03 Mei 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 83

Bab 83 – Kuma-san Mendaki Gunung

「Kau benar-benar akan pergi?」

Tilmina-san tampak khawatir.
Aku memberi tahu Tilmina-san dan Fina di panti asuhan bahwa aku akan pergi ke laut dengan menyeberangi gunung.

「Iya, aku ingin melihat laut. Soal toko akan kuserahkan pada kalian ya.」

Tanpa harus kuminta pun, sebenarnya toko ini sudah diurus sepenuhnya oleh Tilmina-san dan Morin-san. Tidak akan ada masalah meskipun aku tidak ada di sini.
Untuk membuktikan hal tersebut, aku sudah berangsur-angsur mengurangi frekuensi kedatanganku ke toko.

「Serahkan pada kami. Tapi pegunungan Erezent itu curam lho.」

「Kalau tampaknya bakal berbahaya, aku akan kembali. Tapi seharusnya gak akan ada masalah selama ada Kumayuru dan Kumakyuu.」

「Yuna-oneechan…」

Fina juga tampak khawatir.

「Gak perlu khawatir. Aku akan meneleponmu begitu aku tiba di sana.」

Aku mengeluarkan 2 buah nendoroid Kuma seukuran telapak tangan dari Box Kuma dan memberikan salah satunya pada Fina.

Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 4 Bab 83 Bahasa Indonesia

「Apa ini?」

「Ini Kumaphone untuk menelepon ke mana saja. Ini adalah peralatan sihir yang bisa membuat kita saling berbicara meskipun terpisah jarak yang jauh.」

Setelah membasmi 10.000 ekor monster di ibu kota, levelku bertambah sehingga aku mendapatkan 2 skill baru.
Skill pertama adalah membuat Kumaphone untuk berkomunikasi di mana saja dengan hanya mengalirkan kekuatan sihir.
Ini adalah perangkat komunikasi yang bukan menggunakan gelombang radio melainkan kekuatan sihir.
Skill kedua berkaitan dengan makhluk panggilan Kuma.
Skill yang kudapat kali ini bisa mengubah ukuran makhluk panggilan Kuma-ku menjadi lebih kecil.
Bagaimana aku harus memanfaatkan Kumayuru dan Kumakyuu kecil? Apakah bisa kujadikan sebagai anjing penjaga saat aku menginap di penginapan? Atau sebagai bantal?
Kalau sebagai bantal, sepertinya lebih mantap dengan ukuran mereka yang besar.
Kadang-kadang aku menggunakan skill ini saat aku sedang bersantai di rumahku, tapi aku sama sekali belum menemukan kegunaannya.
Mungkin ini adalah skill yang bertujuan untuk menghilangkan penat dengan memandangi Kuma kecil?
Kuma kecil memang benar-benar imut sih.

「Kalau ada sesuatu dan kau ingin berbicara padaku, cukup alirkan saja kekuatan sihirmu pada benda itu, maka kita bisa saling berbicara melalui Kumaphone.」

Saat aku berusaha memberikan penjelasan dengan wajah yang serius,

「…Yuna-oneechan. Tidak mungkin bisa berbicara dengan orang lain yang jaraknya jauh. Tidak perlu berbohong seperti ini demi menghibur saya, saya bukan anak kecil lagi.」

Dia marah dan menggembungkan pipinya.
Hmm, apakah dia tidak mempercayaiku?
Lagi pula, 10 tahun masih terhitung anak kecil, 'kan?

「Yuna-chan, di ibu kota mungkin ada peralatan sihir semacam ini, tapi tetap saja rasanya terlalu mengada-ada.」

Apakah ini termasuk benda langka?
Padahal cuma seperti fungsi chatting kalau di dalam game.

「Kalau begitu, ayo kita tes saja supaya kalian mengerti. Aku akan menghubungi Kumaphone yang kau pegang, angkat ya.」

Meskipun aku mengatakan itu, sebenarnya ini juga pertama kalinya aku menggunakan alat ini.
Aku tidak memiliki siapa pun untuk mencobanya, dan aku juga tidak mungkin mencobanya sendirian.
Aku tidak tahu bagaimana kedua Kumaphone ini bisa saling terhubung.
Apakah akan berdering kalau memulai panggilan?
Hal tersebut akan diketahui setelah mencobanya, jadi aku mengalirkan kekuatan sihirku pada Kumaphone dan berharap di dalam hati supaya bisa terhubung dengan Kumaphone yang ada dalam genggaman Fina.
Sekejap kemudian, Kumaphone Fina mulai berdering.

「Kuun, kuun, kuun, kuun, kuun.」

Suara Kuma?
Nada deringnya seperti itu?
Bukankah itu terdengar aneh?
Bisakah aku mengubah nada deringnya layaknya mengubah nada dering ponsel?

「Yu-yuna-oneechan, apa yang harus saya lakukan dengan benda ini?!」

Fina panik sambil terus mengamati Kumaphone yang berdering di tangannya.

「Coba alirkan kekuatan sihirmu ke benda itu, seperti mengaktifkan sakelar.」

Saat Fina mengalirkan kekuatan sihirnya, suara Kumaphone pun berhenti.

「Kalau begitu, aku akan menjauh.」

Aku menjauh sekitar 10 meter dari Fina.

「Fina, kau bisa mendengarku?」

Aku mulai berbicara melalui Kumaphone.

『Yuna-oneechan?』

Aku bisa mendengar suara Fina keluar dari mulut Kumaphone.

「Kau bisa mendengar suaraku?」

『Ya, saya bisa mendengarnya.』

「Kalau begitu aku akan menjauh sedikit lagi.」

Aku semakin menjauh dari Fina.

「Fina, kau masih bisa mendengarku?」

『Saya bisa mendengarnya dengan jelas.』

『Yuna-chan, apakah peralatan sihir ini benar-benar bisa digunakan untuk komunikasi jarak jauh?』

「Aku gak tahu seberapa jauh jarak maksimalnya, tapi kurasa kita masih bisa berbicara meskipun terpisah jarak yang sangat jauh.」

Sepertinya sih begitu.
Aku belum pernah menggunakannya, jadi aku belum tahu jarak maksimalnya secara persis.

「Kalau begitu, sekarang aku akan memutuskan koneksi, selanjutnya coba Fina hubungi aku.」

『Ya, saya akan mencobanya.』

Kuputuskan koneksi Kumaphone, lalu kutunggu panggilan dari Fina. Sesaat kemudian Kumaphone-ku berdering.

「Kuun, kuun, kuun, kuun, kuun.」

Ugh, aku tidak menyukai nada deringnya.
Nada dering berupa bunyi sintesis atau musik normal pastilah akan dianggap aneh di dunia ini, tapi kalau aku bisa memasukkan suara, aku ingin memasukkan suara Fina sebagai nada deringnya.
「Onee-chan, ada panggilan. Onee-chan, ada panggilan.」 begitulah kira-kira.
Nanti akan kuperiksa lagi secara seksama apakah aku bisa mengubah nada deringnya atau tidak.
Saat aku mengalirkan kekuatan sihirku pada Kumaphone, suaranya pun berhenti.

『Anu, Yuna-oneechan, bisakah mendengar saya?』

「Ya, aku bisa mendengarmu.」

Dengan ini sudah dipastikan bahwa kedua belah pihak dapat terhubung dengan lancar.
Setelah ini, yang perlu dicari tahu hanyalah jarak jangkauannya, tapi aku tidak bisa memeriksanya sekarang.
Apakah aku harus pergi ke ibu kota untuk memeriksanya?

「Kalau begitu aku akan kembali ke sana.」

Aku memutuskan koneksi dan kembali ke lokasi Fina berada.

「Yuna-oneechan, Kuma-san ini luar biasa!」

Dia memegang alat komunikasi Kuma dengan begitu hati-hati.

「Dengan ini, kita bisa saling berbicara di mana pun kita berada, 'kan?」

「Ya.」

「Ini benar-benar luar biasa. Kita bisa berbicara dengan orang yang jaraknya jauh.」

「Tilmina-san juga silakan hubungi aku kalau ada sesuatu. Kalau memungkinkan, aku akan segera kembali ke sini.」

Aku memiliki Gerbang Perpindahan, jadi aku bisa kembali ke sini dalam sekejap.

「Baiklah. Tapi apakah tidak masalah kalau kami menerima peralatan sihir sehebat ini?」

「Gak masalah. Gak ada gunanya kalau aku menyimpan kedua alat ini untukku sendiri.」

Kalau kedua alat ini ada padaku, aku malah akan menjadi anak menyedihkan yang memainkan 2 alat komunikasi sendirian.

「Tapi kalau kau memiliki alat seperti ini, kenapa tidak kau berikan pada teman atau keluarga di kampung halamanmu?」

Kata-kata Tilmina-san menusuk hatiku.
Teman… Apakah rasanya enak?
Keluarga… Di mana mereka?

「Yuna-chan, ada apa?」

Dia khawatir melihatku yang tiba-tiba berpose orz.
Aku mencoba berdiri dengan mengerahkan seluruh kekuatanku.

「Gak apa-apa. Silakan kalian gunakan peralatan sihir itu sepuasnya. Aku gak bisa menggunakannya untuk menghubungi daerah asalku karena jaraknya terlalu jauh dari sini.」

「Begitukah? Maaf ya.」

Tilmina-san mungkin menyadari sesuatu soal masa laluku, jadi dia berhenti membahasnya.

「Jadi, Fina, gak usah terlalu dipikirkan dan terima saja, oke?」

「Ya. Tapi Yuna-oneechan harus jaga diri baik-baik ya.」



Keesokan paginya, aku berangkat menuju pegunungan Erezent dengan menunggangi Kumayuru.
Ini pertama kalinya aku bepergian seorang diri setelah sekian lama.
Aku terus melaju menuju pegunungan.
Aku bisa melihat jelas pegunungan itu dari sini. Puncaknya berwarna putih tertutupi salju.
Kostum Kuma memiliki fungsi tahan dingin, jadi seharusnya aku tidak akan kedinginan.
Kumayuru meninggalkan kota dan terus berlari mengikuti jalan.
Petaku terus diperbaharui secara otomatis sepanjang perjalanan menuju pegunungan.

「Besarnya.」

Sambil terus berada di atas Kumayuru, aku tiba di jalur masuk pendakian gunung.
Saat melihat sekeliling, aku melihat jalan sempit.
Kudengar memang ada jalan di sini, tapi jalan ini terlalu sempit dan hanya sedikit lebih besar untuk dilewati Kumayuru.
Kalau begitu, haruskah kita mendaki sekarang?
Kumayuru pun mulai mendaki gunung.
Banyak terdapat pepohonan di kaki gunung, tapi semakin lama semakin berkurang seiring tingginya pendakian.
Kumayuru terus mendaki tanpa kendala.
Aku melihat reaksi monster melalui sihir deteksi, tapi jaraknya jauh dan tidak ada yang mau mendekat.
Setelah beberapa saat mendaki, aku mencapai lokasi turunnya salju, dan aku bisa melihat tumpukan salju di bawah kakiku.
Aku tidak merasakan dingin berkat kostum Kuma.
Tumpukan salju semakin meninggi, tapi Kumayuru terus berlari di atas salju tanpa masalah.
Selagi mendaki gunung bersalju, aku melihat seekor Wolf berwarna putih.
Snow Wolf.
Wolf dengan bulu putih yang menutupi tubuhnya.
Apakah bulu putih itu cocok dijadikan oleh-oleh untuk Fina?
Selagi aku memikirkan itu, Snow Wolf tersebut langsung melarikan diri saat melihatku.
Dia tidak menyerangku karena ada Kumayuru di sini.
Sebenarnya aku menginginkan bulunya, tapi aku juga tidak ingin repot-repot mengejarnya.
Di pegunungan ini ada 3 jenis monster yang bisa ditemui.
Snow Wolf, Yeti, dan Snow Daruma.
Yeti adalah monster berwujud manusia gua berbulu dan cenderung tidak agresif. Selama kau tidak menyerangnya duluan, situasi akan aman-aman saja.
Yang merepotkan adalah Snow Daruma. Makhluk yang terbuat dari salju yang berkumpul pada batu sihir es.
Bentuknya seperti manusia salju tanpa tangan dan kaki.
Metode menyerang yang mereka pakai juga monoton, hanya menabrakkan tubuhnya ke arah musuh atau meniupkan salju dari mulutnya.
Karakteristik spesial Snow Daruma adalah kebal terhadap serangan fisik.
Kalau Kumayuru atau aku menyerang mereka dengan serangan fisik, tubuh mereka hanya akan hancur, tapi salju di sekitarnya akan segera terkumpul sampai kondisi mereka kembali seperti sedia kala.
Cara mengalahkannya adalah mencairkan saljunya dengan sihir api.
Itulah sebabnya aku menembakkan bola api ke arah Snow Daruma.
Saat bola api dariku mengenainya, saljunya menguap dan hanya menyisakan sebuah batu sihir es.
Batu sihir es ini bisa digunakan untuk kulkas atau freezer.
Banyak kegunaan yang bisa didapat dari batu sihir es, jadi aku mengutipnya tanpa ragu.

Saat pendakian gunung sepertinya berjalan dengan lancar, tiba-tiba datanglah badai salju.
Haruskah aku beristirahat sampai badai salju ini berhenti?
Aku dan Kumayuru sebenarnya tidak masalah, tapi jarak pandang kami menjadi terlalu buruk.
Perjalanan kali ini bukanlah sesuatu yang membuatku harus terburu-buru, jadi aku mencari lokasi terdekat untuk beristirahat.

Selagi mendaki gunung untuk mencari tempat beristirahat, Kumayuru bereaksi terhadap sesuatu.
Mungkin ada monster, jadi aku menggunakan sihir deteksi.
Tidak ada reaksi monster dari sihir deteksi.
Di luar dugaan, yang terdeteksi adalah reaksi 2 manusia.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar