08 Juli 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 92

Bab 92 – Kuma-san Pergi Menaklukkan Kraken

Keesokan harinya, setelah memikirkan cara bertarung yang cocok, aku pun pergi ke Guild Petualang untuk meminta izin.
Sama seperti kemarin, para staf Guild Petualang masih tampak sibuk bergerak ke sana ke mari.
Padahal separuh dari seluruh kesibukan ini seharusnya merupakan tanggung jawab dari Guild Komersial.
Tapi meski orang yang sekarang memberi arahan adalah Atla-san, para staf Guild Komersial juga tampak bekerja dengan rajin.
Aku mencari Atla-san dan mencoba berbicara dengannya meskipun dia tampak begitu sibuk.

「Yuna, ada apa?」

「Aku ingin sedikit berkonsultasi. Ada sesuatu yang ingin kuminta darimu.」

「Apa itu? Kalau Yuna yang meminta, apa pun akan kulakukan.」

Kalau aku seorang lelaki, aku pasti akan bereaksi saat mendengar kata "apa pun".
Selagi aku memikirkan hal seperti itu, Atla-san menghampiriku.
Dada besar datang mendekati wajahku.
Tolong jangan mempertontonkan dada sebesar itu di depan mataku.
Tidak, aku tidak iri sama sekali.

「Bisa kita pergi ke tempat yang gak ada orang lain?」

Aku melihat sekeliling dan menanyakan hal itu, lalu dia membimbingku menuju sebuah ruangan di belakang.

「Memang agak berantakan, tapi silakan duduk.」

Ada banyak tumpukan dokumen di mana-mana.
Apakah semua dokumen itu terkait dengan pekerjaannya?
Situasi ini dimulai sejak kemarin, 'kan? Mungkinkah Atla-san sampai tak sempat tidur karenanya?

「Jadi, apa permintaanmu?」

「Aku berencana untuk melawan Kraken, jadi aku ingin meminta sedikit bantuanmu.」

「…………」

Mulut Atla-san menganga lebar.

「Serius?」

「Yah, sekarang aku memiliki alasan untuk mengalahkan Kraken.」

「Apa alasannya? Apakah begitu pentingnya sampai harus mempertaruhkan nyawamu?」

「Bukan alasan yang sepenting itu kok. Cuma masalah pribadi.」

Aku tidak berani mengatakan bahwa motifku hanyalah demi nasi dan kecap.

「Haa, kalau begitu, sebagai permintaanmu, kau ingin aku membantumu bertarung melawan Kraken?」

「Tenang saja, aku akan melawan Kraken sendirian.」

Atla-san menghampiriku lalu meletakkan telapak tangannya ke dahiku.

「Sepertinya tidak demam. Kraken itu bukanlah monster yang bisa dikalahkan sendirian lho. Sekuat apa pun dirimu, itu tetaplah mustahil. Jangan pikir kau bisa mengalahkan Kraken hanya karena kau berhasil mengalahkan perampok.」

Yah, bahkan di dalam game pun Kraken bukanlah monster yang bisa dikalahkan seorang diri.

「Apakah cukup kalau kubilang "percayalah padaku"?」

「Setidaknya aku mesti tahu, berapa besar kemungkinan keberhasilanmu?」

「Kalau Kraken itu muncul di lokasi yang kutentukan, aku akan mengalahkannya.」

Atla-san menatap mataku dalam-dalam.
Lalu dia sedikit menghela napasnya.

「……Aku mengerti. Jadi apa yang bisa kubantu?」

「Di jalan sekitar lokasi kemunculan perampok, ada tebing besar yang menghadap laut, 'kan?」

「Iya.」

「Aku ingin bertarung di sekitar lokasi itu, jadi aku gak ingin ada orang lain yang mendekat. Selain itu, aku gak ingin orang menangkap ikan di hari itu karena situasi akan berbahaya.」

「Kau akan bertarung di tebing itu?」

「Aku gak tahu seberapa besar ukuran Kraken itu, tapi kupikir gak akan masalah kalau aku ada di puncak tebing setinggi itu.」

「Dan bagaimana caramu memanggil Kraken ke lokasi itu?」

Aku pun menjelaskan tentang sesuatu yang akan kugunakan sebagai umpan.

「Tapi aku gak tahu apakah akan berhasil atau enggak.」

「Fufufu, benar juga. Belum pernah ada orang yang berpikir untuk memancing Kraken, apalagi sampai mencoba melakukannya. Tapi meskipun kau berhasil memancingnya, masih ada kemungkinan dia melarikan diri, 'kan?」

「Aku gak akan membiarkannya lepas.」

Kalau aku berhasil memancingnya ke tebing, maka itu sudah menjadi daerah kekuasaanku.
Aku akan menanamkan pada Kraken itu bagaimana rasanya menjadi mangsa.

「Hmm, aku mengerti. Beri aku waktu sekitar 3 hari. Selain itu, bisakah aku meminta daging Wolf lagi?」

Atla-san berpikir sejenak dan akhirnya menerima permintaanku.
Proses meyakinkan para nelayan untuk tidak melaut mungkin akan memakan waktu 3 hari. Dan sepertinya mereka juga kehabisan stok Wolf.

Soal mengurus penduduk biar kuserahkan pada Atla-san saja, lebih baik aku pergi ke tebing untuk pemeriksaan awal.
Seperti yang sudah kupikirkan kemarin, kalau Kraken memang muncul, aku tidak boleh berbuat kesalahan. Kalau Kraken tidak muncul, maka tidak masalah. Tapi kalau dia muncul di lokasi ini dan aku gagal mengalahkannya, maka aku tidak akan bisa memancingnya lagi dengan cara yang sama.
Seingatku, Kraken memiliki panjang total lebih dari 20 meter hingga beberapa ratus meter.
Selisih antara Kedalaman laut dan ketinggian tebing sepertinya sudah cukup bagiku untuk melawannya.
Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah berdoa untuk kesuksesan rencanaku.


Keesokan harinya, Atla-san datang ke penginapan.

「Yuna, sudah diputuskan bahwa 2 hari lagi semua kapal tidak akan melaut. Aku juga sudah melarang semua orang untuk meninggalkan kota.」

「Hmm, seharusnya aku gak menanyakan ini karena memang aku yang meminta, tapi bukankah ini terlalu cepat?」

Baru kemarin aku meminta, tapi hari ini sudah diputuskan. Dia harus menjelaskan semuanya pada penduduk, dan membujuk mereka seharusnya akan memakan waktu.

「Soal melaut, aku hanya perlu meyakinkan seorang nelayan sepuh yang dianggap sebagai pemimpin para nelayan. Soal keamanan tebing akan ditangani oleh Guild Petualang.」

「Tapi si kakek ini benar-benar setuju untuk gak melaut di hari itu?」

Kebanyakan orang setua itu akan keras kepala dalam situasi seperti ini.

「Yah, tidak ada seorang pun di kota ini yang mau menolak permintaan dari Yuna.」

「Itu…」

「Kau sudah mendonasikan makanan, menangkap perampok, menghentikan tirani Guild Komersial, dan sekarang kau mencoba melawan Kraken demi kota ini.」

「Soal Guild Komersial, aku gak…」

「Kami bisa mengungkap semuanya karena kau sudah mendonasikan makanan dan menangkap perampok, jadi tidak salah kalau menyebut itu berkat jasa Yuna, 'kan? Itulah sebabnya si kakek itu dengan senang hati melarang semua kapal untuk melaut. Kakek itu juga berpesan, "Jangan terlalu memaksakan diri. Kami sudah banyak berhutang budi pada Nona Kuma. Aku tidak tahu bagaimana caramu mengalahkan monster itu, tapi segera katakan padaku kalau butuh bantuanku." Hebat sekali lho kalau bisa membuat si kakek itu mengatakan hal seperti itu.」

Semakin sulit bagiku untuk mengungkapkan bahwa alasanku berjuang hanya demi mendapatkan beras.


Hari pertarungan pun tiba.
Saat aku bangun di pagi hari, aku melihat situasi dari balik jendela.
Tampaknya hari yang baik untuk bertarung.
Cuaca yang cerah memang lebih baik dibanding hujan.
Atla-san sudah bekerja keras untuk mengurus pertarungan kali ini. Tidak mungkin aku sanggup mengatakan, "Sekarang hujan, jadi aku batal bertarung hari ini.", jadi aku senang begitu mengetahui bahwa cuaca hari ini sungguh cerah.

「Nona hendak pergi ke mana hari ini?」

「Aku akan berjalan-jalan sebentar. Memangnya kenapa?」

Saat Deiga-san menanyakan itu padaku, tidak mungkin aku menjawab bahwa aku akan menaklukkan Kraken, jadi jawaban seperti itulah yang kuberikan.

「Jalan-jalan ya~ Kalau begitu, kali ini aku akan membuatkan sarapan yang lezat, jadi makanlah yang banyak.」

「Semua masakan Deiga-san selalu lezat kok.」

Aku mengatakan yang sejujurnya.

「Jangan membuatku menangis!」

Samar-samar bisa kulihat matanya berkaca-kaca.

「Aku akan menyiapkan hidangan untukmu saat kau kembali, jadi kau harus kembali ke sini ya.」

「Tentu saja. Aku masih akan menginap di sini untuk sementara waktu.」

Berulang kali dia berkata bahwa aku harus kembali, sebelum akhirnya aku pergi meninggalkan penginapan.
Apakah dia khawatir kalau aku tidak membayar biaya penginapan?
Setibanya aku di pintu masuk kota, kulihat ada beberapa staf Guild Petualang di sana, termasuk Atla-san.

「Pagi.」

Aku menyapa mereka semua.

「Pagi.」

Setelah Atla-san membalas sapaanku, semua staf juga ikut membalas.

「Kalau begitu, aku akan berangkat. Mulai sekarang jangan biarkan siapa pun lewat apa pun yang terjadi.」

Atla-san memberikan arahan pada para stafnya.
Tapi, dia ingin pergi juga?

「Jangan-jangan Atla-san ingin ikut bersamaku?」

「Ya, tentu saja. Toh kau akan menang, 'kan?」

「Kalau aku bisa bertarung melawannya, mungkin aku akan menang.」

「Kalau begitu, tidak ada masalah.」

Kami pun beranjak ke luar kota, lalu aku memanggil Kumayuru dan Kumakyuu.

「Ternyata ini ya makhluk panggilanmu.」

Aku sudah menceritakan soal makhluk panggilanku saat aku diserang di penginapan. Dan pada kasus penangkapan perampok, aku juga sudah menjelaskan bagaimana caraku bisa menemukan mereka.

「Silakan naiki Kumayuru yang berwarna hitam.」

「Wah, tidak apa-apa?」

「Aku ingin secepatnya mengalahkan Kraken supaya bisa segera bersantai-santai.」

Aku pun menaiki Kumakyuu, lalu kedua Kuma berlari menuju tebing.

「Kau akan bertarung di sini ya?」

「Kalau dia gak datang ke sini, aku gak akan bisa melakukan apa-apa.」

Dari Box Kuma, kukeluarkan umpan yang akan kugunakan untuk memancing Kraken.
Yang keluar adalah Worm sepanjang puluhan meter. Terlebih lagi, berhubung waktu sudah terhenti, yang muncul adalah Worm segar yang tampak seperti baru saja mati.

「Kau benar-benar memiliki sesuatu seperti ini ya.」

「Ini kuperoleh sewaktu mendapat gelar Pahlawan.」

「Akhirnya aku paham sekarang. Aku memang bukan Raja, tapi aku sudah pasti tidak ingin berselisih denganmu. Jadilah temanku juga ya.」

「Aku gak akan menjadi musuhmu selama kau gak merampas hal-hal yang kusayangi.」

「Baiklah. Aku akan berhati-hati.」

Aku terus bekerja sambil berbincang dengannya.
Dengan menggunakan sihir es, aku menutupi separuh tubuh Worm dengan es dan menggantungkannya dari atas tebing mengarah ke laut. Kelihatan seperti sebuah es besar di ujung tebing yang di bawahnya menggantung seekor Worm.
Aku mengaturnya supaya setengah tubuh Worm tersebut terbenam di laut.
Dulu aku pernah menonton orang menggunakan ulat untuk memancing ikan di TV. Worm mirip dengan ulat, 'kan? Jadi kupikir, kenapa tidak gunakan Worm saja sebagai umpan untuk Kraken~?
Pada dasarnya, Kraken adalah karnivora yang tidak segan memangsa manusia.
Berarti seharusnya dia berminat memangsa Worm juga, 'kan?

Worm ini berukuran besar. Oleh sebab itu, aromanya lebih mudah menyebar ke seluruh penjuru lautan. Kalau semua berjalan lancar, kemungkinan besar Kraken akan mendatangi tebing ini.
Kalau dia tidak datang ke sini, aku tidak punya pilihan selain bertarung di laut dengan menunggangi Kuma. Aku tidak ingin bertarung seperti itu, jadi kuharap Kraken akan datang ke sini.

Sudah sekitar 1 jam sejak Worm tergantung di laut.
Kalau tidak salah lihat, kurasa ombak mulai meninggi.
Aku memang tidak salah lihat, ombaknya benar-benar meninggi.
Saat aku memeriksanya dengan sihir deteksi, aku bisa mengetahui bahwa ada Kraken yang mendekat.
Kemudian tentakel pipih dan panjang mencelat keluar dari bawah permukaan laut dan melilit Worm tersebut.
Es yang menutupinya pecah dan Worm tersebut diseret ke dalam laut.

「Yuna!」

「Atla-san, mundur!」

Aku menggunakan sihir tanah dan membayangkan sesuatu.
Kuma raksasa setinggi puluhan meter.
Sejumlah patung Kuma yang terbuat dari tanah muncul dari dasar laut dan membentuk setengah lingkaran di sekitar tebing. Dinding Kuma yang tak bercelah pun selesai kubuat.
Sudah lama sejak terakhir kali aku menggunakan kekuatan sihir sebanyak ini sekaligus, hingga tubuhku merasakan sensasi energi yang tiba-tiba terkuras.
Bukan hanya ukurannya saja yang besar, tapi aku juga membuatnya sangat kokoh agar tidak bisa dihancurkan oleh si Kraken. Itulah sebabnya kali ini aku banyak menghabiskan kekuatan sihir.
Berkat itu, aku berhasil mengurung Kraken di dalam dinding Kuma.
Tapi Kraken tersebut malah asyik memakan Worm sampai tidak menyadari bahwa dia sudah terperangkap di dalam dinding Kuma.
Cumi-cumi yang berukuran raksasa.
Kraken adalah monster yang berupa gurita atau cumi-cumi raksasa.
Bentuk Kraken yang ini sepertinya lebih mirip cumi-cumi.

Ilustrasi Novel Kuma Kuma Kuma Bear Arc 4 Bab 92 Bahasa Indonesia

Aku membuat banyak Kuma api besar dan menembakkannya ke arah Kraken.
Kuma api mengenai Kraken dan membakar tubuhnya.
Aroma daging yang terbakar sampai ke hidungku. Lalu Kraken menyelam ke laut untuk memadamkan api yang membakarnya.
Kraken itu menyadari keberadaanku, lalu mengulurkan tentakelnya. Apakah dia bisa meraihku?
Aku tidak tahu pasti seberapa besar Kraken ini, tapi ukurannya cukup besar untuk mengulurkan tentakelnya sampai ke puncak tebing.
Aku menghindari tentakelnya dan menembakkan Kuma api ke tentakel tersebut. Tentakelnya terbakar, tapi dia segera menarik tentakelnya ke dalam laut untuk memadamkan api.
Aku terus membuat Kuma api satu demi satu.
Kraken itu mencoba melarikan diri ke laut lepas, tapi dinding Kuma menghalanginya sehingga dia tidak bisa kabur lagi.
Kalau dia naik ke atas permukaan laut, aku akan menyerangnya.
Meskipun dia menyelam ke dalam laut, aku tetap menyerangnya.
Suhu air laut berangsur-angsur naik berkat panas dari Kuma api.
Kraken itu terus meronta. Berkali-kali dia menabrakkan dirinya ke dinding Kuma.
Dinding Kuma itu kubuat dengan memakan kekuatan sihirku yang begitu banyak. Akan sangat menyebalkan bagiku bila dia bisa menghancurkannya dengan mudah.
Air laut mulai mendidih dan mengeluarkan banyak gelembung.
Kraken itu merentangkan tentakelnya dan mencoba untuk memanjat dinding Kuma, tapi aku tidak akan membiarkannya.
Kupotong ujung tentakelnya menggunakan Bear Cutter. Tapi tentakel itu langsung tumbuh kembali dan dia pun merentangkannya lagi.
Bukankah ini artinya aku bisa mendapatkan bahan makanan tidak terbatas?
Tapi hanya tentakelnya saja sih.
Kraken itu terus berusaha merentangkan tentakelnya ke dinding Kuma tanpa henti.

Pertarungan ini hanya akan berakhir bila Kraken kalah sebelum kekuatan sihirku habis, atau bila Kraken berhasil melarikan diri setelah kekuatan sihirku habis.
Seharusnya tadi aku membuat dinding Kuma lebih tinggi lagi. Aku tidak menyangka bahwa ukuran Kraken itu akan sebesar ini.
Pertarunganku kali ini tidak menggunakan serangan fisik, jadi aku sempat berpikir bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk bertarung menggunakan kostum Kuma putih. Dengan cara itu, aku bisa bertarung sambil memulihkan kekuatan sihirku.
Kalau kekuatan sihirku benar-benar akan habis, mungkin aku terpaksa harus membuat pertunjukan striptis di sini dan mengganti kostumku menjadi Kuma putih.
Aku tak ingin hal itu sampai terjadi~
Meskipun di sekitar sini hanya ada 1 orang lain, tetap saja berganti pakaian di depan umum merupakan hal yang memalukan.
Tapi kalau hal itu memang diperlukan demi mengalahkan Kraken, aku tidak memiliki pilihan selain melakukannya.

Berkat Kuma api, kini laut sudah mendidih, uap air naik ke udara, dan laut tampak seperti bak mandi yang berisi air panas. Suhu di sekitar juga ikut meningkat karenanya. Mungkin suhu di sekitarku terasa panas, tapi bagiku tidak terasa terlalu panas berkat kostum Kuma.
Kraken mengamuk sejadi-jadinya karena laut yang begitu panas.
Sebagian dinding tebing sudah mulai runtuh dan bentuk tebing mulai berubah dibandingkan bentuknya semula.
Aku terus menyerang Kraken dan mencoba untuk menahannya agar dia tidak bisa kabur.
Sementara itu, aku baru menyadari bahwa tadi seharusnya aku juga sekalian membuat penutup untuk kurungan Kraken.
Tapi kalau sekarang aku membuat penutup yang cukup kuat dan tidak mudah hancur, aku khawatir sisa kekuatan sihirku tidak mencukupi.
Hmm~, setelah pertarungan berlangsung, barulah aku menyadari banyaknya kelemahan pada rencana yang kususun tempo hari.
Aku mesti lebih teliti lagi untuk pertarungan di lain kesempatan.
Proses penyerangan dan pertahanan(?) ini, atau lebih tepatnya penembakan Kuma api yang kulakukan secara sepihak, terus berlangsung.

Kraken itu terus merentangkan tentakelnya dan berusaha keras untuk melarikan diri, tapi aku tidak membiarkannya kabur.
Kuharap pertarungan ini bisa segera berakhir.
Rasa lelahku semakin bertambah.
Aku bisa merasakan kekuatan sihirku hampir habis.
Mungkinkah sudah tiba saatnya aku harus cepat-cepat membuat pertunjukan striptis demi mengganti kostumku?
Tapi begitu aku mulai memikirkan hal itu, gerakan Kraken tersebut tiba-tiba melambat.
Dia tidak lagi mengangkat tentakelnya ataupun menabrakkan dirinya ke dinding Kuma.
Aku menghentikan seranganku dan mulai mengamati situasi.

Kraken itu sudah berhenti bergerak.
Aku menggunakan sihir deteksi untuk memastikan reaksi Kraken itu sudah menghilang atau belum.
Sudah berakhir…
Aku duduk di tanah dan langsung berbaring.
Capeknya.
Tubuhku terasa berat karena terlalu banyak menggunakan sihir.

「Yuna!」

Atla-san bergegas menghampiriku.
Keringat bercucuran dari wajahnya.
Ternyata suhu di sini sepanas itu ya.

「Atla-san, sudah berakhir.」

「Benar-benar sudah mati?」

Atla-san memperhatikan Kraken yang mengambang di laut yang mendidih.
Kraken itu tidak bergerak.
Aku sudah memastikannya dengan sihir deteksi, jadi sudah tidak diragukan lagi.

「Tenang saja, sudah mati kok. Atla-san, untuk selanjutnya bisa kuserahkan padamu? Aku terlalu banyak menggunakan sihir, jadi aku gak bisa bergerak lagi. Aku merasa sangat lelah dan ingin tidur saja.」

Aku bahkan tidak sanggup lagi untuk berjalan.

「Ya, tentu saja. Dan, terima kasih ya.」

Aku tidak berani mengatakan bahwa ini semua kulakukan karena nasi dan kecap, jadi aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Kemudian aku memanggil Kumayuru dan Kumakyuu.
Kumakyuu menghampiriku dan membungkukkan badannya supaya aku lebih mudah menaikinya.

「Terima kasih.」

Aku yang menunggangi Kumakyuu dan Atla-san yang menunggangi Kumayuru lalu kembali ke kota.
Banyak orang yang berkumpul saat kami tiba di pintu masuk kota.

「Guildmaster!」

Staf Guild menghampiri kami.

「Ada apa ini?」

「Ada seseorang yang melapor bahwa dia melihat kemunculan Kraken di arah Guildmaster pergi, kemudian para penduduk menjadi heboh.」

Setelah berpikir sejenak, Atla-san lalu membuka mulutnya.

「Kalau soal Kraken, gadis ini sudah mengalahkannya.」

Dia menunjuk ke arahku yang sedang berbaring di atas Kumakyuu.
Ah, aku lupa untuk memintanya supaya tidak membesar-besarkan masalah ini.
Tapi saat ini aku tidak memiliki energi lagi untuk memintanya.
Saat ini aku hanya ingin segera kembali ke penginapan untuk tidur.

「Guildmaster, benarkah?」

「Ya, benar. Kalau tidak percaya, kau bisa pergi melihatnya langsung. Ada mayat Kraken di sana.」

「Tidak bahaya?」

Tanya seorang staf.
Atla-san pun menjawab.

「Apanya? Tak ada perampok, tak ada Kraken. Apanya yang berbahaya?」

「Itu…」

「Yang lebih penting, bisakah kalian memberikan jalan? Aku ingin supaya pahlawan yang telah menyelamatkan kota ini bisa segera tidur di penginapan.」

「Tapi kalau mengizinkan kedua Kuma ini memasuki kota…」

Dia melirik Kumakyuu.

「Tidak berbahaya. Kujamin. Dan tidak mungkin aku tega menyuruh sang pahlawan yang kelelahan karena pertarungannya melawan Kraken untuk turun dari Kuma-nya. Kalau masih ada yang berani melarangnya masuk, silakan hadapi aku.」

Atla-san membungkam semua orang yang ada di sini hanya dengan tatapannya.
Para staf Guild dan penduduk pun mulai memberikan jalan.
Setelah kami bisa lewat, Kumakyuu terus menggendongku menuju penginapan.
Setibanya di penginapan, Deiga-san langsung berteriak.

「Nona!」

「Tenang saja. Aku hanya kelelahan, jadi aku akan tidur sebentar. Jangan bangunkan aku ya.」

Kumakyuu memasuki penginapan dengan tubuh besarnya lalu menaiki tangga sempit. Di belakangnya ada Kumayuru yang mengikuti. Setibanya di depan kamarku, aku turun dari Kumakyuu lalu membuka pintu kamar.

「Kumakyuu, terima kasih ya.」

Aku mengubah Kumakyuu dan Kumayuru menjadi anak beruang, kemudian kami memasuki kamar.

「Gak peduli siapa yang datang, entah itu presiden, perdana menteri, atau raja, tolong jangan bangunkan aku ya.」

Hari masih siang, tapi aku sudah sangat kelelahan.
Terlalu banyak kekuatan sihir yang kugunakan.
Kelelahan ini begitu terasa.
Aku berusaha keras untuk membuka kostumku, membalikkannya, lalu berganti menjadi Kuma putih.
Kemudian aku menjatuhkan tubuhku ke atas tempat tidur, lalu para Kuma mengambil tempat di sebelahku dan mulai meringkuk. Aku berterima kasih pada para Kuma, dan mulai terlelap.





Solusi cara penaklukannya adalah menggunakan Worm sebagai umpan, membuat panci tanah berbentuk Kuma, lalu merebusnya.

Selanjutnya adalah pesta cumi-cumi.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

2 komentar: