28 Juni 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 89

Bab 89 – Kuma-san Pergi Menangkap Perampok

Soal Guild Komersial akan kuserahkan pada Atla-san, sementara aku melakukan persiapan untuk menangkap perampok.
Meski kusebut persiapan, sebenarnya aku hanya mengisi perutku.

「Nona, kau benar-benar akan menaklukkan para perampok itu?」

Si paman kekar bertanya padaku dengan wajah yang tampak cemas.
Mungkin tadi dia mendengar percakapanku dengan Guildmaster.

「Iya. Tapi sebelum itu, aku mesti menikmati sarapan Deiga-san yang enak.」

「Aku senang mendengarnya, tapi hal itu sungguh berbahaya bagi seorang gadis seperti Nona…」

「Gak masalah. Aku adalah seorang petualang, dan kau sudah melihat makhluk panggilanku ,'kan? Kalau bersama mereka, seharusnya gak akan butuh waktu lama.」

「Hmm. Kalau begitu, saat kau kembali nanti, aku akan membuatkan hidangan terbaik untukmu dengan bahan yang kumiliki saat ini.」

「Berarti aku harus cepat-cepat menyelesaikan urusanku dan segera kembali ke sini.」

Setelah keluar dari kota, aku memanggil Kumayuru.
Sekarang waktunya untuk mengalahkan perampok!
Aku bergegas menuju lokasi yang dianggap sebagai titik kemunculan perampok.
Aku menyusuri jalan sepanjang pesisir secepat laju kuda yang berlari.
Semilir angin dari laut terasa menyejukkan.
Kalau temperatur di sini lebih hangat, apakah cocok untuk berenang?
Mungkin Fina belum pernah melihat laut, jadi mungkin akan menyenangkan kalau kami semua bisa mengunjungi tempat ini bersama-sama di musim panas. Tapi sebenarnya aku juga belum pernah berenang lagi semenjak aku SD.
Yang tak kalah penting, apakah di antara para kenalanku ada yang bisa berenang?
Wajah orang-orang dari Crimonia terlintas di benakku, tapi kurasa tidak ada yang bisa berenang.
Yah, bermain di pantai saja sebenarnya sudah cukup menyenangkan. Soal masa depan biarlah menjadi urusan di masa depan, sekarang mari kita fokus untuk menyingkirkan para perampok.

Aku tidak tahu kapan para perampok itu akan muncul, jadi aku mesti mengaktifkan sihir deteksi.
Peta di daerah ini belum terisi, jadi yang bisa kulihat hanyalah peta berwarna hitam.
Setelah terus menyusuri jalan, akhirnya aku melihat reaksi 4 orang dari peta hitamku.
Perampok?
Ingin menyergap?
Apakah mereka akan mencoba menyerang seseorang yang sedang menunggangi Kuma?
Yah, kalau mereka adalah perampok, aku hanya perlu menangkap mereka dan mencari tahu lokasi tempat persembunyian mereka. Kalau bukan perampok, aku akan mengacuhkan mereka.

Selagi aku menyusuri jalan tanpa terlalu mengkhawatirkan tentang hal tersebut, aku bisa melihat beberapa orang di kejauhan.
Empat orang yang bergaya seperti petualang pun terlihat dari kejauhan.
Satu laki-laki dan tiga perempuan, sebuah party yang pasti membuat semua lelaki merasa iri.
Inikah party harem yang didambakan banyak orang?
Saat salah seorang dari mereka menyadari keberadaanku yang sedang menunggangi Kuma, mereka semua segera menghunuskan pedang dan tongkat masing-masing sembari memasang kuda-kuda.
Jangan-jangan mereka ingin menyerangku?
Saat aku pelan-pelan mendekati mereka, si lelaki yang berada di depan menghalangi jalanku.

「Bisa minggir sedikit?」

Aku bisa saja mengambil jalan di sebelah mereka, tapi tidak ada salahnya meminta mereka minggir terlebih dahulu.
Para petualang itu terus memperhatikan kami.

「Kuma apa itu?」

「Kuma milikku.」

「Tidak bahaya?」

「Selama kalian gak melancarkan serangan dengan tiba-tiba, gak akan masalah.」

「Kalau kau tidak berniat menyerang kami, kami juga tidak akan menyerangmu.」

Lelaki itu menurunkan pedangnya.
Anggota party lain yang melihatnya juga menurunkan senjata masing-masing.

「Tapi aku mesti memberikan peringatan untukmu, di depan jalan ini akan berbahaya karena ada perampok yang sering muncul.」

「Aku tahu kok. Aku memang berencana untuk menghabisi para perampok itu.」

「Kau serius?」

Dari belakang si lelaki, seorang perempuan berambut panjang yang memegang tongkat menanyaiku dengan ekspresi penuh keheranan.
Melihat dari pakaian dan senjatanya, sepertinya dia adalah seorang penyihir.

「Mereka bukanlah musuh yang bisa dikalahkan oleh seorang gadis sepertimu lho.」

「Gak apa-apa. Begini-begini aku juga seorang petualang, dan aku juga memiliki anak ini.」

Aku mengelus kepala Kumayuru.

「Tapi kalau kau memang ingin menangkap para perampok itu, lebih baik urungkan saja niatmu itu. Kami sudah mencari mereka selama beberapa hari ini, tapi kami tidak bisa menemukan mereka. Mungkin mereka sudah tidak ada di sini lagi.」

「Kalau memang benar begitu, baguslah. Tapi kalau ternyata mereka masih ada di sini, anak ini bisa menemukan mereka, jadi kami akan terus melanjutkan pencarian.」

Aku tidak perlu memberitahukan soal sihir deteksiku, jadi aku tidak mengatakannya pada mereka.

「Jadi, bisa kalian minggir sekarang?」

「Kuma ini benar-benar bisa menemukan para perampok itu?」

Penyihir perempuan itu bertanya padaku.

「Kalau perkiraan kalian tadi memang benar, mustahil kami bisa menemukan mereka. Tapi kalau mereka masih ada di sekitar sini, kami bisa menemukan mereka.」

Wanita itu berpikir sejenak setelah mendengar jawaban dariku.

「Boleh kami ikut denganmu?」

「Kalian mau ikut?」

「Ya. Kami berangkat untuk menangkap perampok, tapi sampai saat ini kami tidak mendapat petunjuk sedikit pun, jadi kami merasa berat hati untuk pulang sekarang.」

「Tomea?」

Tiba-tiba lelaki itu memanggil nama wanita tersebut.

「Tapi aku tidak salah, 'kan? Kita memang tidak bisa menemukan para perampok itu. Tapi mungkin kita bisa menemukan mereka kalau ada Kuma ini. Kalau begitu, sudah seharusnya kita menawarkan bantuan, 'kan?」

「Belum tentu kita bisa benar-benar menemukan mereka, 'kan? Apalagi kita tidak bisa menemukan mereka setelah mencari dengan susah payah.」

「Tidak apa-apa kalau sebentar saja, 'kan? Cuma untuk memastikan saja.」

「Tapi…」

「Bagaimana menurut kalian berdua?」

Wanita bernama Tomea itu bertanya pada 2 orang di belakangnya.

「Hmm. Makanan kita masih cukup, jadi aku bisa ikut bersamamu.」

Jawab si pendekar pedang wanita.

「Kalau kak Tomea bilang begitu, aku juga setuju.」

「Mereka berdua sudah setuju, bagaimana menurutmu, Blitz?」

「Baiklah. Aku juga ikut. Tidak mungkin aku sebagai lelaki satu-satunya sanggup menolak untuk pergi sementara 4 orang perempuan sudah bersedia pergi.」

Begitulah katanya dengan pasrah.

「Nah, kalau begitu, boleh kami ikut denganmu?」

「Kalian cuma akan menjadi beban, jadi aku gak mau.」

「Perkataanmu menusuk juga ya. Begini-begini, aku adalah petualang rank C lho, jadi kujamin tidak akan membebanimu.」

「Kalian semua rank C?」

「Aku dan lelaki ini rank C, tapi dua orang yang di belakang itu rank D. Omong-omong, boleh aku tahu rank-mu?」

「Aku rank D sih.」

「Kalau begitu, kurasa aku tidak akan membebanimu karena rank-ku lebih tinggi darimu.」

Malah jadi merepotkan begini.
Aku benar-benar tidak ingin orang lain melihat pertarunganku.
Saat aku memikirkan langkah selanjutnya, sebuah ide muncul di benakku.

「Aku gak masalah kalau kalian bersedia mengurus tindak lanjutnya.」

「Mengurus tindak lanjutnya?」

「Mungkin bakal ada sejumlah wanita yang disekap di sana, jadi kurasa lebih baik orang dewasa seperti kalian yang mengurus mereka.」

Kalau di sana ada wanita yang disekap, mungkin mereka berada dalam situasi yang memprihatinkan.
Aku tidak tahu harus mengatakan apa pada para wanita tersebut, dan aku tidak tahu bagaimana cara menanganinya.

「Aku mengerti. Aku akan bertanggung jawab untuk mengurus para wanita tersebut.」

Setelah mereka setuju, kami mulai memperkenalkan diri masing-masing.
Si lelaki bernama Blitz, dan sepertinya dia adalah ketua party ini, tapi tampaknya semua keputusan akhir berada di tangan si penyihir wanita bernama Tomea.
Selain itu ada penyihir lain bernama Ran. Dia adalah seorang gadis yang lebih muda dari Tomea, usianya sekitar 20 tahun.
Si pendekar pedang wanita bernama Grimos, dan tingginya setara dengan si pendekar pedang lelaki. Warna kulitnya agak gelap serta memiliki pedang yang lumayan besar.

「Kalau begitu, boleh aku menanyakan sesuatu?」

「Apa?」

「Ada apa dengan pakaian Yuna-chan?」

Sudah kuduga mereka akan menanyakan itu.

「Aku menerima berkah dari Kuma.」

「Berkah dari Kuma?」

「Jadi aku bisa bertambah kuat kalau memakai pakaian ini.」

Itu adalah alasan yang baru kupikirkan.
Toh aku tidak berbohong.
Aku memang mendapat berkah Kuma, meskipun mungkin kau juga bisa menganggapnya sebagai kutukan.

「Memangnya ada berkah semacam itu?」

「Buktinya anak ini bisa menuruti perintahku.」

Aku menunjuk pada Kumayuru yang sedang kutunggangi.
Entah mereka percaya atau tidak, aku tidak bisa mengetahuinya dari raut wajah mereka.
Sebenarnya ini juga pertama kalinya aku mendengar istilah berkah dari Kuma.
Dari begitu banyak komik, anime, novel, game, dan film yang pernah kunikmati, belum pernah sekali pun kudengar hal semacam ini.

「Yuna-chan datang ke kota ini sendirian? Ada anggota party-mu yang lain?」

「Cuma aku sendiri.」

「Untunglah kau tidak diserang perampok.」

「Soalnya aku berangkat dari kota Crimonia dengan melintasi pegunungan.」

「Pegunungan itu?」

Mereka melirik pegunungan yang dapat terlihat dari sini.
Kami bisa melihat puncaknya yang putih tertutupi salju.
Rasanya seperti melihat Gunung Fuji. Aku tidak tahu seberapa persis tingginya, tapi area pegunungan ini begitu lebar sampai mencapai posisi tempat kami berada sekarang. Hal ini disebabkan banyaknya gunung yang saling terhubung.

「Omong-omong, anak ini kalem juga ya. Siapa namanya?」

Dia bertanya sambil menatap Kumayuru.

「Kumayuru.」

「Boleh aku menyentuhnya?」

「Boleh kok.」

Setelah kuberi izin, dia mulai mengelus lembut tubuh Kumayuru sambil terus berjalan.

「Aku juga boleh?」

Penyihir lainnya, Ran, juga meminta izin dariku, jadi aku juga mengizinkannya.

「Lembutnya. Bulu macam apa ini? Rasanya seperti menyentuh bulu hewan berkualitas tinggi.」

「Benar-benar tidak berbahaya?」

Blitz cemas melihat kedua wanita itu.

「Selama kalian gak menyakiti anak ini atau diriku, gak akan ada masalah.」

Kedua penyihir itu terus menikmati sensasi bulu Kumayuru.


Setelah beberapa saat berjalan sambil terus menggunakan sihir deteksi, aku mendapat reaksi keberadaan 2 orang di lereng gunung.
Tidak ada reaksi selain itu.
Apakah mereka pengintai?
Andai saja jangkauan sihir deteksiku bisa sedikit lebih luas.
Tapi seharusnya aku tidak boleh mengeluh karena ini sudah cukup berguna.

Nah, langkah apa yang harus kuambil sekarang?
Akan merepotkan kalau mereka kabur karena kami menyerang dengan gegabah, jadi aku ingin segera menangkap mereka sebelum mereka sempat melarikan diri.
Tapi masih ada kemungkinan bahwa mereka bukanlah perampok.
Haruskah aku segera membasmi mereka dengan sihir, atau menangkap mereka hidup-hidup untuk diinterogasi, atau berasumsi dari awal bahwa mereka bukanlah perampok?

「Ada masalah?」

Tomea memanggilku saat aku sedang berpikir.

「Aku menemukan beberapa pengintai. Aku masih belum tahu apakah mesti menghabisi mereka, atau menangkap mereka, atau menganggap bahwa mereka adalah rakyat biasa.」

「Di mana?」

「Jangan menghadap ke sana ya. Mereka ada di lereng gunung di sebelah kanan.」

Mereka semua melihat ke arah tersebut tanpa memalingkan wajah mereka.

「Aku tidak bisa melihatnya.」

「Benar-benar ada di sana?」

「Ayo kita putuskan setelah mendekat sedikit lagi.」

Kami melanjutkan perjalanan sambil terus berpura-pura tidak menyadari keberadaan mereka.
Mereka tidak bergerak sedikit pun.
Apakah mereka sudah memantau kami sejak awal?
Kami terus mendekat sedikit demi sedikit.
Kalau kami memasuki hutan, apakah mereka masih bisa memantau kami?

「Saat kita melewati pohon itu, aku akan langsung bergerak menangkap perampok yang bersembunyi di pepohonan, jadi bisakah kalian terus berjalan seperti biasa?」

「Tunggu…」

「Kalau kalian terus berjalan sekitar 100 meter, kalian akan tiba di lereng gunung yang tadi sudah kubicarakan.」

「Maksudmu kami menjadi umpan?」

「Bukan umpan lho. Hanya orang yang tepat untuk posisi yang tepat. Kalian gak tahu posisi persisnya, tapi aku tahu. Alasan itu sudah cukup, 'kan? Bagaimana kalau seandainya kuserahkan pada kalian dan kalian malah membiarkan mereka kabur?」

「Yuna-chan yakin bisa menangkap mereka?」

「Kalau ada orang yang bisa lepas dari kejaran Kumayuru, aku ingin berjumpa dengan orang tersebut.」

「Aku mengerti. Seratus meter sudah cukup, 'kan?」

「Sebenarnya 50 meter sudah cukup, tapi untuk berjaga-jaga saja.」

Kami terus mendekati pohon yang sudah kutentukan barusan.
Begitu kami tiba di pohon tersebut, Kumayuru dan aku yang duduk di atasnya langsung berlari di antara pepohonan dan terus mendaki.
Kecepatan Kumayuru mendaki gunung sekencang larinya di tanah yang datar.
Belum sempat para petualang berjalan sejauh 50 meter, aku sudah berhasil mencapai lereng gunung.

「Apa?!」

Orang-orang yang ada di lereng gunung itu langsung berteriak.
Aku tidak perlu merespon mereka.
Mereka mencoba menghunuskan pedang mereka, tapi semuanya sudah terlambat.
Kumayuru menabrakkan tubuhnya pada mereka, dan mereka pun langsung terkapar.

「Kalian berdua ada hubungannya dengan para perampok, 'kan?」

「Apa yang kau bicarakan?」

Lelaki itu sepertinya pura-pura bodoh.

「Mau pura-pura bodoh ya? Yah, mendapat informasi dari 1 orang saja sudah cukup bagiku. Kumayuru, silakan kau makan yang menurutmu paling enak di antara mereka berdua.」

Kumayuru membuka mulutnya lebar-lebar.

「Cukup! Hentikan!」

「Atau kalian lebih memilih dia memakan kalian berdua sedikit demi sedikit?」

Kumayuru yang tahu kalau aku hanya mengancam mereka juga ikut berakting.
Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan membiarkan air liurnya mengalir.

「Bagaimana kalau dimulai dengan menyantap tangan kalian? Kalau kepala kalian sudah pasti untuk yang terakhir.」

「Kumohon! Hentikan!」

「Nah, aku akan bertanya sekali lagi. Kalian ada hubungannya dengan para perampok yang menyerang penduduk kota di sekitar sini, 'kan?」

「…Ya, benar.」

Lelaki itu mengangguk seolah sudah kehilangan semua harapan.

「Kalau begitu, bisa kalian memberitahukan lokasi tempat persembunyian kalian padaku? Memberi tahu arahnya saja juga gak apa-apa.」

「Kalau kami memberitahumu, kau bersedia melepaskan kami?」

「Mana mungkin. Kalau kalian memberitahuku, kalian cuma gak akan berakhir menjadi santapan Kuma-ku. Aku akan tetap menyerahkan kalian pada Guild Petualang.」

Mereka berdua hanya diam dan berpikir sejenak.

「Baiklah. Aku akan memberitahumu.」

Baru saja aku selesai mendengarkan soal lokasi tempat persembunyian perampok dari mereka berdua, kulihat Blitz dan yang lainnya sedang mendaki gunung.
Sepertinya pendakian ini agak berat bagi mereka.
Terutama bagi kedua pendekar pedang yang kesusahan karena membawa pedang dan baju zirah yang berat.

「Kalian baik-baik saja?」

「Ya, kami baik-baik saja. Jadi, bagaimana situasinya?」

「Ternyata mereka memang anggota gerombolan perampok. Aku sudah mendapat informasi soal lokasi tempat persembunyian mereka, jadi aku akan berangkat sekarang.」

「Begitu ya.」

「Maaf kalau merepotkan, tapi bisakah salah seorang dari kalian tetap tinggal di sini untuk menjaga 2 orang ini?」

Kalau tidak ada yang bersedia, aku bisa membuat lubang dan menahan para perampok ini di lubang tersebut.

「Aku akan tinggal di sini.」

Kata Grimos.

「Grimos, kau yakin?」

「Aku tidak bisa bergerak cepat di pegunungan, jadi aku hanya akan menjadi beban.」

Grimos mengeluarkan seutas tali dari tas item-nya dan mengikat kedua perampok tersebut.

「Aku akan membawa mereka turun gunung. Kalau kalian tidak kembali dalam sehari, aku akan membawa mereka ke kota.」

「Oke, itu sudah cocok.」

Grimos mengikuti instruksi Tomea dengan patuh.
Ketua mereka sebenarnya siapa?
Di saat-saat seperti ini, aku jadi bingung siapa sebenarnya ketua mereka.
Kuputuskan untuk bergerak menuju tempat persembunyian perampok, dengan diikuti oleh 3 orang di belakangku.

「Omong-omong, aku tidak menyangka kalau benar-benar ada pengintai di situ.」

「Semuanya berkat anak ini.」

「Aku juga ingin peliharaan seperti ini…」

Ran memandangi Kumayuru dengan tatapan iri.
Aku tak sudi memberikan Kumayuru padanya.
Setelah berjalan beberapa saat, aku merasakan reaksi puluhan orang melalui sihir deteksi.

「Kau terus berjalan tanpa ragu, apakah tidak apa-apa?」

「Kalau perampok yang tadi kau tangkap berbohong padamu, bisa saja kita berjalan menuju arah yang berlawanan.」

「Tenang saja. Anak ini sudah menemukan mereka.」

「Serius?」

「Kita akan segera tiba di lokasi, perlu kita istirahat sejenak?」

Aku cuma duduk di atas Kumayuru, jadi sebenarnya aku tidak merasa lelah.

「Tidak perlu.」

「Aku juga tidak apa-apa.」

「Aku juga masih bisa berusaha sekuat tenaga.」

Setelah mendengar respon dari mereka bertiga, kuputuskan untuk terus melanjutkan perjalanan.
Kumayuru meratakan semak belukar yang dia lewati, dan mereka bertiga cukup mengikuti di belakangnya.
Aku memperhatikan peta yang dibuat secara otomatis.
Sepertinya jalan yang kami ambil bukanlah jalan yang biasa dilewati.
Oleh karena itu kami bisa bergerak menuju tempat persembunyian tanpa ada yang mengetahui.

「Kita sudah dekat, jadi jangan bersuara.」

Kami sudah hampir tiba di lokasi sumber reaksi puluhan orang, jadi aku memperingatkan mereka supaya lebih berhati-hati.
Mereka bertiga mengangguk.
Aku melihat sebuah gua yang dikelilingi pepohonan. Di luar gua ada sekitar 15 orang lelaki yang mabuk-mabukan di siang bolong dengan dilayani oleh beberapa wanita.
Para wanita itu mungkin adalah wanita korban penculikan.
Aku juga mendeteksi sejumlah reaksi dari dalam gua.

「Ternyata di tempat seperti ini ya.」

「Sialan, beberapa wanita yang mereka tangkap juga ada di sini.」

「Apa yang harus kita lakukan?」

「Serahkan mereka semua padaku.」

Situasi mulai merepotkan, jadi kukatakan saja seperti itu.

「Apa yang kau katakan?!」

「Kurasa lebih baik kita kembali dan memanggil bala bantuan.」

「Ini mustahil bagi kita.」

Apakah jumlah sebanyak ini mustahil bagi petualang rank C?

「Kalau begitu, aku akan ke sana, jadi tunggu di sini ya.」

「Tunggu!」

Aku tidak ingin terus berdebat dengan mereka, jadi aku memulai penyergapan dengan menunggangi Kumayuru.

「Apa?!」

「Kuma?!」

「Beruang?!」

Para lelaki langsung berteriak.
Aku melompat dari Kumayuru.
Begitu aku mendarat, aku langsung membuat lubang berdiameter sekitar 10 meter untuk para perampok yang berada jauh dari para wanita.
Kalau kurang beruntung, mungkin mereka bisa tewas, tapi aku tidak begitu peduli.
Seharusnya mereka bersyukur karena mereka masih memiliki kemungkinan untuk tidak tewas.

「Kumayuru! Kalau ada yang mencoba kabur, tolong urus ya!」

Bagi para lelaki yang berada dekat dengan para wanita, aku menembakkan peluru udara untuk menjauhkan mereka dari para wanita.
Setelah jarak mereka cukup jauh, aku juga menjatuhkan mereka ke dalam lubang.

「Yuna-chan, di belakangmu!」

Begitu aku berbalik, bola api beterbangan ke arahku.
Aku menangkis bola api menggunakan sarung tangan Kuma putih, dan nyala api pun menghilang.
Kulihat 3 orang penyihir yang masing-masing memegang tongkat sihir.
Aku menembakkan peluru udara ke wajah mereka. Berkat koreksi bidikan, semua tembakanku 100% mengenai target.
Para penyihir itu tidak bisa menangkisnya dan langsung tumbang.
Semua perampok kutaklukkan menggunakan lubang perangkap dan peluru udara.

Setelah memperhatikan sekeliling, tampaknya hanya aku yang tersisa.
Padahal belum sampai semenit sejak pertarungan dimulai.

「Yuna-chan, kau terluka?!」

Tomea bergegas menghampiriku.

「Gak kok.」

「Benarkah? Tadi kau terkena serangan sihir, 'kan?」

「Kalau cuma sebatas itu, gak akan masalah. Yang paling penting, para wanita itu akan kuserahkan pada kalian.」

Para wanita yang belum bisa memahami apa yang telah terjadi, akhirnya terduduk lemas.
Saat ketiga rekanku bergegas menolong para wanita, beberapa lelaki keluar dari gua.
Lelaki yang ada di tengah memiliki aura yang berbeda dibanding lelaki lainnya.

「Apa-apaan ini?!」

Lelaki itu meraung setelah menyadari kondisi di sekelilingnya.

「Kalian yang melakukan ini?」

Tatapan lelaki itu bukan mengarah padaku, melainkan pada party Blitz.

「Kau Blitz, 'kan?」

Lelaki itu menatap Blitz dan memanggil namanya.
Apakah mereka saling kenal?

「Kau Borg…」

「Lah, jadi kalian jauh-jauh datang ke sini untuk mengalahkan perampok?」

「Sialan, kenapa kau ada di sini?」

「Sudah jelas, 'kan? Pekerjaan lho, pekerjaan.」

「Pekerjaan, katamu?」

「Ya, menyerang orang yang melewati jalan ini, merampas harta mereka, dan menculik para wanita. Pekerjaan yang gampang.」

Aku bertanya pada Tomea yang berada di dekatku.

「Siapa dia?」

「Dia seorang petualang yang kami jumpai saat berada di kota sebelum ini. Kemampuannya memang tidak perlu diragukan lagi, tapi dia sombong, egois, dan menganggap bahwa wanita yang ada di party-nya sebagai objek yang dia miliki. Itu sebabnya orang-orang mulai enggan untuk membentuk party bersamanya dan akhirnya dia pun menghilang dari kota tersebut. Tapi aku tidak menyangka kalau dia sudah menjadi perampok di sini.」

「Oi oi, aku bukan perampok. Aku hanya menjalankan tugasku sebagai petualang. Ini adalah pekerjaan resmi yang kuterima dari Guildmaster Guild Komersial.」

「Guild Komersial?」

Wah, sepertinya informasi yang menghebohkan baru saja keluar dari mulutnya.

「Kau tidak takut memberi tahu kami tentang hal itu?」

Blitz mengambil posisi dan berdiri di hadapan lelaki itu.

「Toh itu tidak penting, 'kan? Kau sebentar lagi akan mati, dan semua wanita milikmu akan menjadi milikku.」

「Bajingan!」

「Aku ingin sekali merabamu sejak pertama kali aku melihatmu.」

Lelaki itu menatap Tomea sambil tersenyum cabul.
Begitu Blitz menghunuskan pedangnya, lelaki yang bernama Borg itu pun terpental.
Tentu saja karena aku baru saja memukulnya.
Wajahnya tampak enak untuk dipukul, dia juga berbicara dengan santainya tanpa perlindungan, dan yang paling penting tingkahnya membuat emosiku terpicu. Semua alasan itu sudah cukup bagiku.
Berhubung aku ingin segera menghabisinya, aku langsung mengejarnya, menduduki badannya, dan terus menghantamnya.
Tentu saja aku tidak meninjunya terlalu kuat supaya dia tidak pingsan begitu saja.

「Bajingan!」

Kuma Punch, Bear Punch, Tinju Beruang.

「Awas kau!」

Tangannya ingin menyingkirkanku, tapi…
Kuma Punch, Bear Punch, Tinju Beruang.

「Hentikan…」

Mana mungkin aku berhenti.
Kuma Punch, Bear Punch, Tinju Beruang.
Wajahnya mulai berubah bentuk.
Tangan yang tadinya mencoba menyingkirkanku, kini lemas tak berdaya dan hanya bisa tergeletak di atas tanah.

「Ah, puasnya.」

Aku pun menyingkir dari lelaki itu.
Saat aku melihat sekelilingku, mulai dari party Blitz, perampok lain yang baru keluar dari gua, sampai para wanita korban penculikan, semuanya sedang menatapku.

「Ada apa?」

「Kau malah bertanya…」

「Kau ingin memukulinya juga? Kalau kau mau menghabisinya, lakukan nanti saja ya? Soalnya dia baru saja mengatakan sesuatu yang menarik, jadi aku terpaksa menahan diri.」

「"Menahan diri" apanya…」

Dia sempat berkata bahwa dia diminta oleh Guildmaster Guild Komersial.
Para petualang yang menyerangku di penginapan juga berkata bahwa mereka diminta oleh Guildmaster Guild Komersial.
Apa jangan-jangan kemunculan Kraken juga ada hubungannya dengan Guildmaster itu?

「Nah, para perampok yang ada di sana bersedia ditangkap dengan baik-baik atau ingin berakhir seperti orang ini?」

Setelah mendengar kata-kataku, para perampok itu memperhatikan kondisi wajah Borg. Kemudian mereka serentak menggeleng dan membuang senjata masing-masing.

「Masih ada rekan kalian di dalam?」

「Tidak ada. Hanya ada para wanita yang disekap.」

Para perampok menjawab dengan patuh.
Setelah itu kami menyelamatkan para wanita yang disekap di dalam gua dan mengamankan harta benda hasil rampasan para perampok.
Dan sepertinya ada kuda dan kereta kuda di kaki gunung, jadi kami akan memanfaatkannya dengan senang hati.
Semua perampok diikat lalu dicampakkan ke kereta kuda, dan kami semua pun kembali menuju kota.

「Pada akhirnya kita tidak melakukan apa-apa ya.」

「Ya, ditambah lagi dia mengalahkan Borg dengan semudah itu.」

Borg masih sadarkan diri, tapi dia tidak bisa bergerak.
Saat kesadaran Borg pulih total dan mulai berisik, aku membuatnya merasakan pengalaman bungee jumping tanpa tali.
Aku menerbangkan Borg ke langit menggunakan sihir angin dan membiarkannya terjun bebas berkali-kali.
Tentu saja aku membuat bantalan udara di atas tanah supaya dia tidak tewas.
Kalau dia pingsan, aku akan membangunkannya dengan menyiramkan air ke wajahnya.
Setelah melakukan hal ini berulang-ulang kali,

「Kumohon, hentikan… Lebih baik bunuh saja aku…」

Dia mengatakan hal seperti itu, tapi tetap saja kulanjutkan bungee jumping tanpa tali untuknya.
Enak saja dia memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya.
Dia juga berkata bahwa dia ingin menebus dosa-dosanya, tapi bukan aku yang berhak memutuskan hal seperti itu.
Biarlah hal itu diputuskan oleh para wanita yang saat ini berada di kereta kuda serta para penduduk di kota.

Kereta kuda terus berjalan, dan kami bergabung dengan Grimos di tengah perjalanan.
Saat kami tiba di kota, seorang penjaga gerbang berlari menghampiri kami.

「Kalian semua, ada apa ini?」

「Kami sudah menangkap semua perampok. Bisa tolong laporkan hal ini pada Guildmaster Guild Petualang?」

Blitz berbicara sebagai perwakilan rombongan kami.

「Benarkah?」

Dia melihat para perampok yang ditahan di kereta kuda.

「Aku akan segera melapor!」

Penjaga itu bergegas menuju Guild Petualang.
Kami membantu para korban wanita turun dari kereta kuda.
Para wanita itu menangis sambil saling berpelukan.
Aku hanya bisa membayangkan perlakuan apa yang mereka alami selama disekap oleh para perampok, tapi tidak ada satu kata pun yang bisa kuucapkan pada mereka.
Dan bukan hanya itu. Awalnya pasti ada orang-orang lain yang pergi bersama mereka untuk meninggalkan kota.
Entah itu suami, orang tua, atau mungkin anak mereka.
Jadi tidak ada kata yang bisa terucap karena aku tidak mungkin bisa memahami rasa sakit yang mereka rasakan.
Para wanita itu berkali-kali berterima kasih pada kami.
Ini bukan Jepang, dan ini juga bukan dunia game, sekali lagi aku dihadapkan pada kenyataan bahwa ini adalah dunia yang berbeda.

Setelah beberapa saat, Guildmaster pun datang.

「Yuna! Kau benar-benar berhasil menangkap mereka?!」

「Berkat bantuan dari para petualang ini.」

「Meski kau bilang begitu, tapi kami tidak melakukan apa-apa.」

「Jelas-jelas kalian sudah mengikat para perampok, mengurus para korban wanita, dan mengendarai kereta kuda.」

Aku tidak bisa mengurus para wanita itu, dan aku juga tidak bisa mengendarai kereta kuda.
Kalau aku hanya sendirian, aku benar-benar tidak tahu mesti berbuat apa.

「Jadi, ini para perampok yang kalian tangkap?」

Atla-san memperhatikan para perampok yang ada di kereta kuda.

「Kalian…」

「Kau mengenal mereka?」

「Ya, mereka adalah petualang di kota ini. Mereka adalah orang yang meninggalkan kota sebagai pengawal atau menghilang tanpa kabar. Kukira mereka melarikan diri karena takut dengan Kraken. Aku tidak menyangka kalau mereka menjadi perampok.」

Para mantan petualang itu tidak berani menatap wajah Guildmaster dan hanya menunduk ke bawah.

「Jadi, aku juga mendengar informasi menarik dari perampok yang kami tangkap.」

「Informasi menarik?」

Aku pun memberi tahu informasi soal Guildmaster Guild Komersial.

「Hoo, benar-benar informasi yang menarik. Kebetulan aku juga sudah mendapat banyak informasi lain selagi kau pergi.」

Dari wajah Atla-san terpancar senyum yang penuh amarah.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar