22 April 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 80

Bab 80 – Kuma-san di Hari ke-2 Pembukaan Toko

Selagi aku membantu di dapur, Rulina-san masuk ke dalam toko dengan ekspresi yang tampak kewalahan.

「Yuna-chan, boleh kuganggu sebentar?」

「Ada masalah?」

「Sedikit. Ada seorang anak kecil yang tidak bisa aku dan Gil tangani.」

「Siapa yang datang?」

「Seorang gadis bangsawan.」

Cuma ada satu gadis bangsawan yang muncul di benakku.
Tapi aku tidak tahu berapa banyak bangsawan yang ada di kota ini, jadi bisa saja anak ini bukanlah anak yang kukenal.

「Kalau hanya bangsawan biasa, mungkin aku bisa melakukan sesuatu.」

Setelah keluar dari dapur dan beranjak ke pintu masuk, dari jendela aku bisa melihat seorang gadis berambut pirang yang sedang mendorong Gil.
Tidak diragukan lagi, aku memang mengenal anak ini.

「Biarkan aku masuk! Aku punya urusan dengan Yuna-san!」

「Tunggu sebentar. Ada yang sedang memanggil Yuna ke sini.」

Gil terus menghalangi pintu masuk.
Sudah kuduga, gadis bangsawan itu adalah Noa.
Mereka berdua saling melotot satu sama lain.
Tidak mungkin kubiarkan mereka berdua terus begitu, jadi aku bergegas keluar untuk melerai mereka.

「Noa, apa yang sedang kau lakukan?」

「Yuna-san!」

「…」

「Mereka tidak mengizinkan aku masuk.」

「Yah, aku memang meminta mereka berdua untuk menjadi penjaga sampai waktu toko buka. Kalian berdua tahu kalau Noa adalah bangsawan ya?」

「Aku pernah beberapa kali melihatnya bersama dengan Lord.」

「Jadi, ada perlu apa, Noa?」

「"Ada perlu apa"? Kamu sudah lumayan lama tidak datang menemuiku, jadi hari ini aku yang datang menemuimu, tapi… toko apa ini?!」

Noa menunjuk patung Kuma chibi di pintu masuk.

「Aku tidak melihat ada benda ini waktu datang tempo hari.」

Dia cemberut sambil menggembungkan pipinya.

「Jadi, apa yang kau inginkan hari ini?」

「Tentu saja aku ke sini untuk menyantap puding.」

Sebenarnya ini belum waktunya toko buka, tapi tidak mungkin kuusir dia pulang, jadi kubawa Noa masuk ke dalam toko.
Noa berhenti bergerak begitu dia memasuki toko.

「A-a-apa ini?!!!」

Noa tiba-tiba berteriak.
Noa menghampiriku dan menggenggam sarung tangan Kuma-ku.

「Tolong buat yang seperti ini di rumahku juga!」

「Cliff bisa marah lho.」

「Aku akan membujuknya!」

「Jangan begitu. Nah, terima ini dan tenangkan dirimu.」

Aku melepaskan genggaman Noa lalu membuat sebuah nendoroid Kuma dan kuberikan padanya.

「Terima kasih banyak! Akan kujadikan sebagai harta warisan keluargaku!」

「Gak perlu sampai begitu.」

Bisa gawat kalau dia menjadikan boneka yang terbuat dari tanah itu sebagai harta warisan keluarganya.
Noa menjaga boneka yang ada di tangannya dengan sepenuh hati, dan berjalan-jalan mengitari toko sambil mengamati figurin Kuma lainnya lalu berkata,

「Aku ingin semuanya.」

Tentu saja aku mengabaikan perkataannya.

「Omong-omong, kamu sibuk apa akhir-akhir ini?」

「Kegiatan belajarku terhambat karena aku ke ibu kota, jadi ayahandaku memanggil seorang guru untuk mengajariku.」

Yah, kami memang selalu bermain-main sewaktu di ibu kota.
Tapi seorang putri bangsawan haruslah belajar.
Bangsawan yang pintar tentu lebih baik daripada bangsawan yang bodoh.

「Tapi ayahandaku keterlaluan. Dia sama sekali tidak mengizinkan aku keluar rumah.」

「Apa boleh buat, toh waktu di ibu kota kau sama sekali gak belajar.」

「Kuharap setidaknya sesekali aku boleh beristirahat.」

「Kalau begitu, aku akan memberikanmu puding supaya kau terus semangat belajar.」

Untuk sekarang, kuarahkan Noa menuju tempat duduknya.
Kalau dibiarkan begitu saja, mungkin dia akan terus berkeliaran di dalam toko, jadi aku meminta dia duduk.
Tapi meski dalam keadaan duduk, dia terus memutar-mutar kepalanya untuk mengamati seisi toko.

「Sebenarnya masih belum waktunya, tapi kau mau makan sesuatu selain puding?」

「Tidak apa-apa?」

「Ya. Hampir semua makanan di sini gampang dibuat, jadi kami bisa lumayan cepat menghidangkannya untukmu. Ah, tapi kau cuma boleh dapat satu porsi puding. Stok kami gak banyak.」

Noa pun meminta seporsi puding, piza ukuran kecil, dan jus Oren.

「Kenapa tokonya tidak dibuka saja?」

「Sebentar lagi.」

Aku pun memberi penjelasan singkat tentang situasi kemarin.

「Itu memang wajar. Setelah orang mencobanya, mereka pasti akan menyebarkannya pada orang lain.」

「Tapi jumlah pelanggan sebanyak itu benar-benar di luar perkiraan.」

「Yuna-san terlalu naif. Hanya orang naif yang meremehkan kekuatan puding ini. Andai saja kamu bisa melihat situasi ruang makan saat puding dihidangkan di festival ulang tahun Yang Mulia Raja.」

Dia menyendok pudingnya, menunjuk diriku dengan sendoknya, lalu memasukkan sendok itu ke mulutnya.

「Aku mendengar sedikit dari Raja, katanya banyak yang meminta dipertemukan dengan koki pembuatnya.」

「Sudah pasti begitu. Saat puding pertama dihidangkan, semua orang bingung pada makanan yang baru pertama kali mereka lihat. Tapi setelah Yang Mulia Raja merekomendasikannya, mereka semua pun mencobanya, lalu situasi menjadi heboh seketika.」

Waduh, sepertinya lebih mengerikan dari yang kudengar sebelumnya.

「Tidak ada yang pernah menyantap makanan seenak itu. Suasana menjadi sangat heboh. Tidak ada yang tahu cara membuatnya atau bahan yang digunakan. Tidak ada satu pun bangsawan yang bisa mengerti, meskipun mereka selalu menyantap hidangan berkelas.」

Bisa seheboh itu hanya karena puding.

「Tapi Yang Mulia Raja tidak bersedia memberitahu cara membuatnya atau siapa pembuatnya. Tentu saja aku mengetahuinya, jadi bagiku situasi saat itu terasa lucu.」

「Bukankah akan berbahaya?」

「Apanya?」

「Kalau mereka tahu puding dijual di sini, bisa saja mereka datang ke sini dan memaksa kami untuk memberitahu resepnya.」

Kalau seperti itu, anak-anak bisa berada dalam bahaya.

「Kurasa tidak akan terjadi apa-apa. Waktu itu Yang Mulia Raja berkata, "Yang membuat makanan ini adalah sahabat karibku. Makanan ini akan segera dijual di tempat tertentu. Kalau ada yang berani merusak toko atau menyakiti orang-orang yang terlibat di dalamnya, aku pasti akan menghukumnya. Dan jangan kira kalian bisa bebas meskipun kalian hanya menyuruh orang lain untuk melakukannya." Kira-kira begitu.」

Berarti Raja mengatakan pada semua bangsawan yang hadir bahwa aku adalah sahabat Raja?

「Dan ayahandaku diperintah langsung oleh Raja untuk melindungi Yuna-san, jadi kamu bisa langsung memberitahu ayahanda kalau terjadi sesuatu.」

Aku sudah disokong oleh Raja dan Lord ya?
Kalau memikirkan keselamatan anak-anak, ini merupakan perlindungan terbaik.
Aku akan menerima gelar sahabat karib Raja dengan senang hati.
Lagi pula gelar itu bukan sesuatu yang bisa kukembalikan meskipun aku tidak menginginkannya.

Setelah berbincang sebentar dengan Noa, sepertinya di luar mulai agak berisik.
Saat aku keluar untuk memeriksanya, di luar sudah ada beberapa orang yang berkumpul.

「Ada apa?」

Aku bertanya pada Rulina-san.

「Setelah aku memberitahu mereka bahwa toko akan buka di waktu makan siang, mereka bilang ingin menunggu di sini saja.」

Oh begitu.
Waktu buka toko masih sekitar 30 menit lagi.
Tidak aneh rasanya kalau ada beberapa pelanggan yang ingin mengantre.

「Rulina-san, tolong atur para pelanggan supaya mengantre dalam 2 barisan. Jangan sampai ada yang merusak barisan atau memotong antrean.」

「Tidak apa-apa?」

「Selama gak membuat masalah, gak apa-apa. Tapi akan merepotkan Rulina-san.」

「Tidak apa-apa. Cuma perlu mengatur mereka menjadi 2 barisan, 'kan?」

「Ya, terima kasih atas bantuanmu.」

Belajar dari situasi kemarin, kami makan siang bersama sebelum waktu buka.
Saat waktu buka toko tiba, ada sekitar 30 orang yang mengantre.
Berkat Rulina-san, tidak ada masalah yang muncul.
Jumlah puding yang telah dipersiapkan adalah 100 porsi, dan satu orang hanya boleh membeli satu porsi.
Setelah mendengarkan cerita Noa, kukira banyak orang yang akan memesan puding, tapi sebagian besar pelanggan yang mengantre lebih memilih memesan hamburger dan piza, mungkin karena sudah waktunya makan siang.

「Kerja yang bagus!」

Aku memberikan kata-kata penghargaan pada Rulina-san dan Gil.
Pekerjaan mereka untuk hari ini telah selesai dan mereka duduk di tempat yang telah kusediakan.

「Benar-benar ramai ya.」

Begitu waktu buka toko tiba, pelanggan yang tadi sempat pulang datang bersamaan dengan pelanggan yang sudah tahu sejak awal tentang perubahan waktu buka, jadi toko terasa penuh sesak.

「Piza dan hamburger ini memang benar-benar enak!」

「…」

Di depan Rulina-san, Gil sedang makan tanpa bersuara.
Setidaknya aku tahu kalau dia tidak membenci makanannya.

「Katakan padaku kalau kalian masih mau lagi. Semuanya boleh kalian pesan lagi kecuali puding.」

「Ternyata ini toh puding yang digosipkan itu. Kudengar dari Helen-san bahwa ini sangat enak.」

「Sebagian laki-laki mungkin gak menyukainya karena rasanya yang manis.」

「Tidak masalah. Ini enak.」

Gil memberi komentar setelah melahapnya.

「Ya, ini enak. Dan lebih enak lagi karena kami bisa menikmatinya selama seminggu.」

「Kalian boleh-boleh saja bekerja tetap di sini. Ada banyak pekerjaan yang kuingin bisa Rulina-san kerjakan.」

「Tawaranmu benar-benar menggoda. Tapi aku masih ingin melanjutkan karirku sebagai petualang.」

「Bicara soal petualang, bagaimana dengan Deborane?」

「Ah, dia ya. Aku berencana untuk lepas dari mereka. Toh aku cuma anggota sementara. Gil, apa yang akan kau lakukan?」

「Aku belum memutuskan.」

「Aku juga ingin mempekerjakanmu di toko, Gil.」

「Aku cuma bisa bertarung.」

「Itu sudah cukup kok. Kau bisa menjadi penjaga. Selain itu ada anak-anak yang ingin menjadi petualang, jadi kuingin kau bisa mengajari mereka berbagai teknik untuk menjadi petualang.」

Mungkin akulah penyebab kenapa beberapa anak ingin menjadi petualang.
Aku yang membantu anak-anak di panti asuhan merupakan seorang petualang, jadi sepertinya beberapa anak ingin menjadi sepertiku.
Mereka ingin menjadi lebih kuat demi melindungi panti asuhan.
Bu ketua sama sekali tidak merasa keberatan soal itu. Bu ketua bilang bahwa banyak anak-anak dari panti asuhan yang berakhir menjadi petualang karena mereka tidak memiliki tempat lain untuk mencari penghasilan saat mereka dewasa.
Tapi sekarang mereka memiliki pilihan tempat lain untuk mencari penghasilan. Jadi sebenarnya aku tidak ingin mereka melakukan sesuatu yang berbahaya.

「Aku juga berharap anak-anak bisa terlindungi meskipun aku sedang gak ada di sini, jadi aku punya banyak pekerjaan untukmu.」

「Aku akan memikirkannya.」

Kukira dia akan langsung menolak tawaranku, jadi aku cukup kaget saat dia menjawab begitu.
Kukira dia akan bilang, 『Aku lebih cocok menjadi petualang.』

「Pikirkan pelan-pelan saja. Gak perlu terburu-buru.」

Untuk saat ini mereka berdua masih belum menerima tawaran perekrutan dariku, tapi ini bukan masalah yang mendesak, jadi tidak masalah.

Hari ke-2 pembukaan toko berjalan dengan lancar, dan tibalah saatnya menutup toko.
Pelanggan yang datang terlambat tidak bisa membeli puding, dan aku bisa melihat mereka pulang dengan wajah kecewa.
Yang menjadi masalah adalah jumlah pasokan telur.
Kalau jumlah telur sudah lebih banyak, aku ingin menambah menu roti lapis. Kalau ada menu roti lapis, maka wajib ada roti lapis telur (Aku jadi ingin memakannya).

Omong-omong, Noa sudah diseret keluar oleh seorang butler.
Ternyata dia melarikan diri saat sedang belajar.
Noa menangis dan meminta bantuanku, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Soalnya sang butler tampak menakutkan.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar