06 Mei 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 84

Bab 84 – Kuma-san Menyelamatkan Orang

Ada orang lain yang terjebak di badai salju ini.
Mungkin mereka adalah petualang sepertiku.
Apakah mereka ke lokasi ini untuk berburu monster?
Mungkin akan merepotkan kalau mereka tak sengaja menyerangku karena terkejut melihat Kumayuru, jadi awalnya kuputuskan untuk menjauhi mereka, tapi mereka sama sekali tidak bergerak saat kuperhatikan melalui sihir deteksi.
Apakah mereka sedang berkemah darurat di situ?
Memang tidak mungkin bergerak saat keadaan badai salju begini.
Mungkin di situ ada gua dan mereka sedang berlindung di dalamnya.
Apakah lebih baik aku melanjutkan perjalananku saja?
Setelah berpikir masak-masak, akhirnya kuputuskan untuk menghampiri mereka.

Badai salju semakin lama semakin menguat.
Sambil terus menggunakan sihir deteksi, aku pun tiba di titik reaksi mereka berada.
Aku tidak melihat ada gua, batu besar, atau apa pun yang bisa dijadikan tempat berlindung. Juga tidak ada penampakan orang lain di sini. Tapi sihir deteksi masih memperlihatkan reaksi.
Satu-satunya kemungkinan yang bisa kusimpulkan adalah mereka terkubur di bawah tumpukan salju.
Bukankah ini benar-benar gawat?
Aku memerhatikan tumpukan salju di sekitarku.
Kumayuru yang pertama bereaksi. Saat aku melihat ke arah dia memandang, aku bisa melihat tas yang terkubur sebagian di salju.
Aku segera bergegas dan menggali salju di titik tersebut. Aku pun menemukan seorang pria dan seorang wanita yang sedang tergeletak sambil berpelukan.

「Kalian gak apa-apa?!」

Aku meniup salju yang masih menutupi mereka menggunakan sihir angin, lalu kuguncang-guncangkan tubuh mereka.
Mereka berdua tidak sadarkan diri, tapi masih bernafas.
Aku mencari tempat untuk berlindung dari salju, untunglah aku menemukan sebuah gua kecil tidak jauh dari sini.
Tapi gua tersebut masih belum cukup besar untuk melindungi kami dari salju.
Ya sudah, tinggal kuperbesar saja.
Aku memanggil Kumakyuu dan meminta para Kuma untuk mengangkut dua orang yang tidak sadarkan diri.
Aku mendekati gua kecil tersebut dan memperbesar ukurannya menggunakan sihir dengan hati-hati demi mencegah longsoran salju.
Setelah gua tersebut cukup besar, aku mengeluarkan Kuma House versi praktis yang pernah kugunakan saat dalam perjalanan menuju ibu kota.
Aku membawa mereka masuk ke Kuma House dan membaringkan mereka di atas sofa.
Aku mengeluarkan selimut untuk menghangatkan tubuh mereka yang begitu dingin.
Tapi sepertinya masih terasa dingin, jadi aku juga menaikkan suhu ruangan Kuma House.
Bagian dalam Kuma House pada dasarnya tidak terasa dingin atau pun panas. Rumah ini dirancang untuk terus mempertahankan suhu yang stabil. Jadi aku menggunakan batu sihir api untuk menghangatkan tubuh dua orang yang sangat kedinginan tersebut.
Sekarang aku tinggal menunggu mereka siuman.
Selagi menunggu, lebih baik aku makan dulu.
Aku pun beranjak ke dapur dan menyiapkan makanan dan minuman hangat. Saat kembali ke ruangan semula, tubuh wanita tersebut mulai bergerak dan dia perlahan membuka matanya.

「I-ini di mana?」

「Sudah bangun?」

Wanita tersebut mengamati seisi ruangan dan akhirnya menatapku.

「…Kuma? …Kau siapa?」

「Aku Yuna, petualang. Aku menemukan kalian berdua tergeletak di pegunungan bersalju, kau bisa mengingatnya?」

Wanita itu berpikir sejenak, lalu tiba-tiba berteriak karena mengingat sesuatu.

「Damon!」

「Lelaki yang bersamamu sedang berbaring di sana.」

Aku menunjuk sofa yang ada di sebelahnya.
Wanita itu tampak lega setelah melihat lelaki itu masih bernafas.

「Syukurlah. Apakah kau yang menolong kami?」

「Cuma kebetulan. Aku menemukan kalian tergeletak di salju.」

「Terima kasih banyak. Namaku Lanya. Dan lelaki itu Damon, suamiku.」

Dia menundukkan kepalanya.
Mungkin usianya sekitar 25 tahun?
Aku tidak sepenuhnya yakin sih, soalnya ada orang yang seperti Ellelaura-san.
Aku pun memberikan susu hangat pada Lanya-san.

「Jadi kenapa kalian ada di lokasi itu?」

「Kami sedang dalam perjalanan dari Mireera menuju Crimonia.」

「Kalau gak salah, Mireera adalah kota yang ada di balik gunung ini, 'kan?」

Kota yang berbatasan dengan laut.
Kota itulah yang menjadi tujuan perjalananku.

「Iya, benar. Kami sedang dalam perjalanan untuk membeli makanan di Crimonia yang ada di balik gunung, tapi kami kehabisan tenaga di tengah perjalanan.」

「Makanan? Kenapa kalian mesti menyeberangi gunung bersalju hanya untuk mendapat makanan?」

「Sepertinya berita belum sampai ke Crimonia ya?」

Kata Lanya-san dengan raut wajah yang sedih.

「…?」

「Kira-kira sebulan yang lalu, seekor monster muncul di laut.」

「Monster?」

「Petualang bilang bahwa itu adalah Kraken. Kraken tersebut muncul di dekat pelabuhan dan menyerang kapal-kapal, jadi tidak ada yang bisa masuk atau pun keluar.」

Di game, Kraken adalah bos monster untuk event di laut.
Monster berwujud cumi-cumi.
Kelemahannya adalah elemen api dan listrik, tapi kekuatan elemen api berkurang menjadi setengahnya karena berada di laut, dan daya serang elemen listrik memang kuat, tapi bisa menjadi senjata makan tuan yang menyerang dirimu sendiri dan rekan-rekanmu bila seranganmu meleset.
Pada event ini petarung jarak dekat menjadi tak berguna sementara para penyihir sungguh berperan besar.
Aku juga ikut berpartisipasi, dan masih jelas di ingatanku bahwa melawan monster itu sangat merepotkan.

「Oleh karena itu, nelayan di kota kami tidak bisa lagi menangkap ikan. Tentu saja itu menjadi pukulan telak bagi kota yang sangat bergantung pada hasil tangkapan ikan. Ikan tidak bisa didapat. Bahan makanan dari luar kota tidak bisa masuk. Yang tersisa hanyalah ikan dari perairan dangkal, dan itu pun sudah dimonopoli oleh sebagian orang.」

「Dimonopoli… Memangnya gak ada yang protes?」

「Dalang utamanya adalah Guild Komersial, jadi tidak ada yang berani memberontak. Kalau berani melawan, kami tidak akan bisa membeli kebutuhan untuk seterusnya.」

「Apakah gak ada Guild Petualang di kotamu? Kenapa gak mengumpulkan orang untuk mengalahkan Kraken?」

Lanya-san menggelengkan kepalanya.

「Di kota kami ada Guild Petualang, tapi tidak ada petualang yang cukup kuat untuk mengalahkan Kraken.」

Bahkan di event pun Kraken merupakan monster boss-class.
Kalau di dunia ini, harus setinggi apa rank-mu untuk bisa mengalahkannya?
Selagi aku berpikir tentang Kraken, Damon yang berbaring di sofa mulai bergerak.

「Damon, kau baik-baik saja?」

Lanya-san menghampirinya, wajahnya tampak khawatir.

「Lanya? Kita…」

「Petualang Yuna-san sudah menolong kita.」

Damon mencoba bangun lalu menatapku.

「Kuma?」

Reaksi mereka sama persis.

「Damon, itu tidak sopan.」

「Ah, maafkan aku. Terima kasih sudah menolong kami. Jadi, di mana ini?」

「Di rumahku.」

「Kami benar-benar terselamatkan…」

Aku menghangatkan susu di dapur lalu memberikannya pada Damon.

「Terima kasih, aku sangat tertolong.」

Dia menerimanya dan langsung meneguknya.
Mereka berdua sudah mulai tenang, jadi kami melanjutkan perbincangan.

「Lalu kenapa kalian ada di pegunungan? Kudengar ada jalan di sepanjang pesisir, meskipun jarak tempuhnya menjadi lebih jauh.」

「Beberapa saat setelah kemunculan Kraken, para perampok juga mulai bermunculan di jalan sepanjang pesisir.」

「Meskipun mengalahkan Kraken sepertinya mustahil, bukankah para petualang seharusnya bisa mengatasi kemunculan perampok?」

Mereka berdua menggelengkan kepala.

「Para petualang rank tinggi sudah terlanjur disewa sebagai pengawal oleh orang-orang yang melarikan diri dari kota.」

「Yang tersisa di kota hanyalah petualang rank rendah…」

Kraken tidak bisa dikalahkan. Perampok juga tidak bisa diatasi.
Seharusnya petualang rank tinggi mesti melakukan sesuatu sebelum mereka meninggalkan kota.

Yang bisa kusimpulkan dari cerita mereka berdua adalah, akibat kemunculan Kraken, mereka tidak bisa menangkap ikan di laut dan pasokan dari kota-kota lain pun tidak bisa masuk. Satu-satunya jalan alternatif juga tidak bisa dilewati karena adanya perampok. Dan sayangnya para petualang yang tersisa tidak berguna.
Ditambah lagi, sebagian orang memonopoli hasil ikan di perairan dangkal.

「Bagaimana dengan gunung? Laut bukan satu-satunya sumber makanan, 'kan?」

Kalau ada Wolf di gunung, seharusnya ada binatang lain yang bisa ditemui, dan masih banyak lagi jenis makanan yang bisa dicari di gunung.

「Ya, kami bisa mendapat sedikit makanan dari gunung. Tapi jumlahnya terbatas, dan untuk mendapatkannya harus membayar dengan harga yang tinggi.」

「Pelabuhan lain seharusnya tahu soal lautan Mireera yang sedang diserang Kraken. Apakah negara gak melakukan apa pun?」

Meskipun bukan ibu kota kerajaan, kurasa sudah sewajarnya pasukan nasional dikerahkan untuk mengalahkan Kraken.

「Kota kami tidak termasuk dalam wilayah negara mana pun, jadi tidak ada pihak yang bersedia mengalahkan Kraken.」

「Begitukah?」

「Kudengar kota kami merupakan kota yang dibangun oleh orang-orang yang melarikan diri di masa peperangan.」

Tidak ada petualang, tidak ada bantuan dari negara, bukankah ini sudah sekakmat?
Hmm… Bagaimana ya?
Aku? Aku tidak akan melawan Kraken.
Bagaimanapun, Kuma tidak bisa bertarung di lautan.

「Apa rencana kalian selanjutnya?」

「Kalau memungkinkan, kami akan pergi ke Crimonia.」

「Setelah itu, kalian sanggup kembali ke Mireera?」

Mereka bahkan tidak mampu mencapai kota tujuan mereka.
Kemungkinan mereka sangat kecil untuk bisa kembali dengan melewati jalur yang sama.

「Itu…」

「Tapi kalau kami tidak pergi, ada anak-anak, ayah, dan ibuku yang menunggu dalam keadaan lapar.」

Mereka berdua menjawab dengan suara yang begitu pelan.
Mungkin mereka mengingat perjalanan yang telah mereka tempuh untuk sampai ke titik ini.
Meskipun mulut mereka berkata ingin melanjutkan perjalanan, tapi pikiran mereka masih mengingat bahwa mereka hampir kehilangan nyawa karena terkubur di bawah salju.
Aku tidak bisa membiarkan mereka pergi, karena aku pasti akan merasa tidak enak kalau mereka mati di tengah perjalanan.
Untuk makanan, aku memiliki sekitar 5.000 ekor Wolf dan banyak tepung untuk membuat roti dan piza.
Stok makanan yang kusimpan terlalu banyak sampai-sampai rawan membusuk. (Yah, meskipun tidak akan membusuk.)

「Anu, jadi sebenarnya ini di mana?」

「Di pegunungan bersalju.」

「「Eh?!」」

Mereka berdua terkejut.
Yah, wajar saja mereka terkejut kalau kukatakan ada sebuah rumah di pegunungan bersalju.

「Kita berada di dalam gua dekat lokasi kalian pingsan.」

「Benarkah?」

「Kalau kalian pikir aku bohong, periksa saja ke luar.」

Mereka berdua pun keluar dari Kuma House.
Lalu mereka masuk kembali sesaat kemudian.

「Kenapa bisa ada rumah di gua seperti ini?」

「Anggap saja karena sedikit sihir.」

「Hal semacam itu…」

「Aku berani datang ke gunung bersalju ini karena mampu melakukan hal semacam itu.」

Kalau tidak ada Perlengkapan Kuma, aku tidak akan mendaki gunung bersalju ini.
Sudah pasti aku tidak akan sanggup.
Kostum Kuma, makhluk panggilan Kuma, Kuma House, Box Kuma.
Perlengkapan Kuma yang sangat berguna.

「Omong-omong, kalau soal makanan, aku punya cukup banyak, jadi aku bisa memberikan sebagian untuk kalian.」

「Benarkah?! Kami akan sangat terbantu kalau kau bersedia memberikannya, tapi…」

「Yah, tapi aku punya beberapa permintaan untuk kalian.」

「Apakah soal uang? Tentu saja kami akan membayarnya. Seberapa banyak yang bisa kau jual dengan uang ini?」

Damon mengeluarkan sebuah tas kulit dan meletakkan uangnya di atas meja.
Koin-koin perak dan perunggu berserakan di atas meja.
Mungkin itu adalah semua uang yang bisa mereka kumpulkan dari rumah mereka.
Tapi bagiku uang sejumlah itu belum termasuk banyak.

「Mungkin jumlahnya sedikit, tapi hanya inilah uang kami yang tersisa. Kami akan sangat tertolong kalau kau bersedia menjual sebanyak mungkin pada kami.」

Damon menundukkan kepalanya.
Padahal dia tidak perlu menundukkan kepalanya serendah itu pada gadis muda sepertiku.
Yah, aku pasti akan menolak sih kalau dia meminta dengan angkuh.

「Aku gak butuh uang.」

Justru aku ingin mereka bisa mengurangi stok Wolf yang kupunya.

「Lalu apa permintaanmu?」

「Aku ingin kalian menjadi pemanduku di kota.」

「Cuma itu saja?」

「Untuk sekarang, cuma itu saja. Aku gak akan meminta yang aneh-aneh.」

Kalau tidak ada Kraken, sebenarnya aku ingin meminta mereka untuk merekomendasikan penjual ikan padaku.
Untuk sekarang, aku akan memikirkannya lagi setelah tiba di kota.

「Terima kasih.」

Wah, dia sampai berterima kasih setulus itu pada seorang anak yang berpakaian aneh.
Mungkin ini karena dia memang sudah sangat terdesak.

「Yang paling penting, kalian pasti sangat lelah, 'kan? Aku akan menyiapkan makanan, jadi beristirahatlah sehabis makan nanti. Kalau badai saljunya sudah berhenti, kita akan berangkat di pagi hari.」

Aku pun menyiapkan makanan hangat untuk mereka berdua.
Mereka berdua melahapnya sambil menitikkan sedikit air mata.
Mungkin mereka tidak cukup makan saat berada di kota.
Mendaki gunung dalam kondisi tubuh yang seperti ini sepertinya terlalu gegabah.
Sehabis makan, aku membimbing mereka ke kamar tidur di lantai dua.

Lalu aku pun beranjak ke kamar pribadiku dan terjun ke tempat tidur untuk menghilangkan penat hari ini.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar