12 Juli 2020

Kuma Kuma Kuma Bear - Bab 93

Bab 93 – Kuma-san Bangun Tidur

Saat aku terbangun, para Kuma sedang terlelap di sebelahku.
Sekarang jam berapa?
Aku bangkit dari tempat tidur, lalu kubuka gorden dan jendela.
Tampak matahari terbit dari arah laut.
Aku mulai tidur di siang hari, lalu bangun di pagi hari, jadi berapa jam yang sudah kuhabiskan untuk tidur?
Mungkin kira-kira 16 jam.
Tapi berkat tidur nyenyak sepanjang itu, aku tidak merasa lelah lagi, dan kekuatan fisik serta sihirku sudah kembali pulih. Meski masih agak terlalu pagi, aku berganti pakaian menjadi Kuma hitam dan menghentikan pemanggilan para Kuma yang telah menjagaku.
Saat aku keluar kamar dan beranjak ke lantai dasar, Deiga-san muncul dari ruang belakang.

「Nona, sudah bangun ya! Bagaimana kondisimu sekarang?!」

「Pagi. Aku baik-baik saja kok. Aku cuma kelelahan karena terlalu banyak menggunakan sihir.」

「Begitu ya. Baguslah kalau begitu.」

Ekspresinya tampak lega. Mungkin dia khawatir padaku.

「Nona ternyata merupakan petualang yang hebat ya. Padahal imut-imut begini.」

「Kau sudah tahu soal Kraken?」

「Setelah Nona kembali ke penginapan, aku menanyakannya pada Atla.」

Yah, kalau aku kembali dalam kondisi seperti itu, wajar saja kalau dia penasaran.

「Jadi, lapar tidak? Kurasa kau belum makan apa pun sejak kemarin pagi, 'kan?」

Aku menyentuh perutku.
Rata.
Bukan dadaku lho. Perutku yang rata.

「Sepertinya aku memang lapar.」

「Kalau begitu aku akan segera menyiapkannya, sabar ya.」

Deiga-san pun beranjak ke dapur di belakang.

「Gak usah buru-buru.」

Selagi aku melamun sambil menunggu sarapan dari Deiga-san, Atla-san memasuki penginapan.

「Yuna, sudah bangun?!」

「Aku baru saja bangun.」

「Ada yang aneh dengan kondisi tubuhmu?」

「Aku baik-baik saja. Aku cepat-cepat tidur dan kekuatan sihirku sudah pulih, jadi kondisiku sudah kembali normal.」

「Aku sempat khawatir karena kau tidak bangun sejak tadi malam.」

Dia tampak benar-benar khawatir.
Sepertinya aku sudah membuat dirinya dan Deiga-san menjadi cemas.

「Tapi baguslah kalau kau baik-baik saja.」

Selagi berbincang dengan Atla-san, Deiga-san pun datang menghidangkan sarapan. Dan aku terkejut melihat sarapan kali ini.

「Nasi? Kukira persediaanmu sudah habis.」

「Para penduduk kota yang memberikan ini.」

「Kok bisa?」

「Kemarin benar-benar menghebohkan lho. Banyak penduduk yang datang ke penginapan untuk berterima kasih pada Nona.」

「Benar-benar heboh, ya 'kan?」

Atla-san mengangguk saat mendengar perkataan Deiga-san.

「Saat kita kembali ke kota, kabar tentang penaklukan Kraken segera tersebar luas ke seluruh penjuru kota. Dan setelah mereka mengetahui bahwa yang mengalahkannya adalah Yuna yang tinggal di penginapan ini, semua orang berduyun-duyun datang ke sini.」

Aku jadi penasaran seberapa banyak orang yang datang.
Tapi aku juga tidak ingin membayangkannya.

「Tapi kau kelelahan dan sedang tidur. Kami tidak tega membangunkanmu. Jadi kami berusaha meyakinkan mereka untuk tidak membuat keributan dan meminta mereka untuk pulang saja. Meski begitu, para penduduk terus-menerus datang dari segala penjuru untuk berterima kasih padamu. Jadi kami benar-benar kewalahan.」

Ternyata ada begitu banyak masalah yang mereka hadapi selagi aku terlelap.

「Setelah itu, mereka semua mulai bersikeras ingin berterima kasih bagaimana pun caranya. Jadi setelah aku memberi tahu bahwa Nona menyukai nasi, para penduduk berinisiatif mengumpulkan beras yang mereka miliki di rumah masing-masing untuk dibawakan ke sini. Yah, setiap orang memang hanya bisa memberikan sedikit, tapi karena dikumpulkan dari seluruh penduduk kota, akhirnya jumlah yang terkumpul menjadi cukup banyak.」

Hal ini membuatku cukup tersentuh.
Meskipun aku sudah mengalahkan Kraken, aku tidak tahu di mana lokasi negeri asal beras itu. Aku juga tidak tahu kapan kapal berikutnya akan datang ke sini. Jadi aku sempat berpikir bahwa aku tidak akan bisa mendapatkan beras untuk sementara waktu.

「Aku sangat senang menerimanya, tapi yakin gak apa-apa? Itu adalah makanan yang berharga bagi kalian, 'kan?」

「Apa yang kau bicarakan? Masalah makanan sudah terpecahkan karena kau sudah mengalahkan Kraken. Di lautan ada banyak makanan yang melimpah.」

Kalau begitu, akan kuterima dengan senang hati.
Hmm, omong-omong, apakah ini berarti aku sudah merepotkan Blitz dan lainnya yang tempo hari terpaksa pergi berbelanja ke kota terdekat?
Yah, kurasa mereka akan membeli makanan selain ikan, jadi seharusnya tidak masalah.

「Berhubung para penduduk datang ke sini untuk berterima kasih padaku, berarti informasi tentang siapa yang telah mengalahkan Kraken sudah tersebar luas ya?」

「Ada beberapa orang yang menyaksikan pertarungan antara Kraken dan Yuna, jadi informasi itu cepat menyebar.」

Saat itu ada orang lain di situ?
Aku tidak menyadarinya.
Hampir saja aku berganti pakaian di depan orang-orang itu.
Itu memang bukan masalah utamanya, tapi tetap saja itu penting bagiku.
Yang paling penting adalah aku sebenarnya tidak ingin membesar-besarkan tentang hal ini layaknya kejadian di ibu kota, tapi untuk kali ini tidak ada lagi yang bisa kuperbuat.
Sudah tidak mungkin lagi aku mengatakan bahwa yang telah mengalahkannya adalah petualang rank S misterius.

「Aku sudah meminta semua orang untuk tidak mengganggu Yuna, jadi apa lagi yang perlu kau khawatirkan?」

「Aku cuma berpikir betapa merepotkannya kalau informasi bahwa aku yang mengalahkan Kraken semakin menyebar.」

「Kalau soal itu, jangan khawatir. Informasi itu tidak akan menyebar ke luar kota ini. Pada dasarnya, kota ini jarang berinteraksi dengan kota-kota lain, dan andaipun orang mendengar bahwa yang mengalahkan Kraken hanyalah seorang gadis berusia 15 tahun, mereka tidak akan mempercayainya. Bahkan kalau aku sendiri mendengar rumor semacam itu, aku juga tidak akan mempercayainya.」

Memang sih, tidak akan ada orang yang percaya bahwa Kraken bisa dikalahkan sendirian.
Tapi, apakah memang tidak ada orang lain yang bisa mengalahkan Kraken sendirian?
Aku penasaran karena aku belum pernah bertemu orang kuat di dunia ini.
Semoga saja suatu hari nanti aku bisa bertemu dengan petualang rank S.

「Untuk sekarang, aku akan berusaha untuk mengurangi penyebarannya, tapi jangan terlalu berharap ya.」

Apa boleh buat.
Aku hanya bisa berdoa semoga rumor ini tidak terlalu menyebar.
Mari kita syukuri bahwa Kraken sudah dikalahkan dan artinya aku bisa mendapatkan nasi dan kecap.


Setelah puas menyantap nasi pemberian para penduduk, kami meninggalkan penginapan untuk jalan-jalan pagi. Meskipun masih sepagi ini, tapi di luar sudah ramai.
Senyum merekah di wajah semua orang, dan di mana-mana orang berbincang dengan riang.
Ada beberapa wanita paruh baya yang menghampiriku saat kami keluar dari penginapan.

「Ini Nona yang mengalahkan Kraken ya?」

「Ternyata monster itu dikalahkan oleh gadis seimut ini ya.」

「Terima kasih banyak ya. Suamiku berangkat melaut dengan gembira sejak pagi buta. Semua ini berkat Nona.」

「Suamiku juga sama. Tadinya dia selalu murung, tapi setelah melihat mayat Kraken, dia pulang sambil menangis bahagia.」

「Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa terima kasih kami, harap datang ya ke pesta makanan laut yang akan kami adakan hari ini. 」

「Sepertinya kemarin para lelaki terlalu heboh ya? Mereka bilang bahwa Nona penyelamat kota sedang tertidur 」

「Atla bilang seharusnya esok hari sudah tidak apa-apa. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk berangkat melaut sejak pagi buta supaya kami bisa membuat hidangan lezat menggunakan ikan segar.」

「Kami akan memasak hidangan yang enak, jadi harap datang ya.」

Para bibi itu pun bubar meninggalkanku setelah puas menyampaikan apa yang ingin mereka katakan.
Bahkan setelah itu pun, ucapan terima kasih masih terus-menerus mengalir seiring kami berjalan berkeliling kota.

Kalau seperti ini terus, mungkin aku akan tertahan di sini, jadi kami segera pergi meninggalkan kota menuju tebing tempat aku bertarung melawan Kraken.
Saat aku bertanya pada Atla-san tentang situasinya, dia menjawab bahwa kemarin laut masih mendidih sehingga tidak ada yang bisa mendekati Kraken.
Sesampainya kami di dekat tebing, bisa terlihat pemandangan uap yang naik seperti di pemandian air panas.

「Sekarang sudah jauh lebih mendingan.」

Saat tiba di atas tebing, ternyata ada seorang kakek-kakek yang sedang memandangi lautan.

「Kuro-san.」

「Ada Nona Atla ya.」

「Kenapa Kuro-san ada di sini?」

「Kupikir aku bisa bertemu dengan orang yang mengalahkan monster itu jika aku ke sini.」

「Bagaimana dengan pekerjaanmu menangkap ikan?」

「Biar para pemuda saja yang melakukannya. Aku harus berterima kasih pada orang yang telah mengalahkan monster itu. Jadi, apakah Nona berpakaian Kuma itu orangnya?」

「Ya, dia orangnya.」

Si kakek bernama Kuro-san itu lalu menghampiriku.

「Aku sudah mendengar ceritanya, tapi tak kusangka orangnya adalah gadis semuda ini. Aku adalah orang yang bertanggung jawab mengelola perikanan di kota ini. Terima kasih karena telah menyelamatkan kota dan lautan ini.」

Kakek itu menundukkan kepalanya.
『Kakek ini sampai berterima kasih setulus ini, padahal alasanku mengalahkannya hanya demi nasi,』

「Semua kapal itu bisa melaut dengan aman juga berkat Nona.」

Kakek itu menghadap laut dan memandangi kapal yang mengapung di kejauhan.
『demi kecap,』

「Awalnya kukira tidak akan ada orang yang sanggup mengalahkan monster semacam itu. Bahkan pasukan militer belum tentu bisa mengalahkannya. Penduduk kota ini tidak memahami betapa luar biasanya hal yang telah Nona lakukan.」

「……」

『tidak mungkin di saat-saat seperti ini aku bisa membeberkan alasan yang membuatku berusaha sekeras mungkin.』

「Gak usah dipikirkan. Aku cuma kebetulan memiliki cara untuk mengalahkannya.」

Hanya itulah yang bisa kuucapkan untuk saat ini.

「Begitu ya. Kalau kau mendapat masalah di kota ini, silakan beri tahu aku. Demi Nona, aku pasti akan membantu sebisa mungkin.」

「Jadi, Yuna, apa yang akan kau lakukan dengan Kraken itu?」

Atla-san bertanya padaku sambil memandangi Kraken yang mengambang di laut.

「Kraken bisa dimakan?」

「Bisa kok.」

「Bagaimana dengan Worm?」

「Kudengar itu dianggap sebagai makanan mewah.」

Makhluk unik itu dianggap makanan mewah?
Aku tidak akan sudi meskipun aku dibayar untuk memakannya.

「Kalau begitu, aku akan memberikannya untuk kota ini.」

「Yakin? Nilainya benar-benar tinggi lho.」

「Kuharap itu bisa sedikit membantu kota ini. Ada beberapa orang yang kapalnya sudah dihancurkan Kraken, 'kan?」

「Benar-benar yakin? Tentu itu akan sangat membantu, tapi…」

「Kalau kau masih merasa sungkan, bagaimana kalau carikan aku lahan dengan pemandangan indah di kota ini?」

「Yuna, kau berencana tinggal di kota ini?」

Aku menggelengkan kepalaku.

「Aku cuma ingin membangun vila. Saat cuaca menghangat nanti, aku ingin mengajak para kenalanku ke sini.」

「Kalau kau ingin berenang, aku merekomendasikan laut di pinggiran kota.」

Omong-omong, pakaian macam apa yang dikenakan penghuni dunia ini untuk berenang?
Apakah mereka mengenakan baju renang?
Kurasa mereka tidak berenang dalam keadaan telanjang bulat, jadi kuharap di dunia ini ada baju renang.

「Tapi kalau Kraken itu butuh diproses, kami tidak akan bisa mengangkutnya dari laut karena ukurannya yang begitu besar, dan tidak mungkin juga kami memprosesnya di laut.」

「Tunggu sebentar.」

Aku menggunakan sihir tanah untuk membuat tangga dari puncak tebing menuju lokasi mayat Kraken berada.
Aku menuruni tangga lalu menggunakan sihir air untuk menguras air laut yang berada di dalam cakupan dinding Kuma.
Setelah air laut kering, tinggallah Kraken dan Worm rebus di dasar laut.
Setelah aku turun ke dasar laut, aku pun memasukkan Kraken dan Worm ke dalam Box Kuma, lalu kembali ke atas tebing.

「Aku gak ingin orang lain tahu soal tas item ini, jadi tolong rahasiakan ini ya.」

「Soal itu, tentu saja. Setelah air lautnya terkuras, pemandangannya jadi menakjubkan ya.」

Dengan lenyapnya air laut di dalamnya, kami bisa melihat dengan jelas barisan patung Kuma berbahan tanah yang berdiri kokoh.

「Sekarang aku akan menyingkirkannya.」

「Tunggu dulu.」

Kakek Kuro menghentikanku.

「Bisakah kau biarkan begini saja?」

「Kenapa?」

「Supaya kami tidak melupakan kejadian ini. Seiring waktu berjalan, ingatan orang-orang akan memudar dan akhirnya mereka akan melupakannya. Lupa dengan bantuan yang Nona berikan, dengan kemunculan Kraken, dan dengan mereka yang tewas di lautan.」

Sebenarnya aku benar-benar tidak ingin meninggalkan jejak, jadi aku ingin sekali menyingkirkannya, tapi aku tidak tega menyingkirkannya kalau kakek ini sudah berkata demikian.
Aku pun menyetujui permintaan kakek itu.

「Jadi, di mana kau ingin memproses Kraken ini?」

「Hmm. Bagaimana kalau di pantai berpasir di dekat sini?」

「Aku setuju. Kalau ada yang bertanya bagaimana kita mengangkutnya ke sana, kurasa orang akan puas kalau kita menjawab berkat sihir Yuna.」

Oleh sebab itu, aku pun memindahkan Kraken dan Worm dari tebing ke pantai berpasir terdekat.
Kedua monster ini sudah direbus dengan mantap.

「Di sini ada air laut, jadi akan lebih mudah membersihkannya. Aku akan memanggil semua orang, saat ini seharusnya mereka sudah selesai menangkap ikan.」

「Aku juga akan memanggil staf Guild yang bisa memproses monster.」

Kami pun kembali ke kota bersama si kakek yang gugup karena menunggangi Kumayuru.
Aku tidak tahu akan memakan waktu seberapa lama bila si kakek itu kubiarkan berjalan kaki.

「Nona, pengalaman ini benar-benar berharga. Aku tidak pernah mengira bisa berkesempatan menunggangi Kuma di usiaku yang sudah setua ini. Kalau begitu, aku akan langsung pergi ke pelabuhan.」

「Aku akan pergi Guild Petualang.」

Mereka berdua pun pergi menuju tujuan masing-masing.
Sekarang tinggal aku seorang diri, dan aku bingung ingin melakukan apa, tapi kemudian Lanya-san datang menghampiri.

「Lanya-san, selamat pagi.」

「Pagi, Yuna-chan. Terima kasih ya.」

「Aku melakukannya cuma demi diriku sendiri kok.」

「Yuna-chan sudah berkali-kali membantu kami. Di gunung bersalju, bahan makanan, perampok, hingga Kraken. Oh iya, apa yang akan kau lakukan dengan Kraken itu? Kemarin aku sudah pergi melihatnya, tapi kau tidak akan membiarkannya seperti itu terus, 'kan?」

「Sekarang kakek nelayan Kuro-san pergi ke pelabuhan untuk mengajak orang-orang memproses Kraken. Atla-san juga pergi ke Guild Petualang untuk mengumpulkan lebih banyak orang.」

「Kau akan memprosesnya?」

「Aku sudah memindahkannya ke pantai berpasir, jadi setelah selesai diproses nanti, aku akan memberikannya pada penduduk kota untuk dimakan.」

Dengan Worm sebagai pelengkapnya.
Sudah tentu aku tidak akan memakannya.

「Kalau begitu, aku juga harus pergi. Kuro-san pergi ke pelabuhan, jadi aku akan mengumpulkan para wanita. Sampai jumpa di sana ya, Yuna-chan.」

Lanya-san pun beranjak pergi.


<< Sebelumnya Berikutnya >>
Daftar Isi

2 komentar: