja datang langsung ke sini. Setelah semua yang kamu lakukan, meskipun toko roti suamiku sudah kembali, aku tidak mungkin kembali sebelum aku membayar semua hutang budiku padamu.」

「Gak perlu repot-repot.」

「Kalau aku tidak membayar hutang budiku, tidak ada bedanya aku dengan Jorz. Kemarin berita itu datang tiba-tiba, jadi aku sangat bahagia, tapi setelah itu aku sadar kalau aku sudah kurang ajar padamu. Toh aku menyerahkan toko suamiku padamu, bukan pada orang asing. Aku yakin Yuna-san akan menggunakannya sebaik mungkin. Kamu tidak harus menggunakannya sebagai toko roti, silakan gunakan sesuka hatimu.」

「Kau yakin? Aku memang senang sih mendengarnya.」

「Ya. Semoga aku dan putriku bisa terus bekerja sama denganmu mulai sekarang.」

Mereka berdua menundukkan kepala masing-masing.
Mereka telah secara resmi memutuskan untuk bekerja di tempatku, jadi mereka akan berpamitan sekaligus berterima kasih pada semua orang yang telah membantu mereka di ibu kota selama ini.

Tanggal keberangkatan mereka sudah ditetapkan, yaitu sehari setelah festival ulang tahun.
Setelah festival selesai, orang-orang akan berduyun-duyun kembali ke kampung halaman mereka.
Tak terkecuali orang-orang dari Crimonia.
Berhubung akan ada banyak orang yang melakukan perjalanan bersama-sama, mereka dapat bepergian tanpa harus khawatir diserang monster atau perampok.
Mereka berdua akan bepergian bersama rombongan yang menuju Crimonia.


Kalau aku?
Tentu saja aku akan menggunakan Gerbang Perpindahan Kuma…


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar