05 April 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 75

Bab 75 – Kuma-san Membeli Sebuah Toko

Akhirnya aku kembali ke Kuma House di Crimonia setelah sekian lama.
Terakhir kali aku ke sini, aku hanya mengambil telur dan segera kembali ke ibu kota untuk membuat puding.
Jadi rasanya sudah lama sekali.

「Yuna-oneechan, ibu kota sangat menyenangkan ya.」

「Baguslah kalau kau senang. Berhubung ada Gerbang Perpindahan, kita bisa ke sana lagi kapan pun kita mau.」

「Ya, tapi untuk berikutnya saya ingin pergi bersama seluruh keluarga saya.」

「Begitu toh. Tapi jangan bilang siapa-siapa soal Gerbang Perpindahan ini ya?」

「Saya mengerti.」

Fina ingin segera pulang ke rumahnya, jadi kami pun berpisah di sini.
Aku juga meninggalkan Kuma House untuk memberi tahu kabar kepulanganku pada orang-orang yang telah banyak membantuku.
Pertama, aku pergi ke Guild Petualang.

「Yuna-san, sudah pulang?」

「Ya, baru tiba hari ini.」

「Tapi bukankah festival ulang tahun itu baru selesai kemarin?」

「Yah, soal itu…」

「Kecepatan lari makhluk panggilanmu memang luar biasa ya.」

「Omong-omong, ini ada oleh-oleh.」

Aku membeli sebuah aksesoris yang lumayan populer di ibu kota.

「Aksesoris? Terima kasih banyak.」

Aku tidak tahu banyak soal selera busana di dunia ini, jadi aku hanya membeli sesuai rekomendasi penjualnya. Tapi baguslah kalau dia senang menerimanya.

「Guildmaster ada?」

「Ada, tunggu sebentar ya.」

Helen pun beranjak ke ruangan Guildmaster.
Saat dia kembali, aku diminta masuk ke ruangan.

「Oh, kau sudah kembali. Cepat juga kau.」

「Ya. Ini ada oleh-oleh.」

Aku mengeluarkan sejumlah makanan yang kubeli karena mungkin cocok dengan seleranya.

「Oh iya, terima kasih atas surat pengantar waktu itu.」

「Apakah berguna bagimu?」

「Aku mendapat sedikit masalah sebelum sempat menyerahkan surat itu, tapi setelah itu Guildmaster di ibu kota banyak membantuku.」

「Baguslah kalau begitu. Jadi apa rencanamu sekarang?」

「Hmm. Tergantung Guild Komersial.」

「Ada masalah di sana?」

「Gak sih, aku cuma berencana ingin membuka toko.」

「Toko… tapi bukankah kau ini petualang? Atau kau berencana ingin berhenti menjadi petualang?」

「Toko itu akan diurus oleh orang lain. Aku hanya akan menyediakan modal dan bahan yang diperlukan. Dengan begitu, aku bisa menikmati apa pun yang aku mau, kapan pun aku mau.」

「Kau ingin membuka toko hanya karena alasan itu?」

「Kurasa alasan itu sudah cukup.」

Guildmaster tampaknya sudah tidak ingin lagi mencoba memahamiku, jadi kutinggalkan saja dia dan bergegas menuju Guild Komersial.
Setibanya di Guild Komersial, Mylene-san segera menyadari kedatanganku dan langsung meneriakkan namaku dari balik konternya.

「Yuna-san!」

「Tolong jangan meneriakkan nama orang lain dengan suara sekeras itu.」

「Tapi saya tidak bisa menahannya saat melihat Anda.」

「Ini ada oleh-oleh.」

Aku juga memberikan aksesoris padanya, tapi bentuknya berbeda dengan milik Helen.

「Terima kasih banyak.」

「Jadi, bagaimana soal toko yang kuminta waktu itu? Ada tempat yang bagus?」

「Ya, ada tempat yang sangat bagus, jadi saya sudah mengamankannya. Anda hanya perlu membayarnya saja.」

「Berapa harganya?」

「Sekitar segini.」

「Kok mahal?」

Harga yang dia tetapkan sekitar 10 kali lipat dari harga lahan untuk Kuma House.
Setelah aku memasang Gerbang Perpindahan, lahan yang tadinya masih kusewa segera kubeli.

「Kali ini di atas lahan tersebut sudah terdapat bangunan, dan ukurannya lumayan besar.」

「Kurasa aku gak butuh toko sebesar itu.」

「Apa yang Anda bicarakan?! Itu puding, lho! Tokonya harus besar!」

Dia meneriakiku dari balik meja resepsionis dengan suaranya yang begitu lantang.

「Begitukah?」

「Benar. Untuk sekarang, mari kita pergi melihatnya. Anda bisa memutuskannya setelah melihatnya.」

Akhirnya kami pergi melihat lokasi toko yang hendak kubeli…

「"Toko"?」

Mau dilihat dari mana pun, ini adalah sebuah rumah mewah.
Memang ukurannya agak kecil, tapi tetap saja termasuk rumah mewah.

「Yang kuminta 'kan toko.」

Yang ada di benakku adalah sebuah toko sederhana tempat orang membeli makanan cepat saji.
Tapi yang terpampang di depan mataku ini adalah sebuah rumah mewah.

「Pasti akan sangat cocok kalau Anda merenovasinya menjadi sebuah restoran. Ini adalah rumah mewah, jadi dapurnya pasti bagus. Tempat ini juga bisa menampung banyak orang, jadi tidak akan terlalu mengganggu lingkungan sekitar.」

「Iya sih, tapi…」

「Mari kita masuk dulu.」

Mylene-san pun membawaku masuk ke rumah mewah ini.
Setelah membuka pintu dan masuk ke rumah, langsung terpampang sebuah tangga lebar dan area di sekitarnya yang cukup luas.

「Anda bisa mengatur meja dan kursi di lantai ini.」

「Bagaimana dengan lantai duanya?」

「Untuk ruangan di lantai dua, saya rasa lebih baik untuk jaga-jaga saja. Atau bisa dijadikan sebagai ruangan privat untuk pasangan atau semacamnya.」

「Dan dapurnya?」

「Ada di belakang. Di lantai dasar ini terdapat banyak ruangan, jadi tidak perlu lagi mengkhawatirkan soal tempat penyimpanan bahan makanan.」

Aku menjalankan simulasi di kepalaku.
Apakah aku akan menggunakan sistem yang mengharuskan pelanggan membeli semacam tiket makanan terlebih dahulu di konter yang tersedia?
Pengaturan restoran bisa berbeda tergantung pada sistem yang digunakan, apakah membayar di awal atau membayar setelah selesai makan.

Kalau membayar di awal, aku mesti membuat konter di dekat dapur, dan pelanggan bisa duduk di mana pun mereka mau setelah mereka membayar.
Kalau membayar di akhir, aku mesti meletakkan konternya di pintu masuk.
Selain itu, harus ada orang yang mencatat semua yang telah dipesan pelanggan.
Sepertinya pekerjaan semacam itu akan sulit bagi anak-anak panti asuhan.
Setelah mempertimbangkan hal tersebut, tampaknya lebih baik kalau menggunakan sistem pembayaran di awal.

「Bagaimana? Kalau menurut Anda masih terlalu besar, saya bisa mencarikan tempat lain lagi.」

Aku memiliki uang yang kubawa dari Jepang, ditambah dengan uang yang kuterima atas penangkapan perampok.

「Aku akan membelinya. Boleh kubayar nanti?」

「Ya, tidak masalah. Biaya renovasi, pembersihan, meja, serta kursi akan dimasukkan pada biaya totalnya.」

Setelah berpisah dengan Mylene-san, aku pun beranjak menuju panti asuhan.
Anak-anak di panti asuhan yang melihatku langsung berlari menghampiriku.
Setiap saat selalu begini, mereka benar-benar bersemangat.
Tampaknya ada beberapa anak yang tidak terlalu kukenali, atau cuma imajinasiku saja?
Aku lalu mengumpulkan semua anak yang menghampiriku dan memberi mereka buah-buahan sebagai oleh-oleh dari ibu kota.
Buah ini belum pernah kulihat ada di kota ini.
Saat aku pertama kali mencobanya, rasanya manis dan asam, mirip seperti apel.
Lalu aku berpesan pada mereka supaya selalu rukun.
Semua anak mengiyakan dengan semangat lalu bergegas menuju ruang makan.

「Yuna-san, sudah pulang?」

Bu ketua keluar dari kamarnya karena mendengar keributan dari pintu masuk.

「Aku baru tiba hari ini. Bu Ketua, bagaimana kabar anak-anak?」

「Mereka semua baik-baik saja berkat Yuna-san. Mereka makan lahap, tidur nyenyak, dan juga rajin bekerja.」

Baguslah kalau begitu.

「Aku ingin memberikan pekerjaan baru pada anak-anak, bolehkah?」

「Pekerjaan macam apa?」

「Mungkin semacam toko makanan. Jualan utamanya adalah roti, selain itu ada daging Wolf, puding seperti yang kubuat tempo hari, serta piza. Mungkin di masa depan menunya masih akan bertambah. Jadi kalau ada anak yang suka memasak atau ingin melayani pelanggan, kuharap mereka bisa bekerja tokoku.」

「Berapa orang yang kamu butuhkan?」

「Hmm, aku ingin 3 tukang masak dan 3 pramusaji, jadi mungkin 6 orang sudah cukup. Tentu saja aku akan membuat sif kerja, jadi mereka semua mesti mempelajari segala macam pekerjaan yang ada di sana.」

「Saya mengerti. Saya akan mengumpulkan anak-anak dan menanyakan pada mereka.」

Saat kami ke ruang makan, aku bisa melihat anak-anak masih menyantap buah oleh-oleh dari ibu kota sambil bercengkerama riang dengan satu sama lain.

「Anak-anak, kalian boleh lanjut makan, tapi sambil dengarkan ya.」

Semua pandangan anak-anak langsung tertuju pada bu ketua.
Tampaknya mereka semua tumbuh menjadi anak yang patuh berkat didikannya.

「Sepertinya Yuna-san hendak membuka sebuah toko makanan. Oleh sebab itu, dia meminta sekitar 6 orang anak untuk membantunya. Adakah yang berminat?」

「Apa yang akan kami buat?」

「Jualan utamanya adalah roti, selain itu ada puding juga.」

「Aku! Aku mau!」

「Aku juga!」

「Aku juga!」

「Pudingnya akan dijual ke pelanggan. Bukan untuk kalian makan secara gratis.」

「Ehh~~~」

「Sudah pasti begitu, 'kan?」

「Dan kalian akan melayani pelanggan dan mengurus transaksi. Jadi aku menginginkan anak yang bisa membaca, menulis, dan berhitung.」

「Ehh~」

「Aku bisa membaca, menulis dan berhitung. Aku mau.」

「Aku juga bisa!」

「Aku belum terlalu pandai berhitung, tapi aku juga mau.」

「Aku juga ingin memasak.」

Satu per satu anak mengangkat tangan mereka.
Kuputuskan untuk memilih 6 anak pertama yang mengangkat tangan.
Ada 4 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.
Yang paling tua adalah anak perempuan berusia 13 tahun bernama Mill.
Kuputuskan untuk mengangkatnya menjadi manajer.

「Tapi jumlah Pepetok sudah semakin banyak, gak apa-apa kalau kalian kekurangan 6 orang anak?」

「Soal itu, jumlah anak asuh yang kami tampung juga bertambah sejak kepergian Yuna-san ke ibu kota. Maafkan saya.」

Bu ketua menundukkan kepalanya.
Begitu toh, pantas tadi ada beberapa anak yang tidak kukenal.

「Gak perlu khawatir, toh Bu Ketua sendiri yang mengurus mereka. Dan Bu Ketua pasti gak tega menelantarkan anak yatim piatu yang kau jumpai, 'kan?」

「Terima kasih banyak.」

「Terlebih lagi, semua anak asuhmu disiplin dan gak ada yang egois.」

「Itu karena Liz dan Gaul juga tegas pada anak-anak.」

Liz adalah seorang gadis yang berperan seperti asisten bu ketua.
Gaul adalah anak asuh tertua di sini, anak laki-laki berusia 15 tahun.
Liz mengurus anak perempuan dan Gaul mengurus anak laki-laki.
Sepertinya mereka berdua juga yang menentukan pekerjaan untuk anak-anak lain.
Baguslah selama pekerjaanku berkurang.

Hari itu juga, aku mengajarkan keenam anak itu cara membuat puding dan piza, oleh karena itu kami putuskan untuk menyantap piza sebagai makan malam.


<< Sebelumnya Daftar Isi Berikutnya >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar